Seorang gadis cantik berambut hitam legam berjalan dengan anggunnya menyusuri istana. Gadis itu tak pernah melunturkan senyumannya. Setiap orang-orang yang dilewatinya akan menunduk hormat kepadanya. Letizia, seorang puteri raja yang saat ini memimpin Kerajaan Adonia, Raja Bernardo. Selain itu Letizia juga bergelar sebagai puteri mahkota. Letizia menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan seorang wanita cantik yang terlihat mirip dengannya. Gadis itu menunduk tanda hormatnya kepada sang ibu yang tak lain adalah Yang Mulia Ratu Beatrisa. Ratu Beatrisa tersenyum dan meneruskan langkahnya
Para pelayan pribadi Letizia pamit undur diri begitu mereka tiba di taman istana. Taman istana merupakan tempat yang paling disenangi Letizia. Letizia duduk di dekat kolam bermain bersama ikan-ikan. Tangannya yang lentik ia celupkan ke dalam air. Ikan-ikan berebut mendekati tangannya seperti melihat makanan. Letizia menggoyang-goyangkan tangannya membuat air kolam bergerak dan ikan-ikan berenang menjauh. Letizia begitu menikmati apa yang sedang dilakukannya
Letizia tak sengaja berpapasan dengan penasehat kerajaan saat akan kembali ke kamarnya. Penasehat kerajaan menunduk hormat saat Letizia tepat berdiri di hadapannya. Letizia tersenyum hangat kepada pria paruh bayah itu. Letizia menyadari jika penasehat kerajaan tidak sendirian. Penasehat kerajaan bersama dengan empat pemuda yang berdiri di belakangnya. Keempat pemuda itu menunduk hormat kepada Letizia menyadari Letizia memandang mereka. Letizia pun juga menunduk hormat dan tersenyum ramah kepada mereka. Letizia kembali melanjutkan langkahnya diikuti oleh para pelayannya
Letizia menengadahkan tangan kanannya memunculkan sebuah kilauan-kilauan. Letizia meniupnya membuat kilauan-kilauan terbang mengikuti angin yang berhembus. Letizia tersenyum memandang kilauan-kilauan yang sudah tidak lagi terlihat. Sekali lagi Letizia menyebarkan kilauan-kilauannya memberikan kebahagiaan
Letizia berjalan dengan anggunnya menghadap di hadapan Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu. Letizia menunduk hormat kepada Raja Bernardo dan Ratu Beatrisa. Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu mempersilahkan Letizia untuk duduk disinggasananya di samping Yang Mulia Ratu. Letizia mengarahkan pandangannya menyapu seluruh ruangan
Letizia memperhatikan sedari tadi seorang gadis kecil yang tampak cemberut. Sepertinya gadis kecil itu merasa bosan berada dalam ruangan itu. Letizia menengadahkan tangannya dan menerbangkan kilauan-kilauannya ke arah gadis kecil itu. Letizia tersenyum begitu melihat gadis kecil itu gembira. Yang Mulia Ratu yang melihat itu semua hanya bisa tersenyum
Yang Mulia Raja Bernardo memperkenalkan Letizia kepada para pangeran. Letizia mengenali mereka, mereka para pangeran yang berpapasan sore tadi dengannya. Pangeran Eneas, Pangeran Cortez, Pangeran Dario dan Pangeran Ciro. Mereka para pangeran yang datang dari kerajaan berbeda. Pangeran Eneas dari Kerajaan Suelita, Pangeran Cortez dari Kerajaan Neiva, Pangeran Dario dari Kerajaan Estrella dan Pangeran Ciro dari Kerajaan Laluna
Letizia melangkahkan kakinya ke halaman istana. Jika boleh jujur, Letizia tidak terlalu menyukai dirinya menjadi sorotan. Letizia hanya menginginkan ketenangan dan kebebasan. Namun sebagai seorang puteri, hal itu cukup sulit karena begitulah kehidupan seorang puteri. Apalagi dirinya juga bergelar Puteri Mahkota yang kelak akan memimpin kerajaan
