Mereka berhenti di tengah tengah hutan, rembulan makin terlihat jelas di atas sana. Nafisah bahkan sudah meminum airnya sampai tandas, dirinya tidak pernah berjalan sejauh ini. sudah hampir 3 jam mereka mengikuti langkah Nandra kedalam hutan. Tapi mereka bahkan tidak menemukan Game yang dimaksudkan kakak pembimbing mereka itu. Nandra terdiam dan mulai menghitung-hitung Bintang dilangit.
Nafisah bahkan hanya memandang acuh tak acuh ke arah pembimbing sinting didepannya ini.
"Nafisah kau tau? Saat tadi kau berhadapan dengan harimau, kak Nandra sengaja naik ke atas pohon besar yang terdapat ular yang kau lihat tadi. Kak Nandra mengatakan bahwa ular itu adalah musuh besar sang harimau di dalam hutan ini, bahkan katanya kak Nandra mereka berdua seperti memiliki wilayah kekuasaan sendiri. Tepat kau berdiri tadi adalah batas kekuasaan mereka, kau beruntung bisa selamat karena bantuan Kak Nandra. Jadi jangan salahkan dia bahwa dia penakut, dia hanya ingin menolong dirimu tanpa melukai siapapun". Rosebell yang berbisik di telinga Nafisah, Nafisah bahkan hampir terceguk karena fakta yang ada. Nafisah melirik ke arah Rose kemudian ke arah kak Nandra. Jadi dia itu sebenarnya menolongku?. ucap Nafisah dari arah matanya ke Rose.
Rose mengganguk dan tersenyum..
Benar saja.. Nafisah ini memang bodoh..
Benar benar bodoh dan memalukan, bagaimana bisa Nafisah marah-marah ke arah kak Nandra. bukanya mengatakan terimakasih?
"Semuanya, seingatku di sekitar pohon disini. ada peralatan untuk membuat tenda dan yang lainnya. kalian harus mencari disetiap pohon, karena game ini tidak mudah. Barang-barang diletakan secara acak dan juga menyatu dengan alam sekitar. Ingat.. perhatikan baik-baik, jika kalian ingin berteduh di bawah atap yang hangat dan dibalik selimut tebal serta makanan pengisi perut kalian". Setelah Nandra mengucapkan itu, kami berlima mulai mencari-cari peralatan untuk berkemah. entah Nandra tau darimana bahwa disekitar sini semua itu berada. Nafisah yang merasa malu atas sikapnya, akhirnya menghindar dari kak Nandra dan selalu memepet pada Nasmira.
Mereka secara tidak sengaja menjadi 3 bagian yang berbeda, Nafisah dengan Nasmira, Rosebell dengan Steve, dan Adell yang diikuti oleh Nandra.
Mereka Mencari apapun yang memang bisa ditemukan untuk membuat Api unggun, alat masak, tenda, dan juga alas untuk tidur. Nafisah dan Nasmira saling terdiam dan membungkukkan badan menggiring banyak daun kering yang menutupi Tanah.
"Kau merasa bahwa kita hanya mencari sesuatu yang sia-sia Nasmira?" Tanya Nafisah yang sudah mulai kelelahan, padahal mereka baru membungkuk tidak ada 5 menit.
"Menurutmu bagaimana? namanya juga Game. kita harus ikuti permainannya, ya semoga saja kita bisa tidur malam ini dengan nyenyak",. kata Nasmira yang sudah berjalan ke sisi berbeda. Nafisah yang melihat itu hanya menepuk nepuk tanganya dan mulai memperhatikan sekeliling. Teman temanya sibuk mencari apa yang dikatakan kak Nandra.
Tapi apakah benar di tempat ini ada semua alat alat itu? Kak Nandra yang wajahnya begitu yakin, dan Nafisah yang merasa ini hanya sebuah kesia-siaan.
Nafisah memikirkan lagi kata kata kak Nandra yang mengatakan bahwa semua barang terletak secara acak dan menyatu dengan alam?
Dengan alam?....
Bagaimana bisa menyatu dengan alam? memangnya peralatan tenda itu bunglon apa?
