Chereads / LUZ LETIZIA / Chapter 4 - Tiga

Chapter 4 - Tiga

Letizia terbangun dan menatap sekitarnya, semuanya terasa asing. Mengingat terakhir kali dirinya berada di hutan. Aneh, kekuatan apa yang berada di dalam batu itu. Mengapa bisa dirinya serasa terserap ke dalam batu

"Tuan puteri sudah tersadar?"

Letizia menoleh dan tersenyum mengangguk. Seorang pelayan dan bersama seorang tabib mendekat ke Letizia

"Ini dimana dan apa yang terjadi?"

Letizia memandang pelayannya meminta penjelasan. Merasa dipandang oleh Letizia, pelayannya menunduk dan menurunkan pandangannya

"Mohon maaf tuan puteri, tiga hari yang lalu tuan puteri ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di tepi sungai. Pangeran Eneas yang saat itu bersama tuan puteri memberi perintah untuk membawa tuan puteri segera ke Suelita"

"Tiga hari yang lalu?"

"Benar tuan puteri"

Letizia tidak menyangka jika dirinya tak sadarkan diri selama itu. Berarti ada beberapa hal yang Letizia lewatkan beberapa hari ini

"Galenia dan Alfiora?"

"Mereka berada di ruangan yang tak jauh dari ruangan tuan puteri"

"Apakah mata air utama sudah tersegel?"

"Belum ada kabar mengenai hal itu tuan puteri. Mereka menunggu tuan puteri tersadar"

Letizia keluar dari ruangan walaupun tabib sudah mencegahnya. Letizia ingin bertemu Galenia dan juga Alfiora. Terutama Pangeran Eneas, Letizia menginginkan penjelasan apa yang sebenarnya terjadi. Dirinya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi selama tiga hari ini

"Galenia. Apa yang terjadi?"

"Saat tuan puteri ditemukan tergeletak tak sadarkan diri, Pangeran Eneas segera memerintahkan kami ke Suelita. Selama beberapa hari ini kami hanya menunggu tuan puteri tersadar"

Letizia menghela nafas berat dan menatap Galenia. Kejadian ini diluar kehendaknya. Letizia tidak menyangka dirinya masuk jebakan. Letizia tersadar akan satu hal, ya pasti karena itu

"Dimana batu itu?"

"Jika maksud tuan puteri adalah batu yang menjadi penyebab tuan puteri kehilangan kesadaran, batu itu sekarang berada di tangan Pangeran Eneas"

Letizia merasa canggung saat dirinya berada satu meja bersama keempat pangeran dan Raja Carlos, raja Kerajaan Suelita dan kakak Pangeran Eneas. Buka hal biasa jika Letizia berada dalam satu meja bersama para raja dan pangeran, hanya saja Letizia menjadi satu-satunya perempuan

"Bagaimana keadaan tuan puteri sekarang?"

"Saya sudah merasa lebih baik Yang Mulia. Terima kasih atas kemurahan hati Yang Mulia"

"Tidak, tuan puteri tidak seharusnya berterima kasih kepada saya. Pangeran yang melakukan itu semua untuk tuan puteri. Sangat disayangkan saya tidak melakukan apapun kepada Puteri Kerajaan Adonia yang berkunjung ke kerajaan kami"

"Tetap saja saya harus berterima kasih...terutama kepada Pangeran"

Letizia tersenyum memandang Pangeran Eneas. Tak ada ekspresi yang ditunjukkan oleh Pangeran Eneas. Walaupun begitu, Letizia tidak gentar menatap langsung Pangeran Eneas

"Bagaimana rencana selanjutnya, Yang Mulia" ucap Pangeran Dario

"Esok hari penyegelan akan berlangsung, saya meminta bantuan kalian, para pangeran untuk berjaga-jaga. Fairy akan terancam bahaya jika dibiarkan melakukannya sendiri. Saya juga telah mengerahkan beberapa prajurit istana untuk bersama kalian"

"Izinkan saya untuk ikut, Yang Mulia"

