"Saya berjanji untuk tidak membuka rahasia keluarga Hung. Tidak kepada orang tua, saudara maupun istri. Saya tidak akan membuka rahasia ini untuk uang. Saya siap mati oleh pedang-pedang tajam bila saya melakukan itu"
Satu penggalan sumpah dari 36 sumpah yang wajib diucapkan anggota baru Triad. Hanya satu sumpah dan sekarang sudah tidak berarti lagi. Terlalu banyak kerakusan dan kemunafikan. Semua berjalan sendiri. Menghancurkan peninggalan kuno yang agung ini demi dapurnya sendiri. Begitu kata Chandra Widjaja pada Alex 20 tahun yang lalu. Saat itu mereka sedang menikmati indahnya suasana Puncak di Cianjur. Chandra baru saja meresmikan hotel terbarunya yang bernuansa Eropa hari itu.
Periode 2010 memang saat terendah bagi organisasi Triad di Asia. Polisi nampaknya sudah menemukan senjata ampuh untuk menghentikan organisasi kriminal terbesar di Asia itu. Caranya gampang saja. Mereka cukup mengadu domba pemimpin Triad yang terpecah. Lalu mengancam mereka dengan penjara. Kemudian ditawari kebebasan dengan bayaran berupa pemberian informasi atau bekerjasama dengan Polisi. Mengaku bersalah alias Plead Guilty.
Triad bukan organisasi kriminal!
Sergah Chandra sebelum meneruskan ceritanya kepada Alex. Triad adalah organisasi kekeluargaan yang bertujuan melindungi diri. Jika terjadi penyelewengan maka itu adalah oknum. Hal itu dapat terjadi diorganisasi apapun.
Termasuk politik. Tekan Chandra.
Alex hanya diam. Orang akan melihat apa yang ingin dia lihat. Lagipula tidak ada gunanya mendebat kliennya disore yang indah ini. Apalagi cerita Chandra sangat menarik untuk didengar. Alex pun kembali menyimak.
"Jimmy Wan itu temanku. Asalnya dari Guangdong" ujar Chandra melanjutkan ceritanya.
"Dari hanya koki kapal akhirnya dia menjadi pemimpin klan 888B yang menguasai bisnis di Eropa. Shanghai Star dan Blue Orchid bahkan sempat tunduk ke Jimmy" kenang Chandra.
Alex memicingkan mata. Beberapa nama itu terdengar asing. Kalau Triad saja mungkin sering dengar.
"888 B? Blue what?" Alex bingung. Chandra tertawa sambil membenarkan letak duduknya.
"B untuk Beijing. Kalo 888 itu angka hoki" jawabnya bersemangat sambil menjumput anggur dihadapannya.
Memang tidak banyak yang tahu tentang keberadaan klan Triad ini. Padahal bisa dibilang mereka ini sudah menyebar diseluruh dunia. Menguasai hampir semua aspek kehidupan. Berdiri dibelakang setiap bisnis baik itu legal maupun ilegal. Diam sambil menunggu kesempatan terbaik untuk mencaplok setiap kesempatan.
"888B, Blue Orchid dan Red Dragon adalah beberapa klan Triad dengan anggota terbesar didunia" jelas Chandra.
"Jadi sebetulnya sebuah keuntungan besar bagi Jimmy bisa bekerjasama dengan mereka" lanjut Chandra kembali ke pembahasan semula.
Kemudian ia menghela napas.
Menjadi kaya memang impian semua orang. Namun tidak banyak yang tahu jika harganya seimbang dengan pengorbanannya. Terutama saat melihat temannya mati satu persatu tanpa bisa dicegah.
"Sayang Jimmy serakah. Dia menjual temannya ke Polisi. Akhirnya Jimmy mati ditebas orang didepan rumahnya sendiri" ujar Chandra dengan suara pelan.
Masih terbayang dibenaknya ketika ia harus menahan usus yang memburai dari perut Jimmy. Ia tidak dapat berbuat apapun sementara pembunuh itu dengan santai pergi dari halaman depan rumah sambil tertawa. Bisnis Chandra bisa hancur jika ia ikut campur. Tapi Jimmy adalah temannya. Saat itu Chandra cuma bisa menangis.
