Seorang pemuda sedang duduk arah dimana semua keluarganya berkumpul. Ia adalah seorang anak dimana ditinggal oleh orang tua kandungnya saat masih kecil, dan ia dibesarkan oleh kakaknya.
Kini, kakaknya itu sudah menikah dan memiliki anak yang sudah lumayan besar. Dari sinilah cerita tentang mereka dimulai.
Saat sedang melamun tiba-tiba seorang pemuda melihat adiknya yang sedang termenung dan dengan sengaja ia mendekati untuk mengagetkan adiknya tersebut.
"Heh! Ngelamunin apaan? Diem-diem bae" kagetnya pada pemuda tersebut yang merupakan adiknya. Sementara itu, pemuda tersebut hanya menggelengkan kepalanya untuk jawaban dari kakaknya itu.
"Nggak, gaada apa-apa" sambungnya setelah menggelangkan kepalanya.
"Kenapa? Tumben banget menyendiri" celetuknya dan mendapat tatapan tajam dari adiknya itu.
"Oke-oke ngga nanya lagi" pasrahnya
"Junlin! Zhenyuan! Kemarilah!" teriak seorang laki-laki dari seberang sana. Memang sekarang Zhenyuan dan Junlin sedang berada di outlet makanan yang bersebrangan dengan tempat duduk lelaki yang meneriaki namanya tadi.
Kemudian akhirnya Zhenyuan dan Junlin pun menghampiri lelaki yang telah memanggilnya tadi dan mendudukkan dirinya di tempat duduk yang tersedia disana.
"kenapa ge?" tanya Zhenyuan begitu duduk disamping Junlin dan lelaki tersebut.
"Kenapa emangnya?" watadosnya kepada Zhenyuan dan Junlin yang melihatnya hanya mendengus pelan.
"Bukannya Chengxin ge tadi manggil kita kan? Teriak-teriak dari sini, udah tau jarak dari sini ke seberang sana lumayan jauh juga, tetep aja teriak" sahut Junlin membuat Chengxin langsung paham.
"Ooo, itu cuma manggil kalian biar kesini" santai Chengxin membuat Zhenyuan dan Junlin mendengus kesal.
"Baba, bunda mana? Bukannya tadi disini?" celetuk seorang perempuan yang memakai hijab kepada Chengxin secara tiba-tiba. Dan dia bernama Ding Xiao Reva, tetapi biasanya ia dipanggil Reva oleh semuanya.
"Bukannya tadi nyari kamu sama jiejie mu ya?" Tanya Chengxin balik.
"Lah baba gimana sih, tadi tuh bunda pamitan ke aku buat pergi ke baba. Katanya mau ambil hp ku" bingung Reva.
Chengxin yang sama-sama bingung pun mencoba menelfon Raeji; istrinya. Dan juga, karena berhubung sinyal hp milik Chengxin kurang bagus jadilah hp Haoxiang; adiknya kena sasaran.
"Xiang, hp bentar dong. Istri ilang nih" pinta Chengxin dan dibalas haoxiang dengan memutarkan bola matanya malas.
"Untung punya gege yang begini modelannya cuma satu, udah tau bini ilang malah masih santai disini. Hadehh!" memberikan hp nya kepada Chengxin yang dibalas cengiran.
Saat baru saja ingin menelfon, datanglah Raeji dan juga Jessica yang secara kebetulan datang bersamaan.
Perlu diketahui bahwa Chengxin menikah dengan Raeji memiliki beberapa anak. Urutan dari anak pertamanya ialah: Fany, Jessica, Reva, Rara, Zhixin, Delia, Xinhao, dan juga Zhang Ji. Dan yang pastinya paling tua ialah Ding Fany.
"Bun, darimana sih? Daritadi dicariin juga, Reva nyariin bunda juga tuh" kesal Chengxin kepada Raeji.
"Kan bunda tadi habis beli minuman bentar, lah ini kebetulan ketemu si Jessi yaudah bunda suruh kesini juga. Daripada ntar hilang kan, nyarinya gimana coba?" jelas Raeji kepada Chengxin. Sedangkan saudaranya yang lainnya? Hanya diam dan melihat kedua pasangan suami istri yang sedang berdebat itu. Ya, kecuali saudaranya yang satu itu selalu saja banyak bicara. Siapa lagi kalau bukan Zhenyuan.
"Drama sang pasutri, jreng...." celetuk Zhenyuan dan langsung mendapat jitakan oleh Jiaqi dari belakang.
"Diem deh lo Zhen, nggak bisa ngontrol mulut bentaran gitu yak?" Kesal Jiaqi terhadap Zhenyuan yang malah tersenyum dan nyengir ke arah Jiaqi.
"Monmaap nih mulut dah terlatih ghibah soalnya ge" ujar Zhenyuan dengan pede nya.
"Terlatih kok ghibah, emang pada dasarnya tuh mulut aja yang cocok buat ketua lambe Turah" cerocos Jiaqi tidak terima.
