Chereads / LUZ LETIZIA / Chapter 3 - Dua

Chapter 3 - Dua

Seekor kupu-kupu bersayap indah terbang di langit dan hinggap di sebuah pohon. Sebuah cahaya yang menyilaukan mengelilingi kupu-kupu itu. Kupu-kupu itu berubah menjadi fairy. Fairy itu terduduk di dahan pohon mengamati seluruh penduduk desa

Letizia berjalan-jalan mengelilingi pasar bersama dengan Galenia. Kali ini Letizia keluar istana setelah mendapat izin oleh Raja Bernardo. Awalnya Raja Bernardo meminta beberapa pelayan dan pengawal untuk mengikuti Letizia, namun Letizia menolaknya. Dengan alasan tidak ingin diganggu dan hanya ingin berjalan-jalan dengan tenang bersama Galenia serta sudah mampu melindungi diri Raja Bernardo akhirnya mengizinkannya

Sebuah benda menarik perhatian Letizia. Sebuah kalung berliontin berbentuk matahari dengan diamond di tengahnya membuat kalung itu berkilau saat terkena cahaya matahari

"Nona terlihat cantik saat mengenakannya" Letizia tersenyum menanggapinya. Kalung yang begitu indah dan sangat cocok terpasang di leher Letizia. Sebuah kalung berliontin bunga dengan permata hijau saphire. Letizia tersenyum dan memberikannya kepada Galenia membuat Galenia ikut tersenyum

Kalung yang dikenakan Letizia dan Galenia sedikit bercahaya tanpa mereka sadari walaupun hanya sebentar. Letizia kembali melanjutkan langkahnya diikuti oleh Galenia di belakangnya. Letizia merasa ada sesuatu yang aneh disekitarnya tetapi tidak ada hal aneh apapun di sekelilingnya. Letizia pun kembali melanjutkan langkahnya

Letizia meraih sesuatu yang bisa dijadikannya alat untuk menyerang. Letizia berbalik dan menodongkannya ke arah seseorang.

"Tuan putri" Letizia menghela nafas setelah mengetahui siapa yang berada di belakangnya

"Pangeran Ciro, Pangeran Dario" Letizia menunduk hormat dan meminta maaf karena telah menodongkan senjata kepada kedua pangeran. Pangeran Dario dan Pangeran Ciro memakluminya. Mereka sangat tahu bagaimana bahayanya di luar istana apalagi bagi seorang Puteri Mahkota. Di dalam istana belum tentu saja aman

Pangeran Dario dan Pangeran segera pamit karena sedang terburu-buru. Mereka sedang melaksanakan tugas untuk memburu para pengkhianat yang melarikan diri. Pangeran Ciro mengatakan jika dirinya dan Pangeran Dario harus menemukan pengkhianat-pengkhianat itu sebelum Pangeran Cortez dan Pangeran Eneas yang menemukannya. Jika mereka berdua yang menemukannya, mereka tidak segan-segan membunuhnya dengan beringas. Pangeran Eneas dan Pangeran Cortez dijuluki Pangeran Pirang Berdarah Dingin oleh para penduduk. Letizia yang mengerti pun mempersilahkan mereka untuk melanjutkan perjalanannya

Walaupun Pangeran Dario dan Pangeran Cortez sudah pergi meninggalkan mereka, Letizia masih merasakan ada yang mengamatinya. Letizia kembali menghentikan langkahnya dan berbalik mengayunkan kayu yang dipegangnya

"Fairy?" Letizia memutuskan untuk membawa fairy yang tergeletak tak sadarkan diri. Fairy itu sepertinya sedang terluka, sayapnya sedikit rusak dan beberapa luka di sekujur tubuh fairy itu

Letizia meletakkan fairy itu di ranjangnya dan meminta Galenia menyembuhkan fairy kecil itu. Mata bulatnya mengerjap begitu Galenia menyelesaikan tugasnya. Fairy itu tampak terkejut dan mengepakkan sayapnya ingin terbang namun dicegat oleh Letizia

"Tunggu"

Fairy itu mengurungkan niatnya ingin pergi karena sepertinya Letizia orang yang baik. Fairy itu memandang Letizia dan Galenia secara bergantian. Fairy itu memejamkan matanya dan mengubah dirinya menjadi seukuran tubuh Letizia. Fairy tampak menunduk hormat kepada Letizia

"Hormat hamba, Tuan Puteri. Alfiora, utusan dari negeri para fairy"

Letizia meminta Fairy itu bangun. Letizia tersenyum dan memandang Fairy itu. Menelitik penampilan fairy itudari ujung kaki sampai ujung kepala. Terlihat dari pakaiannya, dia tergolong fairy air

"Apa yang membuatmu sampai disini hingga terluka?"

