Hujan deras di tambah sikap abai Jaehyun. Kombinasi yang sangat tepat, membuat Nata menggidikan bahu pelan sebab merasakan hawa dingin yang menembus dan menusuk tulang.
Jarak yang sebenarnya dekat mengapa jadi selama ini jika berdua dengan Jaehyun. Yang dapat Nata rasakan bahwa mobil ini terus berputar di jalan dan arah yang sama. Gadis itu menolehkan kepala ke samping bermaksud meminta penjelasan.
"Jae—"
"Jangan ngomong, gue masih marah." Potong Jaehyun cepat, berhasil membuat Nata bungkam seribu bahasa. Perasaan bersalah yang lagi-lagi menyergap masuk dan membelenggu dirinya.
Jaehyun mendesah napas pelan, yang dapat dilihat dari ekor matanya, Nata sedang menahan cairan bening di sana. Perasaan bersalah mencuat di dada Jaehyun. Apakah sikapnya berlebihan?
Tapi di sini dirinya juga merasa sakit hati dan dikhianati oleh teman sendiri!
Merasa bahwa dirinya duluan yang mengenal Nata ketimbang Sehun—abangnya. Menyukai Nata sejak pertemuan pertama dan mengabaikan perasaan Mawar.
Jaehyun merasa serba salah dan isi otaknya menjadi rumit. Mobil itu mendarat tepat di parkiran kedai Nata. Ketika bola mata tidak sengaja bersirobok dengan pantulan diri Sehun di sana. Membuat Jaehyun memejamkan mata erat.
Kenapa kakaknya selalu ada di antara ia dan Nata, sih?
Nata yang masih menutup mulut dan tidak berbicara, membuka pintu mobil dan keluar tanpa disadari oleh Jaehyun. "Terima kasih, Jae... dan maaf."
Nata yang saat itu langsung berjalan menuju kedainya di tengah hujan tanpa mau mengajak Jaehyun masuk ke dalam. Pertemanan mereka seperti sudah berada di ujung tanduk karna masalah percintaan.
Sehun tersenyum tipis dan menarik kursi untuk di duduki oleh Nata. Membelai rambut Nata yang sedikit basah akibat air hujan, kegiatan itu tidak luput dari pandangan mata Lukas dan juga Jaehyun yang masih setia di dalam mobil sana.
"Habis beli makan siang?" tanya Sehun basa-basi
Sedang yang Nata jawab dengan senyum lebar dan anggukan kepala pelan "Tadi juga nggak sengaja ketemu Jaehyun di sana lagi makan bareng temennya, makanya dia nganterin aku pulang ke sini," ujar Nata menjelaskan kronologi pertemuannya bersama si bungsu Bangsawan.
Sehun memandang sekilas mobil Jaehyun yang masih berbaris apik di luar sana, melempar senyum tipis seakan menyapa. Jaehyun merasa mati kutu dan seperti tertangkap basah karena maling jemuran.
Menghidupkan kembali mesin mobil dan melaju dengan kecepatan tinggi.
"Terus gimana? Dia masih marah dan nggak bolehin kamu ngomong sedikit pun?" tanya Sehun.
Nata tersenyum miris, lalu mengangguk pelan seiring air mata berjatuhan "Nggak pa-pa kok, Bang. Itu... wajar."
Terenyuh, dada Sehun di hantam rasa sesak. Melihat Nata yang kembali menangis karena ulahnya bersama Jaehyun. Membuat Sehun mengepalkan jari tangannya kuat dan membulatkan tekad di hati.
Jaehyun harus di nasehati!
—
Chanyeol bersedekap dada, menatap dua adiknya yang sedang duduk berhadapan tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut mereka. Chanyeol merasa sedang berada di antara Limbad versi tampan.
"Kal—"
"Kamu kenapa?"
Chanyeol menutup mata erat sebab perkataannya terpotong oleh Sehun. Yang lelaki itu sedang lakukan adalah menatap Jaehyun lekat di sana.
