Aku tiba di kamar dan tak lupa juga menguncinya. Sebab aku tidak mau Bara masuk ke kamar ini. Aku ingin sendiri. Aku ingin menenangkan diriku. Aku lelah mendengar semua omong kosongnya. Aku butuh istirahat. Aku segera membaringkan tubuhku di kasur. Saat itu, ketika aku hendak memejamkan mataku, aku mendengar suara pintu terbuka.
Sial!!! Aku lupa. Bara memiliki kunci cadangan. Pantas saja, dia bisa masuk ke dalam kamarku. Kudengar langkah kakinya semakin mendekat ke arahku. Aku pun pura-pura tidur dan dapat aku rasakan, Bara duduk di sisiku. Untungnya, saat ini, posisiku membelakangi Bara. Jadi, dia tidak akan tahu bahwa aku pura-pura tidur. Namun, sialnya, dia justru mengelus rambutku.
Sial. Aku tidak suka. Dia dengan bebas menyentuhku. Oh Tuhan. Kapan penderitaanku berakhir? Aku ingin dia segera pergi dari kamar ini. Sungguh, aku tidak nyaman bersama Bara. Doaku terkabul. Kurasakan ada pergerakkan. Bara telah pergi. Terbukti dari suara pintu.