Raja Carlos, Pangeran Dario, Pangeran Eneas, Pangeran Cortez dan Pangeran Ciro menatap Letizia setelah mendengar ucapan Letizia. Letizia mengerti apa yang mereka khawatirkan tetapi tetap saja tujuan Letizia ke Suelita hanya karena itu

Raja Carlos akhirnya menyetujui Letizia ikut serta dalam penyegelan mata air utama. Tetapi dengan syarat Letizia harus berada dalam pengawasan para pangeran. Letizia memandang Pangeran Cortez dan Pangeran Eneas secara bergantian. Letizia belum pernah mendengar mereka mengatakan sesuatu. Bahkan satu kata pun tak ada yang keluar dari mulut mereka. Jika dilihat sekilas, Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez tampak memiliki kesamaan layaknya saudara

"Pangeran"

Pangeran Eneas menghentikan langkahnya saat Letizia berdiri di hadapannya. Pangeran Eneas menatap Letizia tanpa ekspresi. Letizia tidak mempermasalahkan akan hal itu. Letizia hanya ingin mengetahui tentang batu itu

"Aku tahu apa yang ingin kau katakan"

Letizia mengikuti kemana langkah kaki Pangeran Eneas membawanya. Letizia benar-benar tidak mengetahui kemana Pangeran Eneas akan pergi. Pangeran Eneas menghentikan langkahnya di depan sebuah ruangan yang cukup besar. Sepertinya ruangan itu ruangan yang sangat penting karena dijaga oleh beberapa pengawal

Pantas penjagaannya begitu ketat, di dalamnya banyak benda-benda pusaka. Letizia bisa merasakan jika ada beberapa barang-barang yang memiliki kekuatan. Sebuah benda menarik perhatian Letizia, ikat kepala berlambang Kerajaan Suelita. Bukan ikat kepala biasa, ikat kepala itu tampak bersinar. Sinarnya meredup saat Letizia menyentuhnya dan kembal bersinar terang saat Letizia menjauhkan tangannya

"Ikat kepala itu tidak bisa disentuh jika bukan pemiliknya, kekuatannya tidak akan berpengaruh apapun. Sinarnya akan meredup "

Letizia mendengarkan Pangeran Eneas walaupun dirinya masih memandang ikat kepala itu. Pangeran Eneas menghampiri Letizia dan berdiri di samping Letizia, ikut memandang ikat kepala itu

"Ini pertama kalinya aku melihatnya sedekat ini"

Letizia menoleh dan memandang Pangeran Eneas. Walaupun hanya sebagian, Letizia bisa melihat tatapan yang ditunjukkan oleh Pangeran Eneas. Pangeran Eneas menoleh untuk memastikan karena cukup lama Letizia tidak bersuara. Letizia memandang lurus ke depan memikirkan sesuatu

"Puteri Letizia"

"Ya"

Letizia menoleh dan tersenyum kepada Pangeran Eneas. Letizia tersadar akan tujuan utamanya. Letizia hendak beranjak namun Pangeran Eneas mencegahnya. Pangeran Eneas berdiri di hadapan Letizia dan menatapnya tajam. Untuk pertama kalinya Letizia menghindari tatapan Pangeran Eneas. Entah karena apa Letizia tidak bisa menatap Pangeran Eneas secara langsung. Apakah Letizia mengetahui sesuatu? Mungkin

Letizia hendak memegang batu itu namun Pangeran Eneas kembali mencegahnya. Letizia menatap Pangeran Eneas memohon namun Pangeran Eneas menggeleng menyatakan tidak. Pangeran Eneas pergi sebentar membiarkan Letizia menunggu. Pangeran Eneas kembali dan memasangkan sarung tangan di tangan Letizia

Letizia terkejut, bahkan sangat terkejut. Batu itu berubah menjadi air dan membasahi pakaian Letizia. Bagaimana bisa itu terjadi? Letizia memandang Pangeran Eneas yang sama terkejutnya. Walaupun mimik wajah Pangeran Eneas tidak terlalu tampak tetapi Letizia tahu Pangeran Eneas sama terkejutnya dengan dirinya

