Apakah aku harus bersama Bara? Menerimanya dalam hidupku. Lalu, menjalani hidupku seperti biasanya. Mampukah aku melakukan itu?
"Aku mencintaimu," ucapnya menatapku. Kenapa tatapan itu? Sangat menyentuh untuk pertama kalinya. Aku seperti merasakan bahwa dia tulus mengatakan itu. Air mata itu sedikit membuatku percaya kepadanya. Seorang Bara Bramantyo Jackson menangis untukku. Aku sedikit tersentuh dan bersalah kepadanya. Kenapa aku tidak mencoba memaafkannya? Lalu, mencoba hidup baru bersamanya.
Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu. Hidupku sudah hancur karna dia. Ini bukan cinta. Dia tidak ingin kehilangan mainannya saja.
"Jika kau mencintaiku, biarkan aku pergi." Tatapku memohon dalam dekapannya. Namun, Bara geleng kepala dan menatapku tajam. Sorot matanya seperti pisau tajam menusuk jantungku. Bahkan, air mata itu tidak mengalir lagi.