Letizia memutuskan untuk berjalan-jalan di halaman istana. Hanya ada para pengawal yang setia berjaga di sepanjang jalan. Letizia hanya mengikuti langkah kakinya hingga tidak menyadari jika dirinya sudah berada di gerbang istana. Letizia hendak membuka pintu gerbang istana namun dua orang pengawal menghalanginya. Letizia melupakan fakta tentang itu, gerbang istana pasti dijaga oleh pengawal istana. Letizia bersikeras membujuk kedua pengawal untuk keluar istana namun kedua pengawal bersikukuh tidak membiarkan Letizia keluar istana tanpa izin dari raja apalagi tanpa pengawalan. Letizia tentu tidak akan menyerah semudah itu
Ini pertama kalinya Letizia bepergian tanpa pelayan dan tanpa pengawal. Tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Letizia hingga pengawal-pengawal membiarkan Letizia lewat padahal pengawal-pengawal itu sangat bersikukuh tidak membiarkannya. Letizia tidak menyangka akan semenyenangkan ini berjalan-jalan sendirian di desa. Letizia bisa melakukan apapun yang diinginkannya. Walaupun ini bukan pertama kalinya Letizia menginjakkan kaki di desa itu tetap saja terasa berbeda. Biasanya Letizia akan bepergian dengan kereta dan diikuti oleh para pelayan dan para pengawalnya, itupun hanya sekedar lewat
Letizia melangkahkan kakinya menyusuri pasar. Letizia mengamati setiap orang-orang di tempat itu. Mereka tampak sibuk dengan kegiatan mereka sendiri. Beberapa orang tiba-tiba datang dan memalak para pedagang. Irang-orang itu bahkan tidak segan menghancurkan dagangan para pedagang. Letizia tidak bisa diam begitu saja saat melihat seorang gadis sepertinya dipukul dan ditampar seperti itu. Perempuan juga seorang manusia yang punya perasaan
"Hentikan" Letizia dengan keberanian dan sikap tegasnya berdiri di hadapan mereka. Letizia menatap tajam mereka dan mengisyaratkan gadis itu untuk bersembunyi. Gadis itu mengerti akan tatapan Letizia dan segera mencari tempat untuk bersembunyi tanpa orang-orang itu sadari
Salah seorang dari mereka hendak menyerang Letizia. Letizia mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk bertarung. Letizia menemukan sebuah pedang yang tergeletak tak jauh darinya. Letizia menatap tajam mereka dan menodongkan pedangnya membuat laki-laki yang hendak menyerangnya menghentikan langkahnya. Letizia terlihat berbeda saat itu, aura puterinya yang anggun lenyap begitu saja tergantikan oleh aura yang begitu tegas
Keenam laki-laki itu saling menatap dan memandang remeh Letizia. Sepertinya mereka belum mengetahui siapa sebenarnya Letizia. Salah satu dari mereka menyerang Letizia. Letizia dengan mudahnya menjatuhkan laki-laki itu. Letizia tersenyum sinis memandang mereka berenam. Tentu saja sebagai puteri raja, Letizia juga berlatih bermain pedang dan panahan sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka terlalu menganggap remeh Letizia
Letizia mulai kewalahan, Letizia jatuh terduduk karena terkena pukulan di bagian kaki. Letizia membola begitu mereka mendekat ke arahnya. Bukan karena Letizia tidak mampu melumpuhkan mereka namun karena kondisi kakinya yang tidak memungkinkannya untuk bisa berdiri. Oh tidak, Letizia mengambil pedangnya yang terlempar tadi. Letizia dengan tanggap menangkis serangannya
Seorang pemuda datang dari arah belakang Letizia dan menyerang kelompok itu. Sepertinya pemuda itu tidak sendirian, mereka datang berempat. Tunggu...Letizia mengenali mereka, mereka adalah para pangeran. Bagaimana bisa mereka ada disini? Seharusnya mereka masih di istana