"Kerajaan Suelita meminta bantuan fairy air menyegel mata air utama. Saya tidak tahu bagaimana, air disana tiba-tiba berubah warna dan membeku, itu tidak bisa dicairkan karena jika bertemu dengan api akan mengeluarkan asap yang beracun"

"Apa yang membuatmu terluka?"

"Saya hanya mampir untuk beristirahat tetapi tiba-tiba tubuh saya terkena sesuatu dan itu membuat tubuh saya seperti digores benda tajam"

Melihat dari luka-luka Alfiora, itu seperti kekuatan yang mengenainya. Berarti ada seseorang yang sengaja atau tidak ingin melukai Alfiora. Tetapi jika memang sengaja berarti ada yang ingin menghalangi Alfiora untuk sampai di Kerajaan Suelita. Letizia mulai mengerti, ada yang tidak menginginkan Alfiora menyegel mata air utama karena pusat kekuatan kerajaan berada disana. Jika mata air utama tersegel maka kekuatan terbesar kerajaan juga ikut tersegel dan tidak ada yang bisa mengambilnya. Alfiora tidak akan aman jika melanjutkan perjalanan sendirian

"Aku akan ikut. Ini perintah"

Alforia maupun Galenia tidak bisa mencegah Letizia karena Letizia sudah mengeluarkan sebuah perintah. Perintah dari Puteri Mahkota tidak bisa dibantah

"Perintahkan pengawal untuk menyiapkan kereta, kita ke Suelita sekarang"

Para pelayan pun segera melaksanakan perintah Letizia. Dengan cepat Letizia mengganti pakaiannya begitu pun dengan Galenia. Letizia mengamati Alfiora dari atas sampai bawah membuat Alfiora menurunkan pandangannya

"Berikan pakaian untuknya"

"Ini untuk berjaga-jaga. Jika kau masih mengenakan pakaian fairymu maka aku tidak bisa menjamin keselamatanmu" Walaupun tidak mengerti, Alfiora tetap melakukan apa yang diperintahkan Letizia

Letizia menerbangkan kilauan- kilauannya menerangi jalan. Letizia menyadari jika ada yang sedang mengikuti mereka. Beberapa orang dengan pakaian hitam dan topeng di wajah mereka menghadang kereta Letizia. Letizia dengan cepat bertindak saat mengetahui sebagian pengawalnya terluka. Letizia meminta Galenia untuk menyembuhkan mereka ditemani oleh Alfiora. Sementara Letizia harus bertarung dengan orang-orang itu

"Hormat hamba, yang mulia"

"Apa yang terjadi?"

"Tuan Puteri bersama dengan beberapa pengawal dan pelayan melakukan perjalanan ke Suelita termasuk pelayan setia tuan puteri. Seorang fairy juga ikut bersama mereka. Haruskah hamba menjemputnya pulang?"

"Tidak perlu kepala pengawal. Aku percaya dengannya"

Kepala pengawal menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan raja. Raja Bernardo sangat tahu akan kemampuan Letizia. Kemampuan Letizia tidak diragukan lagi ditambah dengan kekuatan yang dimilikinya

"Luz dan Medicina memang tidak bisa dipisahkan"

Letizia hampir saja terkena pedang jika saja Letizia tidak dengan cepat menghindar. Letizia menatap tajam semua musuh-musuhnya. Letizia tersenyum sinis dan mengeluarkan kekuatannya menyerang semua musuhnya. Lagi-lagi Letizia tidak menyadari kalungnya kembali memancarkan cahaya saat menggunakan kekuatannya. Letizia bernafas lega setelah semua musuhnya tumbang