Akhirnya Nafisah mulai meraba pohon demi pohon, dan merasakan bahwa setiap pohon di sini tidak memiliki jenis yang sama. Ada batang pohon yang rentan untuk patah dan ada batang pohon yang sangat kokoh. Dedaunannya juga ada yang terlihat lebar dan ada yang kecil kecil. Bahkan Nafisah dapat menemukan pohon kelapa beberapa batang disini. Pohon apel yang buahnya tidak terlalu terlihat karena warnanya hijau.
Serta banyaknya ranting dan daun kering disekitar. Menyatu dengan alam...
"Teman teman, berhentilah mencari!". Teriak Nafisah yang membuat teman-teman berhenti.
"Ada apa Nafisah?" Tanya Steve yang bingung melihat Nafisah berjalan ke tengah dan menatap mereka satu persatu.
"Kemarilah.. ada sesuatu yang ingin kukatakan". Teman teman Nafisah yang merasa ini serius akhirnya berjalan ke arah Nafisah dan berdiri melingkari Nafisah. Bahkan Nandra menunggu dengan tenang apa yang akan di katakan Nafisah.
"Kalian ingat ucapan kak Nandra? bahwa semua ini adalah game?". Tanya Nafisah memulai pembicaraannya.
"Ya lalu?". Jawab mereka serempak..
"Dan kak Nandra juga mengatakan bahwa semua peralatan tenda menyatu dengan alam dan terpencar". Ujar Nafisah lagi. Menunggu reaksi mereka yang merasa Nafisah hanya membuang-buang waktu dengan mengatakan hal yang sudah di katakan oleh kak Nandra.
"Intinya saja Nafisah". Kata Adell yang sudah tidak sabar.
"Lihat kesekeliling kalian, peralatan tenda dan semuanya memang tersebar di sini dan menyatu dengan alam. tapi mungkin peralatan yang kita pikirkan, berbeda dengan apa yang kak Nandra pikirkan.. Bagaimana bisa peralatan tenda seperti besi dan penyanggah, atau kompor, serta selimut bisa menyatu dengan alam? Tidak mungkin kan?.. karena sebenarnya semua benda itu tidak ada disini, Kak Nandra mengatakan peralatan tapi bukan peralatan sesungguhnya. ini Game! Pikirkan baik baik.. Tidak ada Game yang mudah! Game ini adalah mengasah kemampuan otak kita untuk berpikir dengan logika yang ada di sekitar". Teman teman Nafisah mulai tertarik dengan perkataan Nafisah yang memang benar adanya.
"Lalu?". Tanya Nasmira yang tidak berhenti memandangi Sekitar.
"Disini ada pohon yang batangnya bisa kita jadikan penyanggah untuk membuat tenda, lalu genteng dan alasnya kita bisa mengambil daun daun lebar atau daun kelapa. Untuk makanan, kalian dapat melihat pohon apel yang berbuah lebat namun warnanya hijau, tidak terlalu terlihat jika dari jauh. setelah itu untuk penghangat malam ini, banyak ranting dan juga dedaunan yang bisa kita bakar untuk membuat api unggun. itu semua adalah peralatan yang terpencar dan menyatu dengan alam. inilah game sesungguhnya". Ujar Nafisah dengan tersenyum lembut ke arah teman temannya.
Teman teman Nafisah tertawa lalu mulai memberikan dua jempol mereka ke hadapan Nafisah.
"Kau hebat Nafisah..." Ujar mereka semua secara bergantian. Nafisah senang bahwa dirinya bisa memenangkan Game ini.
"Nafisah benar, semua yang kukatakan sudah diwakilkan oleh Nafisah.. ini adalah Game, dan kalian harus mencari cara untuk menang.. sekarang kalian sudah menang dan bisa membuat Tenda untuk tidur kalian malam ini, ayo sekarang lakukan semua pekerjaan kalian. agar kita bisa beristirahat dan melakukan perjalanan lagi esok hari". Kak Nandra menepuk tanganya dua kali, dan mereka berlima langsung melakukan semua pekerjaan untuk menghangatkan mereka malam ini.
Nandra tersenyum salut ke arah Nafisah, belum ada siswa yang mampu memenangkan Game ini hanya dalam kurung waktu 10menit. biasanya para siswa harus diberikan clue dan mencari-cari hampir dua jam lebih lamanya. namun sekarang permainan ini dipecahkan oleh Nafisah yang hanya dalam hitungan menit..