Chereads / Blanc Et Noir / Chapter 15 - BEN 2.4 Ternyata masih ada rasa

Chapter 15 - BEN 2.4 Ternyata masih ada rasa

Agaknya Nata sedang dilatih senam jantung beberapa hari belakangan ini. Dimulai dari fakta terbaru tentang Nameera dan Khalif, lalu kedatangan Oma Nira di tengah malam, dan terakhir Keberadaan Sehun tepat di ambang pintu kedai kopi miliknya.

Ya tepat sore ini, pukul lima lewat sepuluh menit. Sehun berdiri dengan gesture wajah dan badan kaku. Namun seperkian detik kemudian ia kembali menetralkan wajah keterkejutannya. Melihat siluet Jaehyun, sang adik yang berada di ujung sana sedang menerima panggilan telfone.

Nata berjalan mendekati, sedikit berbisik. "Abang ngapain ke sini?"

Bibir Sehun berkedut geli. Menahan senyuman selebar mentari. Saat ini Nata memanggilnya dengan embel embel abang tanpa sebutan Bapak atau om seperti biasanya. Membuat jantung memompa cepat dengan irama bertalu-talu.

"Kamu nggak baca pesan saya? Sejam yang lalu saya bilang untuk menjemput kamu"

Dengan kecepatan kencang Nata menyambar keberadaan sang gawai di balik meja kasir. Membaca beberapa pesan yang dikirim oleh lelaki tampan ini. "Tapi ada Jaehyun disini bang, dia belum tahu hubungan kita seperti apa sekarang, nant—"

"Dinata, temen nya ya?"

Sudah, mati saja Nata saat ini. Suara Oma mengintrupsi nya dari ujung meja disebelah sana. Bahkan keberadaan Jaehyun yang berjalan semakin mendekat. Nata memberi kode kepada Mawar untuk membantu lewat tatapan mata.

"Loh bang? Ngapain kesini?!" Jaehyun dengan wajah keterkejutannya. Jangan lupakan nada bicara yang masih sedikit ketus. Ingatkan para pembaca bahwa lelaki tampan yang satu ini masih memiliki dendam!

"Abang mau jem—"

"Jemput Elsa ya bang?! Atau mau beli Boba milk kesukaan abang yang dijual disini?!" todong Mawar cepat. Meminta persetujuan dari sang puan, tak tanggung-tanggung Mawar melototkan matanya.

"I-iya"

"Berarti abang sering mampir disini buat beli Boba milk? Sejak kapan?" masih saja Jaehyun melemparkan pertanyaan. Beruntung keberadaan Oma Nira yang tiba-tiba sudah di samping Nata menyela.

"Disuruh duduk dulu, nak. Kasihan, kayaknya capek bener. Habis pulang kerja ya?"

"Iya... hm—Oma"

Senyum Nira terbit. Sebenarnya ia tahu, segala hubungan yang terkait antara Putra kedua dari marga Bangsawan ini antara cucu nya. Memilih diam dan tidak ikut campur, Nira menuntun lengan Sehun ke tempat duduk yang ia singgahi tadi.

"Mau minum Boba atau bertemu Dinata?"

"Eh?" reflek Sehun membulatkan mata nya.

"Bercanda. Anak muda jaman sekarang suka sekali dengan hal yang berbau serius ya?"

Jantung Nata bahkan hampir melompat saat mendengar penuturan dari wanita paruh baya tersebut. Sedang Segaf mengangguk patuh-menyetujui penuturan sang Oma tadi. "Benar Oma, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai lupa untuk menyenangkan diri sendiri dengan jokes atau stiker meme bertebaran"

Agaknya penuturan yang di ucapkan oleh Segaf barusan tidak di setujui Sehun. Lihat saja sekarang, tatapan dingin diberikan kepada lelaki mungil itu. Yang malah di abaikan membuat Sehun sedikit melengos.

"Oma ini... Oma nya Nira? Betul?"