"Itulah yang membuat Triad hancur. Mereka saling hajar satu sama lain"
Mereka terdiam lama. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Alex mengetuk-ngetukkan cerutunya yang besar. Lalu spontan ia bertanya. "Bapak sendiri Triad?" ujar Alex sambil menghembuskan cerutunya. Chandra mendelik.
"Kami para naga bukan Triad!" sergahnya.
Banyak orang salah paham. Setiap pebisnis sukses keturunan Cina pasti dianggap punya keterkaitan dengan Triad. Padahal teritori bisnisnya berbeda jauh. Tentu ada pembagian kue yang wajib dihormati satu sama lain. Suka tolol emang orang-orang ini. Batin Chandra setiap waktu.
"Tapi kehancuran mereka tentu akan berpengaruh ke seluruh bisnis didunia. Akan muncul organisasi lain yang tidak kami kenal" ujarnya lagi sambil mengunyah buah pir.
"Politisi busuk akan memanfaatkan mereka dan akhirnya membuat bisnis kami berkurang bahkan mati" lanjutnya menerawang.
Alex menganggukkan kepala. Memang benar. Seperti prinsip bagi kue. Kita berikan kepada orang yang kita kenal. Anak dan istri. Ayah dan ibu. Kakak dan adik. Diberikan dengan semangat kekeluargaan.
Tentunya banyak yang menginginkan dan mengincar kue itu. Jika diambil orang lain maka otomatis mereka pun akan menyerahkan potongan kue itu ke orang yang mereka kenal. Begitu seterusnya. Sampai akhirnya kue itu habis dan hilang tak berbekas.
"Mark Cheong tidak bisa berbuat apapun?" tanya Alex kemudian.
Mark Cheong adalah politisi kenamaan asal US yang sudah menjadi rahasia umum merupakan grand master-nya Triad. Dia mengontrol bisnis Triad dari US keseluruh dunia. Tiba-tiba Chandra tertawa. "Dia bahkan bukan 415" gelaknya.
"415?" ujar Alex dengan kening berkerut.
Chandra mendehem kemudian mengeluarkan tabletnya dan menunjukkan sebuah file.
489
↓
438 ← 438 → 438
↓
415 ← 426 → 432
↓
49 → 25
"Wow..." gumam Alex melihat deretan angka yang belum pernah dilihatnya itu.
Terlihat dihadapannya penjelasan dalam tulisan Cina. Aura mistis segera terasa. Sebuah sejarah kuno yang tidak akan diajarkan sekolah manapun.
"Angka 489 ini adalah grand master. Sang kepala naga atau Shan Chu. Dia dipilih untuk memimpin klan. Dikenal juga dengan sebutan The Mountain Master"
"Dialah hukum yang berjalan" ujar Chandra dengan kacamata bacanya yang turun sampe kehidung. Ia senang memperhatikan Alex yang semangat mempelajari dunia baru ini.
"Kemudian angka 438. Posisinya dibawah grand master. Namun ketiganya sejajar. Mereka saling membantu untuk memberikan masukan kepada grand master".
"Ini Fu Shan Chu" tunjuk Chandra pada angka 438 disebelah kiri. "Posisinya mirip dengan fungsi sekretaris jenderal disetiap organisasi"
"Kemudian Heung Chu atau Incense Master yang bertanggung jawab atas ritual" tunjuknya pada angka 438 ditengah.
"...dan The Vanguard atau Sin Fung yang tugasnya seperti ketua bidang organisasi" lanjut Chandra menunjuk angka 438 disebelah kanannya.
"Mereka semua adalah tangan kanan San Chu" pungkasnya. Lalu ia berdehem. Kepala berputar ke kanan dan ke kiri. Mencari kue sepertinya. Batin Alex.
