Sehun meletakkan mangkuk berisi lauk serta sayuran yang telah ia masak. Khusus hari ini, sebab ada Nata—sang kekasih lelaki tampan itu ingin membuat makanan hasil karya tangan sendiri. Menghidangkan makanan rumahan dengan cita rasa lezat.
Sehun sempat menoleh kala mendengar pintu utama terbuka. Pikirnya mungkin itu adalah tukang bersih-bersih rumah. Yang sengaja di abaikan, Sehun melenggang ke lantai atas. Pintu kamarnya telah terbuka lebar, Nata pasti sudah bangun pikirnya.
Namun bukan seperti ekspetasi yang ia dapat kenyataannya malah dihadapkan oleh Jaehyun. Sang adik yang kini berdiri tepat di depan Nata serta Irina. Sehun membelalakan mata nya sebab terkejut.
Jantung Sehun sempat bergemuruh kencang. Dengan pikiran yang tiba-tiba memutar ulang tepat di waktu sore hari kala ia sedang berbincang dengan Irina mengenai permasalahan cinta segitiga yang sedang dialami oleh ia, Nata dan si Elsa.
Tatapan tajam serta kilatan kekecewaan sempat dilihat oleh Sehun. Adiknya yang melenggang keluar kamar tanpa memperdulikan eksistensinya. Adik tampannya itu pasti marah sekali.
Nata yang sekarang menundukkan arah pandangannnya ke bawah. Tatapan tajam serta menusuk dari sahabatnya membuat ia meringis takut. Jaehyun yang pendiam seperti ini lebih terlihat seram dari pada kekasihnya.
Perawakan Sehun yang lebih terlihat tenang sedang duduk disampingnya. Posisi nya sekarang Nata berada di tengah tengah Irina dan putra kedua. Suho yang katanya sedang ada urusan meeting mendadak terpaksa tidak bisa ikut menghadiri sidang mendadak yang di ketuai oleh si bungsu.
Sedang pasangan pertama dari si sulung Bangsawan ada urusan di rumah mertua. Alhasil mereka hanya tinggal bertiga, lengkap dengan tujuh pekerja di rumah.
Irina memfokuskan dirinya "Elsa mau—"
"Aku nggak ada selera makan mi, jadi jangan disuruh untuk makan"
Jaehyun yang saat itu langsung memotong pembicaraan sang ibu. Membuat Irina mendesah nafas pelan. Dirinya hanya tidak ingin melihat pertengkaran antar saudara. Sehun waktu itu pernah bilang padanya. Bahwa Jaehyun pun menyukai Nata.
"Ada apa?"
Langsung ke inti. Bisa di tebak siapa ini?
Jaehyun mendelik kepada sang kakak. Lelaki itu berusaha menghela nafas pelan. "Nata, bisa jelasin kenapa lo ada disini dan tidur di kamar abang gue?"
"Gu—"
"Memang kenapa? Itu, abang yang nyuruh"
Lagi lagi Jaehyun menarik nafas pelan. Kakak nya yang satu ini sangat suka menyerobot atau memotong pembicaraan orang lain. Dasar Jaehyun tidak sadar diri!
Sedang yang dilakukan Nata adalah memandang Irina dengan tatapan memohon.
"Aku nggak nanya abang ya!"
"Jaehyun gue disini—"
"Karena mami yang nyuruh"
Terdiam. Tatapan Jaehyun kini beralih menatap sang ibu. Irina yang kini berbicara dengan nada tegas. "Mami Cuma ingin lebih dekat dengan Dinata sebab dia pacar abang kamu Elsa"
Bagai tersambar petir di pagi hari. Jaehyun shock berat kali ini. Tatapan mata yang membelalak lebar dengan keadaan mulut sedikit terbuka membuat Nata meringis. Bahkan Sehun baru pertama kali ini melihat wajah jelek sang adik.
"Kalian mau ngeprank aku ya?!
Kamera dimana kamera?"
Jaehyun yang malah melambaikan tangan ke seluruh sudut ruangan. Berpikir bahwa ini adalah prank semata.
"Mami serius Elsa"
Pergerakan Jaehyun terhenti. Tatapan yang seakan menyiratkan luka mendalam. Ia memandang Nata dengan sorot kekecewaan untuk kedua kalinya. Begitu pula kepada Sehun, yang kini pantulan mata mereka bersirobok.
"Nata beneran pacar abang?"
Yang di jawab Sehun dengan anggukan tenang.