Memilih bercakap dan berbincang ria dengan pengusaha sukses seperti—Oma yang berbisnis sama atau sejalan dengan keluarga nya. Bahkan Mawar dan Jaehyun ikut andil di dalam perbincangan itu. Membuat Nata terdiam membeku, sebab tangan Sehun reflek mengancak pucuk kepala. Yang dihadiahi tatapan tajam dari Jaehyun dan Segaf disana.

"Kalau begitu saya pamit pulang duluan Oma, Bang Sehun nggak ikut juga?"

Ah, gagal sudah rencana ingin pulang bersama!

Sehun merutuki keberadaan mobil Jaehyun yang berjalan tepat di belakang kuda besi. Seakan menjaga dan berjalan mengikuti setiap gerak-gerik sang abang. Tak sampai disitu bahkan lelaki yang kerap di sapa Elsa oleh sang ibu itupun baru masuk ke kamar setelah mendapati Sehun membersihkan diri nya.

Ada ada saja!

Tepat dipukul delapan malam, sebuah pesan hinggap di gawai. Dari Nata rupanya, yang berisi untuk mengajak Sehun ikut serta makan malam sebab Oma yang meminta.

Maka disinilah ke tiga nya berada. Dipinggir jalan, duduk di samping gerobak pedagang kaki lima. Menjual segala makanan rumahan cepat saji seperti Bakso solo, Mie ayam lembang, dan Nasi goreng spesial di lengkapi telur dadar dan beraneka macam isinya.

"Oma beneran mau makan disini?" tanya Nata memastikan, takut-takut jika selera makan mereka tidak sesuai. Maka senyum Nira terbit disertai elusan di pucuk kepala. "Malahan Oma suka, sembari lihat jalanan padat di ibukota bareng kalian"

Maka senyuman lebar dibalas oleh Nata sembari memeluk lengan Oma. Tak luput dari pandangan mata seorang Sehun, lelaki itu pun sama. Tersenyum bahagia melihat Nata yang terlihat bebas tertawa malam ini.

"Kalian sudah berapa lama?"

Tersedak, Sehun segera menuangkan air putih digelas untuk Nata. Memukul pelan pundak milik kekasih—sementara—merangkap cinta kedua setelah Yuna.

"Apanya yang berapa lama, Oma?"

"Ah nggak, lupain aja barusan Oma bicara apa. Sekarang kita lanjut kemana?"

"Abang nggak pulang? Pasti capek kan?"

"Aku minta Oma untuk pulang sekarang aja ya?"

"Tapi kantung mata punya Abang udah besar banget!"

Seperti itulah rentetan omelan dari Nata. Gadis itu meminta Sehun untuk segera pulang cepat. Sebab kondisi tubuh yang sedikit tidak memungkinkan. Kekasihnya sedang kelelahan. Ditambah Oma yang terus meminta mereka mengajak jalan.

Sehun tersenyum samar di atas kasur king size miliknya. Dengan satu tangan yang memegang benda kecil persegi panjang. Melihat sebuah profil, menyertakan wajah cantik dari seorang gadis disana.

Bahkan senyum manis, wajah lugu, serta bentuk badan proposional sudah dimiliki. Tetapi apa yang membuat Nameera begitu dendam kepada Dinata bahkan sampai saat ini.

Apa karena seorang lelaki tampan serta limpahan kasih sayang yang hanya di hadiahkan oleh Dinata seorang?

Belum lagi ketika Sehun melihat wajah Khalif di sebuah instagram miliknya. Terdapat satu foto yang tertera di sana. Berlatar sebuah lapangan basket di sekolah. Filter monokrom yang mempercantik gambar. Senyum kotak milik Nata dan Khalif yang terlihat bahagia dengan keadaan tangan saling bertautan.

Sukses membuat Sehun memutar otaknya cepat.

Bahkan setelah bertunangan pun, Foto milik gadis yang sekarang ini sudah menjadi kekasihnya masih belum dihapus.

"Khalif masih memiliki rasa rupanya. Bahkan sampai saat ini"