Chereads / LUZ LETIZIA / Chapter 6 - Lima

Chapter 6 - Lima

Galenia membuka mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Galenia melihat Letizia tengah terbaring tak sadarkan diri dengan wajah yang begitu pucat. Galenia menyentuhkan telapak tangannya di dada Letizia. Sebuah cahaya keluar dari mulut Letizia. Cahaya yang seperti api berwarna merah menyala layaknya darah. Cahaya itu semakin membara yang kemudian akhirnya menghilang

Letizia tersadar dan menatap sekitarnya. Letizia menemukan Galenia yang sedang menatap dirinya. Letizia tersenyum seakan mengatakan semuanya baik-baik saja. Letizia menanyakan akan keberadaan para pangeran kepada pelayan istana namun tidak ada yang tahu kemana perginya mereka. Letizia bersama dengan Galenia mencari para pangeran walau tabib melarangnya. Letizia merasakan jika dirinya sudah baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Letizia bukanlah seorang puteri manja yang dengan mudahnya tumbang hanya karena seperti itu. Letizia sejak kecil sudah berlatih fisik bahkan Letizia pernah bergabung dengan prajurit istana

Pangeran Eneas dan Pengeran Dario memeriksa sesuatu. Pangeran Dario memperhatikan sesuatu dengan raut wajah yang begitu serius begitu pun dengan Pangeran Eneas. Pangeran Ciro hendak menyentuhnya namun Letizia mencegahnya. Para pangeran sedikit terkejut dengan kehadiran Letizia. Letizia menggeleng menyatakan tidak. Letizia menyatakan jika dirinya baik-baik saja seakan mengerti tatapan para pangeran. Letizia tersenyum mengatakan semuanya baik-baik saja

Pangeran Ciro menyentuh kening Letizia membuat Letizia mengernyit heran. Letizia mengerti akan kekhawatiran Pangeran Ciro. Sekali lagi Letizia meyakinkan jika dirinya benar-benar sudah baik-baik saja. Pangeran Ciro beralih ke Galenia yang ditanggapi anggukan kecil oleh Galenia. Letizia menjelaskan jika kelereng kecil itulah yang membuatnya tidak sadarkan diri. Letizia mengatakan untuk berhati-hati dalam menyentuhnya. Kekuatan kelereng itu tidak terduga dan bisa muncul kapanpun. Kelereng itu memiliki reaksi dengan sentuhan langsung. Walau tidak akan bereaksi saat disentuh sebentar namun untuk menghindari sesuatu hal yang tidak terduga, lebih baik berhati-hati

Galenia menjelaskan bagaimana kelereng kecil itu bereaksi. Namun Galenia yakin akan satu hal jika dalam kelereng itu ada sebuah kekuatan yang dapat tersalurkan. Kekuatan itu dinamakan Fuego yang berarti api. Api itu akan merambat masuk ke dalam tubuh dan tercampur dengan darah yang kemudian darah akan membeku membuat jantung tidak bekerja sebagaimana mestinya yang akhirnya membuat dada sesak dan sulit bernafas. Hanya pemilik kekuatan Fuego yang jelas bisa melakukan hal itu namun nyatanya pemilik kekuatan Fuego sudah tidak ada lagi kecuali jika itu hanya sebuah imitasi. Namun siapa yang melakukan peniruan itu? Apakah maksud tertentu dengan melakukan hal itu?

Letizia berdiam diri di balkon istana memandang langit malam. Letizia menengadahkan tangannya menerbangkan cahaya-cahayanya. Itulah rutinitas setiap malam bahkan hampir setiap saat Letizia lakukan. Letizia menginginkan dunia yang damai dengan kebahagiaan. Seandainya bisa, bukan hanya sebagian namun Letizia menginginkan kebahagiaan di seluruh wilayah. Mustahil, sebagian wilayah yang dikuasai oleh Raja Adriano, sang raja kegelapan. Raja yang hanya menginginkan kekuasaan tanpa belas kasihan. Raja yang menginginkan keabadian