"Tau ah, gue mau nyari Upin sama Ipin dulu, Babay!" Zhenyuan berjalan ke arah selatan dimana ada Yaowen dan Yaxuan yang sedang bermain berdua.
***
Saat beberapa menit Zhenyuan menghilang dari tempat ini dan berjalan menuju Yaowen dan Yaxuan, Chengxin mencoba untuk mengusulkan pulang karena berhubung hari pun sudah mulai menjelang malam.
"Yaudah pulang aja, nih kayaknya semuanya pada capek tuh" usul Chengxin dan disetujui oleh semuanya.
"Ge gue mau beli makanan bentar sama haoxiang" pamit Junlin kepada Chengxin.
"Yaudah, ditungguin di parkiran aja. Jangan lama-lama juga" balas Chengxin menyetujui perkataan Junlin.
"Oke ge!" Sahut Junlin yang mengacungkan jempol ke arah Chengxin dan ditarik pergi oleh Haoxiang, karena Haoxiang sudah mulai haus.
Dua puluh menit berlalu namun masih belum ada tanda-tanda dari semuanya untuk berkumpul kembali ke parkiran. Jessica yang sejak tadi menahan bosan mati-matian pun akhirnya meminta izin ke Chengxin supaya pergi ke arah Yaowen dan Yaxuan yang sedang bermain.
"Baba, Jessi mau ke Owen sama Yaya bentar ya? Boleh kan?" Pinta Jessica dengan puppy eyes nya.
"Yaudah buruan, sekalian ajak mereka pulang keburu malem ini" final Chengxin mengajak Raeji dan juga Reva pergi ke parkiran bersama.
Jika menanyakan dimana Jiaqi, maka jawabannya ialah menjadi ekor Jessica. Karena takut Jessica hilang seperti kemarin-kemarin saat pergi ke pasar malam dengannya, baru saja dibiarkan membeli minuman. Eh, hilang! Jadilah jiaqi mencari hingga sampai pulang jam 7 lewat 40 menit saat itu. Untung saja Chengxin belum sampai rumah saat itu, kalau tidak? Bisa habis jiaqi.
***
"AWAS JATOH!" Teriak Zhenyuan.
Braakkk
"Aduh!" Ringisnya
"Kan tadi udah dibilangin awas jatoh, masih aja jatoh" cerocos Zhenyuan saat baru saja datang menghampiri Yaowen dan Yaxuan.
"Gege mah, bukannya bantuin gue, malah ngomel-ngomel disitu" ucap Yaxuan melihat tangannya yang berdarah.
"Sini sini, bangun" ajak Yaowen membantu memapah Yaxuan untuk pergi ke tempat duduk dekat ayunan.
"Mana yang lain ge?" Tanya yaowen.
"Semuanya di-" ucapan Zhenyuan terpotong oleh seseorang yang baru saja datang dan diikuti seseorang yang lain dibelakangnya.
"Chengxin, Raeji sama Reva ke parkiran" potong Jiaqi yang datang dengan Jessica dibelakangnya.
"Oh gitu" paham yaowen menganggukkan kepalanya.
"Kebiasaan, suka motong omongan orang," kesal Zhen dibalas acuh oleh Jiaqi.
"Eh bentar, berarti sekarang pulang dong?" Tanya Zhen dibalas anggukan oleh Jessica dan Jiaqi.
"Yaudah pulang aja yuk ge, ini Yaya juga biar diobatin sama jie Fany dirumah nanti." Jelas Jessica disetujui oleh semuanya termasuk Zhenyuan yang sebenarnya tidak ingin pulang secepat ini.
Akhirnya mereka berlima pun pergi menuju parkiran dan sudah mendapati Junlin serta haoxiang yang telah mendapatkan minuman. Kemudian mereka semuanya menaiki mobil dan pulang menuju rumah.
Saat sampai dirumah, semuanya menuju kamarnya masing-masing. Dan beberapa mengerjakan tugas sekolahnya yang belum selesai.
Saat Fany sedang mengerjakan tugasnya, tiba-tiba Yaowen masuk kamarnya dan sontak saja itu membuat kaget Fany.
"Jie!"
"Innalilahi, Owen!! Dateng ke kamar jiejie tuh ketuk dulu pintunya. Kebiasaan deh" kesal Fany.
"Ehehe ya maap jie" ujar Yaowen dengan cengirannya.
"Kenapa disini?" Tanya Fany membetulkan duduknya.
"Itu, Yaya habis jatoh. Minta tolong dong obatin, hehe" Ucap Yaowen kepada Fany yang memasukkan alat tulisnya ke dalam tumpukan buku.
"Yaudah, mana Yaya? Suruh kesini aja" ujar Fany dibalas anggukan oleh Yaowen.
"Oke jie, xiexie " ucap Yaowen melangkahkan kakinya kaluar kamar Fany.
Tbc.