Waktu berlalu begitu saja, selama dua jam pelajaran dihabiskan untuk perkenalan. Melihat antusiasme para murid buk diana hanya tersenyum dan membiarkan mereka saling mengelan dan lebih akrab. Hingga akhirnya lonceng berbunyi, waktu istirahat telah dimulai. Buk diana segera menutup kelasnya, tak lupa juga mengingatkan arya agar sepulang sekolah datang ke ruang guru.
"baiklah anak-anak, untuk hari ini segian dulu. Minggu depan kita lanjutkan pelajaran sebelumnya. Juga untuk arya jangan lupa nanti sepulang sekolah datang ke ruang guru." Lalu kemudian buk diana berjalan meninggalkan kelas.
Anak-anak bersorak, hanya arya yang terlihat lesu. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi, juga ia merasa lelah setalah dihukum berdiri selama jam pelajaran dengan buk diana.
"yok ke kantin" jo berjalan kearah arya dan menepuk bahunya. Arya yang masih dalam lamunan terkejut.
" hah kalian duluan aja, aku capek, ntar nyusul" lalu arya melambaikan tangannya mengisyaratkan jo agar pergi.
"hmm jangan kebanyakan ngelamun ntar kesurupan dedemit baru tau" jo pergi meninggalkan arya dengan tertawa.
Melihat hal itu Arya hanya tersenyum tipis, tidak memperdulikan sekitarnya dan kembali masuk kedalam pikirannya. Ia kemudian memilah-milah informasi apa yang apa yang telah terjadi kepadanya.
"bukannya aku sakit, trus tiba tiba kehilangan kesadaran. Lalu kenapa aku bisa bangun pas masa SMA?. ini mimpi, tapi rasa sakitnya kok beneran, dan seharusnya aku bangun kalo ngerasain sakit. Ahhh" arya yang bingung mengucek-ngucek rambutnya hingga berantakan. Airin yang melihat arya seperti orang gila, pergi menghampirinya.
"hai.." suaru lembut airin terdengar ditelinga arya. Mendengar hal itu arya langsung merapikan rambutnya dan membalas sapaan airin "hai rin...". Sekilas melihat sikap arya, airin sedikit mengernyitkan kening.
"Kamu gak papa kan" Airin bertanya dengan ekspresi khawatir.
"ahh, gak papa kok, kamu gak ke kantin?" kemudian arya tersenyum kepada airin.
"itu.." airin bingung mau menjawab bagaimana. Sebelum airin selesai menjawab arya kembali bicara.
"masih ada waktu, ayok kekantin, aku tau roti kesukaan mu" kemudian arya menarik lengan airin. Airin bingung dan tidak bisa merespon tindakan arya dengan benar. Akhirnya mengikuti arya menuju kantin.
Selang beberapa saat akhirnya airin menarik lengannya yang digandeng arya. Hal itu membuat arya menjadi salah tingkah, ia sadar kalo saat ini mereka baru dipertemukan. Meskipun kehidupan arya sebelumnya meraka menjadi pasangan. Dengan canggung arya tersenyum ke arah airin.
"maaf ya, aku..." belum selasai bicara, airin memotong perkataan arya.
"kamu bilang, kamu tau roti kesukaan saya" airin memasang ekspresi serius diwajahnya. Arya dengan gugup menjawab.
"ah... ituu.. maksudnya mungkin" kemudian arya menggaruk-garuk kepalanya. Kemudian arya mengajak airin melanjutkan perjalanan menuju kantin.
***
Selang beberapa saat akhirnya mereka mencapai kantin.
"kesini biar aku yang teraktir" kemudian arya membawa airin menuju konter penjualan.
"mbok, roti rasa kacang ijo 2, sama teh 2" arya dengan lancar memesan apa yang mau dbelinya. Tak berselang lama arya mendapatkan apa yang dipesannya. Kemudian ia berjalan kembali kearah airin yang sedang duduk dikursi sambil menunggu.
"ni, cobain" kemudian arya memberikan sebuah roti, dan air teh manis kepada airin.
"mmm, enak makasih ya" airin tersenyum kepada arya.
Ketika mereka asik mengobrol jo datang menghapiri mereka, kemudia langsung mengejek arya.
"ehmm, gercep ya. Pantas teman ngajak gak tanggepin. Ternyata pertemanan cuman sebatas wanita. Ada wanita teman hilang" jo menyengir ke arah arya. Arya yang melihat jo datang hanya bisa senyum-senyum sambil menggaruk kepala karena malu.
"ehmm, kebetulan aja, ahh dah mau masuk kelas, yaudah kekelas lagi" arya yang salah tingkah dan gak tau mau melakukan apa akhirnya mengajak mereka kembali ke kelas.
***
Waktu berlalu, jam pulang berdering, anak-anak semunya pulang, kecuali beberapa yang masih memiliki urusan baik kegiatan ekskul maupun yang lain. Termasuk arya yang mendapat hukuman dan dipanggil keruang guru setelah pulang sekolah.
Ruang guru terpisah dengan gedung belajar. Arya selalu menikmati pemandangan sekolah, taman yang penuh dengan pohon dan bunga, menambah kesejukan udara sekitar. Biasanya arya dan teman-temannya akan nongkrong sebentar sebelum kembali ke rumah masing-masing. Kali ini arya harus pulang sendirian karena masalah yang dibuatnya pagi ini.
Diruang guru buk diana sudah menunggu arya, dengan memasang senyuman dan penggaris di tangannya ia menatap arya.
"kamu sudah datang, duduk" buk diana langsung memerintahkan arya agar duduk didepannya. Arya dengan pasrah duduk di depan buk diana, menunduk takut melihat wajah buk diana.
"ada apa buk manggil saya" arya dengan lembut berbicara
"arya, ibuk tau keluarga mu baru-baru ini ada masalah, tapi bukan berarti kamu menjadi gak terkendali, menghina guru semacamnya, dulu tu kamu anak yang baik, suka bantu kawan, aktif dikelas maupun ekstrakulikuler, jadi ibu harap kamu bisa berubah jadi baik lagi, pikirkan masa depan oke" buk diana dengan lembut berbicara kepada arya.
"iya buk, saya minta maaf" terlihat ekspresi bersalah di wajah arya.
"baiklah jangan diulangi" kemudian buk diana menyuruh arya pulang begitu saja.
Arya pulang kekosannya, iya tingga disana bersama jo dan budi. Jo dan budi yang sudah dirumah terlebih dahulu melihat arya masuk kerumah dengan wajah kusam, mulai mengejek Arya.
"gimana panjang ya buk diana nyemprot lo, heeehehe" kemudian mereka berdua tertawa.
Arya yang lelah, terus berjalan kekamar dan langsung berbaring dikasurnya tanpa peduli dengan apa yang di katakan jo dan budi padanya.
"mungkin setelah tidur aku bakalan bangun dari mimpi ini" kemudian siang itu arya langsung pergi tidur tanpa peduli dengan keributan diluar.