Letizia merasakan akan kehadiran seseorang disana namun Letizia enggan menoleh. Letizia merasakan itu bukanlah sebuah bahaya. "Puteri Letizia" Letizia menoleh mendengar namanya disebut. Letizia tersenyum kepada Pangeran Noe. Pangeran Noe tersenyum memandang langit. Pangeran Noe mulai bercerita tentang kehidupannya di istana. Letizia memaklumi hal itu. Letizia hanya tidak menyangka Pangeran Noe yang terlihat pendiam mau menceritakan kehidupannya kepada Letizia. Jika dipikir Letizia bukanlah siapa-siapa bagi Pangeran Noe

Letizia menengadahkan tangannya mengeluarkan sebuah cahaya. Letizia meminta Pangeran Noe menengadahkan tangannya. Walau terlihat bingung, Pangeran Noe tetap melakukan apa yang diminta Letizia. Letizia menerbangkan cahaya itu ke Pangeran Noe. Cahaya itu terbang ke tangan Pangeran Noe yang kemudian bersinar terang dan akhirnya melebur di tubuh Pangeran Noe. Pangeran Noe tersenyum melihatnya. Pangeran Noe berterima kasih. Setidaknya sedikit beban yang ada di kepalanya tergantikan oleh sebuah kelegaan

Letizia berpapasan dengan Pangeran Ciro begitu hendak ke kamar. Letizia tersenyum ramah kepada Pangeran Ciro. Letizia hendak melanjutkan langkahnya namun dicegat oleh Pangeran Ciro. Pangeran Ciro meminta Letizia untuk mengikutinya. Entah kemana Pangeran Ciro akan membawanya. Pangeran Ciro telah melewati gerbang istana. Pangeran Ciro terus berceloteh dengan riangnya sambil terus berjalan . Letizia sedikit kesulitan mengimbangi langkah Pangeran Ciro yang terlalu cepat apalagi jalanan yang cukup gelap dengan gaun seperti itu

Letizia begitu takjub dengan apa yang ada di depannya. Gemerlap cahaya dan lampion yang menyinari sungai membuat Letizia terkesima. Pangeran Ciro mengatakan jika itu adalah tradisi yang dilakukan oleh penduduk desa setiap tahunnya. Pangeran Ciro mulai bercerita tentang pertemanannya dengan Pangeran Dario, Pangeran Cortez, dan Pangeran Eneas. Bagaimana pertemuan mereka hingga terus berlanjut sampai sekarang

Pagi menjelang, burung-burung berkicau dengan udara khas serta embun yang terus menetes di dedaunan. Letizia menghirup udara pagi yang begitu menyejukkan. Letizia tersenyum dari balik jendela. Letizia segera keluar setelah pelayan memanggilnya untuk sarapan bersama para pangeran dan juga raja. Sepertinya bukan Letizia yang menjadi terakhir karena setelah Letizia duduk, Pangeran Niguel muncul. Pangeran Niguel menyapa Letizia dengan ramah dan juga sopan

Sarapan pagi itu berlangsung dengan tenang tanpa ada suara. Begitu selesai sarapan, Raja membahas tentang kejadian kemarin. Raja Humberti menyampaikan pendapatnya akan hal itu. Raja Humberto sudah memikirkan hal itu sejak beberapa hari yang lalu. Raja Humberto telah mendapat laporan yang sama beberapa kali dari penduduk desa. Kelereng kecil itu sepertinya tidak disebar ke seluruh desa dan hanya di tempat-tempat tertentu saja. Berdasarkan laporan-laporan itu, kelereng-kelereng tersebar di tempat yang ramai dan tempat-tempat yang sering dikunjungi penduduk. Maka dari Raja Humberto memerintahkan pengawalnya untuk ke desa penyihir untuk menjemput langsung sang penyihir. Raja Humberto tidak ingin kejadian seperti saat di Suelita terjadi