"Jawab pertanyaan Abang, kenapa diemin Nata seperti itu, Elsa? Dia ada masalah dengan kamu, hm?" Geram sudah Sehun, Jaehyun yang enggan menjawab bahkan sampai detik ini. Si bungsu yang malah asik memainkan jari tangannya.
"Karna aku punya alasan," jawab Jaehyun pelan, mengundang atensi dari Chanyeol dan Sehun untuk menatap adik mereka dengan lekat "Apa alasan kamu, Elsa? Kasih tahu Abang," tanya si sulung.
Jaehyun menegakkan duduknya. Menatap Sehun dan Chanyeol dengan sendu "Aku suka sama Nata dari pertama masuk kuliah... dan sampai detik ini."
Terdiam atau sedang berpikir?
Sehun yang kehilangan konsentrasi, dan menghembuskan napas pelan supaya fokus ke inti pembicaraan. "Tapi kayaknya aku kalah cepat dari, Abang," ujar Jaehyun tertawa samar "Mawar yang juga punya perasaan terhadap aku selama ini tanpa disadari. Semua itu bikin pertemanan kami hancur..."
Chanyeol menganggukkan kepala pelan seakan mengerti, menatap sekilas Sehun yang masih berdiam diri "Aku juga merasa dikhianati sama saudara dan sahabat sendiri," lagi-lagi Jaehyun berucap demikian.
Sehun yang langsung memandang adiknya dengan sorot mata tajam. Apa maksud dari ucapan Jaehyun barusan?
"Nata nggak salah. Karna Abang yang nyuruh dia bungkam, tujuannya apa? Ya karna takut kamu bakal jadi begini, Elsa! Bersikap seolah-olah kamu salah satu korban patah hati, dan menjauh diri dari temen-temen kamu sendiri."
Sehun yang kalap dan menunjuk Jaehyun menggunakan jarinya.
"Mau kamu sekarang apa? Abang harus berhenti dan putus dengan Nata? Terus membiarkan dia tenggelam dengan dunia dukanya yang selama bertahun-tahun ini melingkupi Nata seorang diri?" tanya Sehun secara beruntun.
Perasaan kesal sekaligus marah benar-benar menutupi hati dan pikirannya kali ini. "Kamu memang selalu berada di dekat Nata, Elsa. Tapi apa kamu tahu dia selalu kesulitan selama ini? Merasa di buang oleh keluarganya sendiri, dan di campakin oleh pacarnya sejak masa SMA?"
Jaehyun terpengarah, melempar pandangan bertanya kepada Sehun di sana. Apa maksudnya?
"Bahkan kamu sendiri nggak tahu, Elsa. Masalah apa yang selama ini dirasain oleh Nata," Chanyeol yang berusaha menenangkan Sehun, takut-takut Irina akan mendengar ucapan mereka bertiga.
"Sekarang terserah diri kamu sendiri, masih mau marah dengan Nata dan putus pertemanan atau apapun itu. Yang terpenting Abang nggak akan pernah meninggalkan dia sendiri seperti apa yang dilakukan Khalif waktu itu."
Final, Sehun yang menyelesaikan ucapannya langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Chanyeol bersama Jaehyun yang masih mematung di tempat.
Chanyeol maju selangkah dan menepuk bahu adiknya dengan pergerakan lamat "Sudah tahu alasannya, kan? Kenapa Bang Sehun nggak mau kasih tahu kamu tentang hubungannya dengan Nata?" tanyanya.
Jaehyun masih berdiam diri dan memproses kata-kata Sehun di dalam pikiran, ketika Chanyeol kembali berucap "Semuanya terserah di kamu, Elsa."
Setelah itu Chanyeol hengkang dan mengikuti langkah Sehun untuk masuk ke dalam.
Sore ini, di bawah awan gelap bewarna kelabu. Jaehyun menyesali perbuatan tingkah lakunya terhadap Nata.