Langit semakin gelap, angin bertiup begitu kencang, suara hewan malam sangat terdengar namun Letizia belum menampakkan dirinya akan beranjak. Cahaya rembulan menerpa wajahnya tak membuatnya terusik. Letizia memikirkan kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini terjadi di sekitarnya

Letizia tersentak saat sebuah selimut tersampir di bahunya. Letizia menoleh dan menemukan Pangeran Cortez yang sedang berdiri di sampingnya tanpa mengatakan apapun. Letizia tersenyum

"Terima kasih, Pangeran"

Pangeran Cortez hanya diam dan tidak menanggapi. Letizia tidak mengharapkan tanggapan karena Letizia tahu perangai Pangeran Cortez. Sikap Pangeran Cortez kurang lebih sama atau bahkan sama dengan Pangeran Eneas. Mungkin ada yang membedakan mereka tetapi sejauh ini Letizia belum mengetahuinya. Pangeran Cortez maupun Pangeran Eneas sama-sama terlihat dingin dengan tatapan mereka yang begitu tajam

Hari ini Letizia tahu satu hal lagi mengenai Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez, mereka lebih banyak bertindak daripada berbicara. Angin bertiup membiarkan helai rambut Letizia ikut tertiup. Hanya suara hewan malam yang saling bersahutan mendominasi suasana. Baik Letizia maupun Pangeran Cortez tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Letizia terlalu larut dalam pemikirannya hingga dirinya tidak menyadari jika Pangeran Cortez menatapnya

Letizia menengadahkan tangannya meniupkan cahaya-cahayanya. Letizia tersenyum melihatnya yang menyebar. Cahaya-cahaya itu seperti kumpulan kunang-kunang yang terbang di langit malam. Letizia masih belum menyadari jika Pangeran Cortez masih menatapnya. Entah apa yang ada di pikiran Pangeran Cortez saat itu

Salah satu cahaya yang diterbangkan oleh Letizia menuju Pangeran Cortez membuat Letizia menoleh. Pangeran Cortez dengan cepat mengalihkan pandangannya dan memandang cahaya itu yang terus terbang di sekitarnya

"Cahaya itu tidak akan menghilang jika Pangeran tidak menyentuhnya" Pangeran Cortez menengadahkan tangannya membuat cahaya itu bersinar terang di tangannya yang kemudian menghilang. Pangeran Cortez tersenyum sekilas namun Letizia bisa melihat hal itu. Pangeran Cortez bukanlah orang yang mudah menampilkan senyumannya namun entah kenapa Pangeran Cortez merasa ada sesuatu dalam cahaya itu yang membuatnya tersenyum walau itu hanya sekilas

Letizia mengeratkan selimutnya karena udara yang semakin dingin. Letizia menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya sambil meniupnya untuk mendapatkan kehangatan. Letizia sedikit tersentak saat merasakan sebuah sentuhan di tangannya. Pangeran Cortez menghangatkan tangan Letizia dengan kedua tangannya. Letizia menatap Pangeran Cortez dari jarak sedekat itu. Letizia yang tersadar segera mengalihkan pandangannya

"Tuan Puteri Letizia" Letizia maupun Pangeran Cortez menoleh. Galenia segera menunduk saat dirinya tidak sengaja bersitatap dengan Pangeran Cortez. Letizia yang menyadari akan itu segera menarik Galenia untuk masuk ke dalam istana. Letizia menghentikan langkahnya membuat Galenia juga ikut menghentikan langkahnya. Letizia menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang mengikuti ataupun melihatnya

Galenia masih tidak mengerti dengan maksud semua itu. Namun Galenia juga menyadari tidak ada hak baginya untuk bertanya kepada seorang Puteri Mahkota. Galenia merasakan sesuatu yang aneh saat melihat ataupun berada di dekat Letizia. Namun Galenia tidak tahu perasaan seperti apa itu