Pangeran Eneas menyimpulkan jika penyebab air membeku di Suelita dan kelereng kecil di Neiva bisa dikatakan sama. Entah apa yang sebenarnya semua ini dan siapa yang melakukannya? Semuanya menjadi misteri. Jika Suelita dan Neiva sudah menjadi sasaran kemungkinan besar Estrella, Laluna dan Adonia juga dijadikan sasaran. Namun bagaimana dan kapan terjadinya? Tidak ada yang tahu. Semuanya harus tetap berjaga-jaga demi keselamatan bersama. Letizia terpikirkan akan sesuatu. Letizia sepertinya tahu sesuatu namun tidak atau bisa dikatakan belum ingin mengungkapkannya. Entah apa alasannya namun itu semua hanya Letizia yang tahu

Letizia terlihat berjalan kesana-kemari membuat Galenia heran melihatnya. Letizia duduk di sebelah Galenia dan mengatakan tentang keresahannya. Galenia yang mengerti akan hal itu mencoba menghibur Letizia. Letizia tertawa melihatnya. Letizia memeluk Galenia membuat Galenia sedikit terkejut. Galenia ingin melepas pelukan itu namun Letizia menghentikannya dengan mengatakan "Sebentar saja. Aku hanya ingin seperti ini untuk beberapa menit. Kau ingin menghiburku maka caranya adalah biarkan seperti ini. Ini perintah, kau tidak bisa menoleh". Walau tidak bisa melihat wajah Galenia saat itu, Letizia tahu jika Galenia sedang tersenyum

Galenia beranjak menyadari akan kehadiran Pangeran Eneas. Letizia tersenyum dan meminta Pangeran Eneas untuk duduk. Tanpa banyak bicara dan tanpa berkata Pangeran Eneas duduk di sebelah Letizia. Letizia tidak tahu apa maksud dan tujuan Pangeran Eneas berada disana namun demi menghindari kecanggungan Letizia mencoba bercengkrama dengan Pangeran Eneas walau hanya ditanggapi jawaban singkat dari Pangeran Eneas. Letizia tidak mempermasalahkan hal itu karena Letizia tahu bagaimana perawakan Pangeran Eneas

Angin berhembus menerbangkan rambut panjang Letizia. Pangeran Eneas menatap Letizia begitu dalam. Memperhatikan setiap inci dari wajah Letizia. Pangeran Eneas merasa ada sesuatu yang membuncahnya. Masa lalu yang tiba-tiba melintas di pikirannya. Letizia mengingatkan Pangeran Eneas akan seseorang. Letizia yang melihat Pangeran Eneas melamun melambaikan tangan di depan wajah Pangeran Eneas. Pangeran Eneas kembali ke kesadarannya. Pangeran Eneas memegang tangan Letizia menghentikan aksinya Letizia. Pangeran Eneas mendekatkan wajahnya menelitik apa yang ada di wajah Letizia. Letizia termenung mencerna apa yang sedang terjadi

Pangeran Eneas kembali memundurkan kepalanya membuat Letizia akhirnya bernafas lega. Letizia sedari tadi menahan nafas karena wajahnya begitu dekat dengan Pangeran Eneas. Entah apa maksud Pangeran Eneas melakukan hal itu. Apakah itu hanya candaan atau ada maksud tertentu di balik itu? Tidak ada yang terpikirkan oleh Letizia saat itu. Pangeran Eneas pergi begitu saja tanpa ada kata seakan tidak ada yang terjadi

Selepas Pangeran Eneas pergi, Pangeran Cortez muncul menemui Letizia. Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez bersitatap seakan berkomunikasi. Tatapan Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez seperti mengisyaratkan sesuatu. Ada sesuatu yang sepertinya hanya mereka berdua yang tahu. Tidak...sepertinya Pangeran Dario dan Pangeran Ciro juga tahu sesuatu. Begitu melihat Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez saling berhadapan, Pangeran Dario dan Pangeran Ciro menarik mereka berdua menjauh. Letizia merasa bingung dengan hal itu