"Dan Nata, lo... nggak cerita sama sekali dengan gue?"
"Maaf Jaehyun"
Mendesah nafas berat. Jaehyun yang kini beranjak dari tempatnya. Berjalan ke arah pintu luar tanpa ada kata salam maupun pamit. Bahkan ransel hitam yang terlihat penuh tersebut masih menggantung tepat di punggung lebar Jaehyun.
Irina yang melihat itu hanya menggeleng pelan, tatapan nya beralih kepada Nata yang masih menunduk saat ini.
"Nata makan dulu ya? Setelah itu pulang, nanti di antar oleh Sehun. Perihal Elsa... nanti kita bicarakan lagi"
—
Jaehyun menegak habis botol air mineralnya. Keadaan baju yang saat ini basah kuyup sebab baru saja selesai memainkan bola basket sebanyak tiga ronde tanpa ada lawan sama sekali. Lelaki itu mendesah nafas pelan.
Jaehyun merasa untuk yang kedua kalinya takdir sedang ingin bermain main dengan dirinya. Permasalahan Mawar yang ternyata menyukai dirinya sejak dulu menjadi pokok utama, belum lagi ternyata si cantik Nata merupakan kekasih dari sang kakak. Yang sialnya Jaehyun menyukai gadis itu.
Saat ini gelapnya malam sudah membentang. Jaehyun yang sendirian di lapangan basket tertutup milik keluarga Taeyong hanya menundukkan wajah ke bawah.
Merasakan ada sebuah handuk yang tersampir di leher, ia hampir terkejut. Memandang sekilas lelaki tampan yang mirip anime Jepang—Taeyong.
"Kalau ada masalah cerita! jangan kayak gini. Lo mati di lapangan basket punya keluarga kami, gue nggak bakal tanggung jawab" ancam Taeyong. Lelaki itu mendaratkan bokong tepat di sisi kanan Jaehyun.
Yang ditanya lagi lagi mendesah nafas pelan. Rasanya hati serta pikiran Jaehyun tidak kontras. Nyeri yang dirasa cukup hebat membuat ia tidak bisa membuka mulut untuk sekedar mengucap kata 'iya'.
Hening menyeruak di antara kedua nya. Taeyong yang kini telah beralih focus ke gawai yang berada di tangannya. Jaehyun merasakan saku celananya bergetar.
Mawar is calling...
Sempat mengernyit kening bingung. Namun Jaehyun tetap mengangkat panggilan telfon.
"JAEHYUN!"
"Kenapa?"
"Lo kenapa sama Nata, dia sekarang lagi nangis di rumah gue"
"Nggak tahu. Bukan urusan gue"
Tut!
Telfone dimatikan oleh Jaehyun secara sepihak. Perasaan kesal serta kecewa yang kembali mencuat kepermukaan menjadikan dirinya memilih egois barang sejenak. Merebahkan tubuh di dinginnya lantai mengundang decakan malas oleh pemuda yang berada di samping.
"Pindah ke dalem kalau mau tiduran"
Nata yang sekarang sedang menetralkan nafas. Menahan diri untuk tidak menangis lagi, sedang Mawar masih saja setia memeluknya di samping. Gadis cantik tersebut masih tidak mengerti akan masalah yang sedang Nata alami.
Tadi sore, saat ia sedang menyiram tanaman sebab disuruh oleh sang ibu. Mawar mendapati Nata turun dari mobil dan di antar oleh abang Jaehyun yang nomor dua. Bahkan lelaki itu masih sempatnya mencium kening Nata tepat di hadapan wajah Mawar. Membuat ia meringis geli sebab iri.
"Nangis aja dulu, kalau sudah lega baru boleh cerita" begitulah saran dari Mawar yang Nata turuti. Ia kembali menangis, seharusnya rencana awal tidak seperti ini.
Berawal dari permintaan aneh Sehun untuk menjadikan ia seorang istrinya. Lalu Nata yang menyarankan pacaran kontrak dengan melibatkan perasaan. Saran yang di cetuskan olehnya tentu saja makan tuan. Alias Nata jatuh cinta duluan.
Pesona yang dikeluarkan oleh Sehun sangat memikat hati para perempuan. Menjadikan Nata tidak berpikir kedepannya bahkan perasaan serta perhatian yang di perlihatkan oleh Jaehyun—sahabatnya di abaikan.
"Jaehyun tahu kalau gue pacaran dengan abangnya"