Letizia menyadari jika Galenia sedang menatapnya. Entah hanya sebuah perasaan atau memang Letizia tiba-tiba merasakan perasaan seperti itu semenjak mengenal Galenia. Letizia seakan tersadar akan sesuatu. Perasaan Letizia tidak pernah salah. Perasaan itu memang nyata

Penyegelan mata air utama akan segera dilakukan oleh Alfiora dibantu oleh Pangeran Eneas, Pangeran Cortez, Pangeran Dario, Pangeran Ciro, Letizia dan juga Galenia. Galenia merasa bingung kenapa dirinya dilibatkan namun karena itu sebuah perintah Galenia tidak bisa menolak. Penyegelan yang dilakukan oleh Alfiora berjalan dengan lancar tanpa adanya gangguan. Mata air utama sudah tersegel dan tidak bisa dibuka tanpa Alfiora yang membuat segel

Begitu mata air utama tersegel, semua air yang mengalir di Kerajaan Suelita kembali seperti semula. Letizia yang melihat itu mendekat dan mencelupkan tangannya ke aliran air itu. Para pangeran dan juga Galenia maupun Alfiora berharap cemas melihat Letizia melakukan hal seperti itu. Mereka takut terjadi sesuatu kepada Letizia seperti tempo hari. Letizia tersenyum memperlihatkan jika semuanya baik-baik saja

Letizia menemui Raja Bernardo dan Ratu Beatrisa begitu tiba di istana.  Letizia menunduk hormat kepada Raja dan Ratu begitu berhadapan langsung. Raja yang mengerti meminta Letizia untuk mengatakannya. Letizia mengatakan semua yang ada dalam pikirannya membuat Raja Bernardo maupun Ratu Beatrisa sedikit terkejut. Raja tersenyum dan menghampiri Letizia. Raja menjelaskan jika perasaan Letizia bukanlah sebuah ilusi namun sebuah kenyataan. Letizia akhirnya mengerti akan semua perasaan aneh yang dirasakannya

Ratu Beatrisa memeluk Letizia mengerti akan perasaan sang puteri. Ratu meminta Letizia untuk tidak mengatakannya kepada siapapun termasuk orang-orang di istana. Tidak ada yang tahu akan ke depannya. Letizia hanya bisa memeluk sang ibunda menyalurkan semua perasaannya

Selepas menemui Raja Bernardo dan Ratu Beatrisa, Letizia menghabiskan waktu bermain bersama hewan-hewan di taman. Letizia memberi perintah kepada para pelayannya untuk tidak menemaninya termasuk Galenia. Letizia merasa bersalah mengingat semua hal itu. Letizia tidak tahu harus berbuat apa. Letizia dihadapkan sebuah pilihan yang keduanya memiliki ujung yang beresiko

Cahaya-cahayanya muncul menyelimuti tubuh Letizia. Cahaya-cahaya itu sedikit meredup kemudian menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Letizia hingga seperti itu? Letizia hanya bisa terus-terusan menghela nafas panjang. Bahagia, sedih, khawatir, semua perasaan itu menjadi satu membuat Letizia tidak bisa mendeskripsikannya

Letizia tidak bisa terus seperti ini. Memikirkan dirinya sebagai Puteri Mahkota membuat Letizia menyadari tentang semua perkataan Raja dan Ratu. Letizia beranjak dan menemui Galenia. Galenia menunduk hormat begitu melihat Letizia. Letizia meminta Galenia untuk berganti pakaian dengan pakaian yang diberikan oleh Letizia. Letizia tidak memberitahu Galenia kemana mereka akan pergi. Letizia memberi perintah kepada para pelayan maupun para pengawal untuk tidak mengikutinya selama Letizia keluar istana bersama Galenia

Letizia menyusuri jalan pedesaan diikuti oleh Galenia. Letizia tidak banyak bicara dan hanya memperhatikan sekitarnya. Tidak ada yang mengenali maupun tahu jika Letizia adalah seorang Puteri Mahkota. Letizia tetap melanjutkan langkahnya walau tahu jika dirinya telah jauh dari desa