Lamunan Letizia terbuyarkan begitu Galenia menemui Letizia meminta Letizia segera ke halaman karena semuanya telah berkumpul hanya menunggu Letizia dan Pangeran Cortez serta Pangeran Eneas. Memikirkan tentang Pangeran Cortez dan Pangeran Eneas, Letizia kembali termenung. Galenia tahu jika Letizia sedang memikirkan sesuatu. Melihat kekhawatiran Galenia membuat Letizia menceritakan apa yang dipikirkannya saat itu. Galenia yang mengerti tentang hal itu diam saja seakan Galenia juga tahu akan sesuatu. Letizia menatap Galenia dengan tatapan memelas berbeda dari tatapan Letizia yang biasanya. Melihat Letizia menatapnya seperti itu entah kenapa membuat Galenia merasa ada sesuatu yang membuncah di hatinya. Mau tak mau Galenia luluh dan menceritakan apa yang dilihat dan didengarnya pagi tadi

Letizia mulai mengerti akan permasalahannya. Letizia juga sebenarnya bingung setelah mendengar cerita Galenia. Letizia tidak tahu apa yang sebenarnya membuat mereka berdua berdebat. Padahal beberapa hari ini mereka terlihat baik-baik saja dan akur. Apa memang sedari dulu mereka sering berdebat seperti itu namun disembunyikan dengan baik? Tetapi dari cerita Pangeran Ciro, semuanya baik-baik saja tidak ada masalah. Sepertinya Letizia harus mencari tahu sendiri

Penghancuran kelereng-kelereng kecil itu segera dilakukan oleh Benita, sang penyihir api dari desa penyihir. Benita sedikit kewalahan dalam membentuk pola yang menghubungkan antara satu kelereng  dengan kelereng yang satunya apalagi jaraknya yang cukup berjauhan. Membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar untuk melakukan hal itu. Benita terengah-engah dan kesulitan berkonsentrasi karena energi sihirnya mulai terkuras. Bukan hal sepele untuk melakukan itu

Melihat itu Letizia menatap Galenia dan mengangguk. Letizia memegang tangan Galenia dan juga memegang tangan Benita. Benita yang mengerti akan hal itu memegang tangan Galenia dan juga Letizia. Galenia maupun Letizia menyalurkan kekuatan mereka kepada Benita. Energi Benita sedikit demi sedikit mulai pulih dan akhirnya bisa menghancurkan semua itu. Benita tersenyum lega merasakan hal itu. Benita menunduk hormat kepada Letizia dan juga Galenia "Salam untuk sang Luz dan Medicina. Hormat Benita, penyihir api dari desa penyihir. Terima kasih atas bantuannya Tuan Puteri". Letizia hanya mengangguk menanggapinya namun bagi Galenia bukanlah hal biasa. Ada sesuatu yang tidak dia mengerti dari ucapan Benita walau terdengar hanya ucapan terima kasih

Letizia pamit untuk kembali ke Adonia setelah semuanya selesai. Tidak ada alasan bagi Letizia untuk tetap di Neiva. Para pangeran bersikeras untuk mengantar Letizia namun Letizia menolak dengan keras. Letizia meyakinkan jika Letizia benar-benar akan pulang dan kembali ke Adonia. Letizia tidak akan pergi kemanapun dan kembali ke Adonia. Setelah perdebatan panjang akhirnya mereka membiarkan Letizia melakukan apa yang diinginkannya. Letizia dan Galenia kembali seperti saat mereka pergi. Tanpa pengawalan tanpa kereta atau tanpa kuda sekalipun

Walau mereka membiarkan Letizia kembali ke Adonia hanya bersama Galenia namun mereka tidak benar-benar melakukan itu. Pangeran Eneas, Pangeran Cortez, Pangeran Dario dan Pangeran Ciro tetap mengawasi dari jauh tanpa membuat Letizia tahu akan keberadaan mereka. Mereka baru merasa lega begitu Letizia telah tiba di istana dengan selamat. Tidak ada hambatan ataupun gangguan yang terjadi selama perjalanan. Para pangeran segera pergi setelah Letizia memasuki istana

"Untuk sekarang, kalian bisa bernafas lega namun untuk selanjutnya tidak ada ampun jika Luz dan Medicina tidak bisa dihancurkan"