Ternyata benar. Sambil menyisip teh Rose Congou yang dihidangkan seorang pelayan, Chandra lalu mengambil sebuah scone dan beberapa dessert manis penuh krim. Ia nampaknya lupa akan penyakit gula yang dideritanya.
Setelah itu ia kembali fokus pada tablet didepannya. Ia menunjuk sebuah angka dibawah 438. Ia nampak bergumam. Menunggu seluruh kue itu masuk ke perutnya yang buncit.
"426 ini adalah Hung Kwan atau The Red Pole. Mereka semua ini jago Kung Fu. Banyak yang punya latar belakang militer. Mereka ini membawahi sedikitnya 50 preman jalanan" jelasnya kemudian.
Obrolan itu terhenti sejenak ketika beberapa waiter hotel menghidangkan beberapa sajian cemilan sore hari. Beberapa kue dan teh nampak dihidangkan. Wanginya sontak menyerbak harum. Tidak lama mereka beranjak kembali ke dapur hotel.
"Ini dia. 415! Temenku banyak nih. Mereka ini yang namanya Pak Tsz Sin" seloroh Chandra. "Alias The White Paper Fan!" celotehnya bersemangat.
Chandra menjelaskan bahwa Pak Tsz Sin ini adalah para penasihat baik keuangan atau hukum. Kebanyakan dari mereka adalah para pemain bisnis sukses dan akhirnya menyumbangkan pikirannya kepada klan mereka.
Jabatan ini bisa turun temurun bahkan sampai ke cucu yang sedari kecil sudah digembleng di sekolah internasional kelas dunia. Bisa dibayangkan betapa kuatnya Triad karena kepiawaian anggotanya. Dan itu berlangsung ratusan tahun lamanya karena sifatnya yang turun temurun.
"Nah...Mark Cheong inilah yang dibayar 415 untuk membela kepentingan Lotus Family di US dan Eropa" jelas Chandra menjawab pertanyaan awal Alex.
Sambil termanggut-manggut Alex mengambil secangkir teh. Teh berwarna kehijauan itu menggugah seleranya. Warna dan wanginya sangat menggoda. Teh apa ini? batin Alex yang hanya tahu teh tubruk buatan ibunya.
"Ingat Hung Kwan?" tanya Chandra tiba-tiba.
Alex yang sedang meminum teh Chamomile sontak tersedak. Ia mencari tissue yang lalu disodorkan Chandra.
"Hung Kwan ini membawahi 432 atau Cho Hai. Mereka ini kepala unit yang biasanya mengorganisir anggota" ujar Chandra tidak menunggu jawaban Alex. Namun Chandra mengerutkan kening. Pengacaranya nampak sibuk mencari sesuatu dimeja.
"Cari apa pak?" tegurnya ke Alex.
"Gula" jawab Alex pendek sambil berdiri menuju meja dihadapannya.
Chandra diam-diam melirik teh yang diminum Alex. Kemudian ia menggeleng pelan. Teh Chamomile adalah teh yang penyajiannya secara panas tanpa campuran apa pun karena memiliki rasa apel yang khas. Campuran gula hanya akan menghilangkan rasa khas teh itu.
"Ok Pak. Bagaimana kelanjutannya?" ujar Alex sambil mengaduk teh itu dengan gula. Chandra menahan diri untuk tidak berkomentar. Ia mencoba untuk kembali fokus terhadap Triad.
"Nomor 49 adalah anggota klan. Biasanya para preman jalanan itu. Uniknya kalau dikalikan maka 4 x 9 adalah 36" ujar Chandra sambil berdehem dan tersenyum penuh arti ke arah Alex.
Triad memang sebuah peninggalan kuno dan warisan leluhur yang sudah berumur ratusan tahun. Rahasia mereka selalu menarik untuk dibahas. Terutama kaitannya dengan angka-angka yang selalu dijadikan referensi serta lambang bagi mereka.
Chandra masih menunggu tanggapan Alex tentang arti angka-angka tersebut. Ia terus tersenyum sambil mengatupkan kedua tangannya dan menatap mata Alex. Tapi pengacaranya hanya menggeleng.