Gadis yang Letizia perintahkan untuk bersembunyi keluar dari persembunyiannya dan mendekati Letizia. Gadis itu mengobati kaki Letizia yang sakit. Gadis itu hanya mengusap kaki Letizia dan membuatnya seperti semula. "Medicina" Gadis itu memandang Letizia saat Letizia menyebut miliknya. Gadis itu pergi begitu saja walaupun Letizia mencegahnya
Letizia sudah berdiri di hadapan keenam laki-laki yang menyerangnya. Para pangeran sudah berhasil melumpuhkan mereka. Tatapan Letizia nampak lembut namun terlihat tegas. Letizia memandang mereka satu per satu yang terlihat menunduk. "Hukum mereka sepantasnya" Letizia memberi perintah kepada para pengawalnya. Letizia mengalihkan pandangannya dan memandang rakyatnya yang membungkuk hormat kepadanya. Mereka berterima kasih kepada Letizia dan juga para pangeran
Letizia sudah akan kembali ke istana bersama dengan para pangeran dengan kereta. Selama dalam perjalanan Letizia terus tersenyum karena tingkah Pangeran Ciro yang begitu aktif. Letizia juga nampak nyaman karena keramahan Pangeran Dario. Namun Letizia tidak tahu mengapa Pangeran Cortez dan Pangeran Eneas hanya diam saja. Mungkin karena mereka Pangeran yang tidak banyak bicara
Letizia menunduk hormat begitu berhadapan dengan sang ayah. Letizia tetap menampilkan senyumannya walaupun tahu dirinya akan mendapat masalah karena keluar istana tanpa izin. Letizia siap menerima hukuman apapun yang akan diberikan kepadanya dan dugaan Letizia ternyata salah
Raja Bernardo tersenyum menatap lembut sang putri. Letizia masih tidak mengerti dengan semuanya. Apa yang dipikiran Letizia terjawab sudah saat Raja Bernardo mengatakan sangat berterima kasih Letizia dan juga para pangeran karena sudah menangkap orang-orang yang meresahkan rakyat kecil. Raja Bernardo menceritakan apa yang diceritakan oleh Pangeran Dario. Sepertinya Pangeran Dario tidak menceritakan yang sebenarnya. Raja Bernardo juga menyampaikan pendapatnya yang ingin memberikan para pangeran sebuah hadiah
"Katakanlah puteriku" Raja Bernardo mengerti akan tatapan Letizia yang ingin mengatakan sesuatu. Letizia mengatakan keinginannya untuk menjadikan gadis yang ditemuinya di desa sebagai pelayan pribadinya. Walaupun Letizia tidak mengenal gadis itu, Letizia sangat yakin gadis itu adalah gadis yang baik. Alasan utama Letizia memohon agar gadis itu menjadi pelayan pribadinya karena Letizia merasa kesepian. Tidak ada gadis yang seumuran dengan Letizia di dalam istana
Letizia menyerahkan hadiah berupa pedang kepada Pangeran Eneas, Pangeran Cortez, Pangeran Ciro dan Pangeran Dario saat hendak kembali ke kerajaan mereka. Letizia mengusulkan kepada Raja Bernardo untuk memberikan para pangeran hadiah berupa pedang dan Raja Bernardo menyetujuinya. Pedang khusus yang gagangnya diberi corak sesuai dengan kepribadian masing-masing pangeran. Letizia berterima kasih kepada Pangeran Dario. Pangeran Dario tersenyum dan menunduk hormat kepada Letizia tanpa mengatakan apa-apa
Letizia memicing menatap tajam target di depannya. Sebuah anak panah melesat dan menancap sempurna di target. Letizia tersenyum senang melihatnya. Beberapa kali mencoba akhirnya Letizia tepat sasaran. Letizia tidak pernah berlatih seserius ini. Letizia memandang targetnya seperti saat memandang musuhnya
Letizia menghentikan aktifitasnya saat seorang pengawal menghampirinya. Pengawal itu menunduk hormat mengatakan sesuatu yang membuat Letizia gembira. Letizia melangkahkan kakinya menuju ruangan para pelayan. Para pelayan menunduk hormat hormat begitu Letizia masuk ke dalam ruangan mereka
"Dimana gadis itu?" Letizia memandang sekelilingnya mencari keberadaan gadis itu. Kepala pelayan mengatakan jika gadis yang dimaksud oleh Letizia sedang berganti pakaian. Letizia memandang para pelayannya satu per satu membuat pelayan-pelayan itu menundukkan kepalanya. Letizia tersenyum begitu melihat gadis itu keluar dari salah satu kamar di ruangan itu. Gadis itu menunduk hormat saat melihat Letizia menghampirinya. Letizia menarik tangan gadis itu agar gadis itu mengikutinya
Letizia tertawa melihat raut wajah polos gadis itu saat Letizia mengatakan jika gadis itu menjadi pelayan pribadinya. Sepertinya kepala pelayan belum mengatakan kepada gadis itu jika gadis itu akan menjadi pelayan pribadinya dan harus menemani Letizia kemanapun Letizia pergi. Letizia hampir melupakan fakta jika Letizia belum mengetahui nama gadis itu
"Galenia" Letizia tersenyum menyebut nama itu. Nama yang bagus, sangat sesuai dengan pemilik nama. Letizia bersama dengan Galenia berada di taman istana. Walaupun awalnya Galenia merasa canggung karena Letizia adalah seorang puteri dan dirinya hanya seorang pelayan puteri. Letizia meyakinkan Galenia jika tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu
Letizia mengajak Galenia untuk memetik bunga. Tangan Letizia tak sengaja tertusuk duri. Letizia tersenyum melihat Galenia yang begitu khawatir kepadanya. Melihat Galenia mencabut duri yang tertancap di tangan Letizia dan menyembuhkan lukanya membuat Letizia begitu senang. Letizia merasakan bagaimana rasanya benar-benar memiliki teman
Selama bertahun-tahun hidup di istana, dirinya merasa kesepian walaupun para pelayannya selalu disisinya. Mereka hanya benar-benar melakukan apa yang diperintahkan oleh Letizia. Tak salah Letizia memilih Galenia
Letizia dan Galenia menunduk hormat saat tak sengaja berpapasan dengan Ratu Beatrisa. Ratu Beatrisa tersenyum dan mengusap kepala Letizia. Ratu Beatrisa tak pernah melihat Letizia sesenang ini. Ratu Beatrisa memandang Galenia membuat Galenia menundukkan kepalanya. Ratu Beatrisa merasa asing dengan Galenia namun sesuatu membuat Ratu Beatrisa seperti mengenal Galenia. Letizia menjelaskan jika Galenia adalah pelayan pribadinya yang baru
Letizia menghentikan langkah kakinya membuat Galenia juga menghentikan langkahnya. Letizia menoleh memandang Ratu Beatrisa yang berjalan menjauh. Letizia merasakan ada sesuatu yang Letizia juga tidak ketahui. Letizia tidak tahu apakah itu nyata atau hanya ilusi
Letizia menggerak-gerakkan jari-jemarinya yang lentik membuat kilauan-kilauan muncul. Letizia nampaknya melamun hingga tak menyadari sedang menggunakan Luznya. Letizia terkejut melihat begitu banyak kilauan di tubuhnya. Luznya beterbangan kesana kemari seperti kumpulan kunang-kunang
Letizia menatap Galenia yang nampak takjub melihat kilauan-kilauan yang beterbangan karena tertiup angin. Galenia yang menyadari mendapat tatapan dari sang puteri segera menundukkan kepalanya. Letizia menghampiri Galenia dan menepuk pundak Galenia tanpa ada kata yang keluar dari mulut Letizia. Tidak ada yang mengetahui apa yang sedang terpikir di kepala Letizia
Letizia merileksnya tubuhnya di bak mandi yang sudah disiapkan oleh para pelayan. Aroma yang begitu disukai Letizia, aroma bunga amarilis. Aroma yang begitu menenangkan dan membangkitkan energinya kembali. Hidup sebagai Puteri memang tidak semudah yang dibayangkan