"Memangnya kenapa, Pak?" tanya Alex dengan tatapan ingin tahu.
"36 adalah jumlah sumpah Triad. Mereka memang pion. Tapi justru mereka-lah kekuatan Triad sesungguhnya. Triad tidak akan berjaya tanpa mereka" jawab Chandra sambil tersenyum.
"Terakhir adalah snitch. Mereka adalah informan aparat pemerintah. Mereka diberi simbol 25" tutup Chandra sambil mencomot quiche.
"Kenapa 25?" celetuk Alex tak lama kemudian.
Chandra hanya mengangkat bahu. "Karena tujuh itu dianggap angka keberuntungan" desahnya masygul. Semua ini hanya propaganda demi merekrut anggota baru dengan mengimingi uang dan pujian serta janji-janji akan limpahan keberuntungan bagi masa depan anak-anak muda nakal yang banyak bertebaran di jalanan Cina atau Hong Kong.
Hening cukup lama. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Mencoba menikmati waktu yang berjalan pelan. Suasana hening di Puncak memang menyihir. Tidak aneh Chandra bersikeras membangun ulang villanya untuk dijadikan hotel. Semilir angin sore seperti membawa kita ke zaman kuno yang sepi. Belum lagi dengan lalu lalang masyarakat yang ramah dan sopan.
"489 ini siapa saja?" gumam Alex sambil melihat pemandangan gunung diluar ruangan. Chandra terlihat menggelengkan kepala terlihat muram.
"Itulah masalahnya. Terlalu banyak 489 diluar sana"
"Di Hong Kong saja ada 50 klan Triad dengan anggota sampai 100 ribu dan mereka berperang satu sama lain" "Benar-benar chaos" ujar Chandra.
Alex pernah membaca bahwa memang saat ini terjadi civil war di Cina dan Hong Kong. Perebutan lahan bisnis dilakukan secara kasar dan pembunuhan terjadi dimana-mana. Minggu lalu bahkan sempat terjadi penembakan 35 anggota geng didepan Disneyland. Padahal saat itu sedang banyak pengunjung.
"Tapi saya dengar petinggi mereka mau berkumpul untuk rekonsiliasi. Saya bahkan dengar ada negara yang mau sponsori mereka" lanjut Chandra.
"Negara?" ujar Alex tampak kaget.
"Siapa?" sergahnya tidak percaya.
"Korea Utara" jawab Chandra.
Alex tercengang.
************************
Alex menutup laptop-nya dan kemudian memejamkan mata. Adam belum bangun. Dokter bilang besok akan diobservasi lagi. Sementara Dian baru saja pulang bersama Dhayfa beberapa jam yang lalu.
Alex mengurut keningnya. Ia pun berdiri dan membuka gorden kamar dilantai 9 itu. Terlihat pemandangan mewahnya Jakarta Selatan. Jalan layang nampak masih ramai padahal sudah jam 10 malam. MRT sama saja. Nampak berseliweran menembus malam yang dingin.
Tiba-tiba Alex merasa kecil. Didunia ini banyak hal yang tidak diketahui dan tidak dimengerti. Banyak tangan yang terlibat tanpa terlihat wujudnya. Banyak kebijakan yang terjadi tanpa jelas sumbernya.
Chandra sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Tapi semua ceritanya tentang dunia bisnis hitam sangat memperkaya wawasan Alex. Terutama Triad. Sebuah organisasi kuno yang menjelma menjadi stateless society.
Chandra jugalah yang mengenalkan Edward dan Ang Bun How kepada Alex. Awalnya mereka hanya berbicara untuk kepentingan bisnis semata. Kemudian menjadi sahabat apalagi saat Edward mengadopsi Angel.
Tapi ternyata keduanya adalah petinggi Triad dari klan 888B. Itu pun baru diketahui Alex setelah diberitahu Ang Bun. Dia juga-lah yang memberikan beberapa file untuk diperiksa Alex. Begitu pun dengan Sulaiman Chow yang direkomendasikannya.
"Robert hanya anak manja. Dia tidak mungkin membunuh" ujar Ang Bun kemarin. Ia sengaja terbang dari Hong Kong untuk menemui Alex di Jakarta khusus untuk membicarakan hal ini.
"Tapi semua petunjuk mengarah ke dia" gumam Alex memilah dokumen dihadapannya.
Ang Bun mengangguk tanda setuju. Ia kemudian mengambil air mineral dan diteguknya perlahan. Matanya menerawang. Jujur saja ia pun sempat berperasangka jika anaknya itu yang membunuh Edo. Tapi ia tahu anaknya.
"He's a thug. Nothing more than a cockroach" gumamnya.
"He's weak. He can't even kill a pig. Let alone a human" ujarnya kembali kepada Alex.
"Dijebak?" ujar Alex sambil mengangkat mukanya. Ang Bun mengangkat bahu. "Mungkin" jawabnya sambil mendesah. Pikirannya mengembara kesana kemari.
Ada banyak sekali klan Triad yang tersebar. Belum lagi dengan anggotanya. Namun jika dipersempit maka terdapat lima klan yang mungkin saja menjebak Robert.
888 B
Edward Lauw dan Ang Bun adalah petinggi klan Triple Eight B ini. Mereka adalah "Dai Lo" atau big brother untuk para anggotanya. Pemberi perlindungan, nasihat dan pekerjaan. Semua anggota memuja dan melindungi kedua taipan itu. Mereka berdua adalah penjamin periuk nasi para anggota. Namun dengan anggota sebanyak 20 ribu orang rasanya tidak mustahil bila ada yang benci akan keberadaan mereka.
Selalu ada kemungkinan.
BLUE ORCHID
Rival terbesar klan 888B. Mereka adalah klan terbesar di Hong Kong dengan anggota lebih dari 25 ribu orang. Banyak motif mereka untuk membunuh Edward dan mengarahkan publik untuk menyalahkan Robert. Apalagi mereka menguasai beberapa media nasional. Tapi kenapa? Apa motif mereka? Buat apa?
Jangan lupa bahwa Samuel Chan adalah wakil Edward di dewan United Triads. Sammy yang juga sepupunya.
THE LOTUS FAMILY
Ada sekitar tiga cabang klan ini yang menguasai lahan bisnis. Red Lotus menguasai 90% pelabuhan. Lotus 888 adalah renternir dan perjudian. Sementara Black Lotus itu para tukang pukul disetiap tempat hiburan seputaran Hong Kong.
Tapi Xu Qinghong, grand master Lotus Family, adalah kerabat dekat Edward. Mereka juga memiliki bisnis patungan dibeberapa restoran Cina di Amerika. Rasanya mustahil jika mereka berada dibelakang pembunuhan ini.
RED DRAGON
Di Makau, terdapat julukan "The Four Major Gangs" (四大黑幫). Salah satunya klan ini. Jumlah anggotanya memang tidak sebesar 888 B atau Lotus Family namun Red Dragon merupakan organisasi Triad paling aktif.
Tapi Ang Bun mempunyai hubungan baik dengan klan ini. Sulit membayangkan bahwa mereka terlibat pembunuhan Edward. Lagipula istrinya adalah cucu 489 klan ini.
SHANGHAI STAR
Salah satu Triad dengan jumlah anggota terkecil. Hanya sekitar 8 ribuan. Konsentrasi bisnis mereka kebanyakan diperjudian. Itu pun di Toronto dan Amerika. Sulit membayangkan keterlibatan mereka dengan Edward yang bisnisnya lebih banyak di Asia.
Ang Bun akhirnya kembali mengangkat bahu. Ia nampak menyerah dan hanya menggelengkan kepala.
"Semua masih gelap, Pak Alex. Tapi saya sudah minta Robert untuk lebih berhati-hati. Saya sudah suruh orang untuk cari tau" ujarnya.
"Tapi untuk lebih objektif mungkin Bapak bisa bantu penyelidikan dengan Sulaiman?" pinta Ang Bun. Alex mengangguk. Tapi perasaannya tidak enak.
Entah kenapa.