Letizia segera menghampiri Galenia yang kewalahan menyembuhkan pengawal-pengawal yang terluka. Kekuatannya tidak cukup kuat untuk menyembuhkan mereka semua. Melihat Galenia yang sudah kelelahan, Letizia menyalurkan kekuatannya kepada Galenia dengan mengarahkan tangannya ke punggung Galenia. Galenia merasakan tubuhnya lebih ringan mendapat kekuatan dari Letizia. Alfiora terkejut melihat kalung Letizia dan Galenia memancarkan cahaya bersamaan

"Apakah mereka?" gumam Alfiora dengan suara yang sangat kecil

Suara langkah kaki membuat Letizia dan beberapa pengawal yang tidak terluka menjadi waspada. Suara langkah kaki itu semakin mendekat membuat Letizia siaga. Letizia hendak mengeluarkan pedangnya namun dicegat oleh seseorang. Letizia menoleh dan menemukan Pangeran Cortez yang ternyata mencegahnya mengeluarkan pedang

"Turunkan pedang kalian dan beri hormat kepada Pangeran" ucap Letizia memberi perintah

Pangeran Cortez melepaskan pegangan tangannya pada lengan Letizia. Letizia kembali menghampiri Galenia dan Alfiora yang sedang membuat api unggun untuk menghangatkan mereka. Letizia memutuskan untuk beristirahat dan akan melanjutkan perjalanan esok hari karena malam semakin gelap. Mereka tidak mungkin memasuki hutan lebih dalam saat gelap seperti ini

"Pangeran"

Bukan hanya Pangeran Cortez yang menoleh, Letizia pun ikut menoleh. Letizia mengenali suara itu. Benar, Pangeran Ciro datang bersama dengan Pangeran Dario dan Pangeran Eneas. Letizia berdiri dan menunduk hormat lalu melanjutkan pekerjaannya

"Apa yang membuat tuan puteri berada di hutan saat gelap seperti ini?"

Letizia berdiri dan menghadap Pangeran Dario. Letizia tersenyum walaupun tidak terlihat oleh Pangeran Dario karena cahaya yang begitu redup disana

"Saya sedang melakukan perjalanan menuju Suelita, Pangeran"

Mendengar kerajaannya disebut membuat Pangeran Eneas dengan cepat menoleh dan menatap Letizia. Letizia tersenyum walaupun Pangeran Eneas menampilkan wajah dinginnya. Aura Pangeran Eneas begitu kuat tetapi Letizia tidak menunjukkan sorot akan ketakutan atau apapun itu. Letizia terlihat biasa saja saat berhadapan dengan Pangeran Eneas

"Ada hal apa hingga membuat tuan puteri mengunjungi Suelita?"

"Sebenarnya saya hanya menemani Alfiora ke Suelita. Alfiora adalah fairy air yang diutus untuk menyegel mata air utama"

"Apa terjadi sesuatu disana?"

"Benar, air di Suelita tiba-tiba berubah warna dan membeku. Dan jika dicairkan dengan api maka akan mengeluarkan asap yang beracun"

"Tetapi kenapa bisa tuan puteri?"

"Saya tidak sengaja menemukan Alfiora tergeletak tak sadarkan diri dan membawanya ke istana. Luka di tubuhnya bukan karena terkena benda tajam. Ini disengaja atau tidak, luka-luka Alfiora disebabkan karena terkena kekuatan. Jika memang disengaja, pasti ada alasan mengapa Alfiora"

"Karena orang itu tidak ingin Alfiora sampai di Suelita"

"Pangeran Ciro benar, Ada yang tidak menginginkan Alfiora menyegel mata air utama. Jika mata air utama tersegel maka kekuatan terbesar Suelita juga tersegel dan tidak ada yang bisa mengambilnya"

"Berarti ada yang menginginkan kekuatan itu?"

"Pangeran Dario tepat sekali. Makanya saya menemani Alfiora untuk sampai di Suelita dengan selamat"

Seorang pengawal menghadap Letizia dan menunduk hormat. Letizia tahu ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengawalnya

"Salah seorang diantara mereka ditemukan masih hidup dan telah diikat agar tidak melarikan diri. Hamba menunggu perintah dari tuan puteri"

"Aku ingin menemuinya"

Letizia menatap tajam orang dihadapannya. Letizia mendekat dan mengeluarkan cahayanya di depan wajah orang itu. Orang itu menutup matanya karena cahaya yang dikeluarkan Letizia. Cahaya yang Letizia keluarkan bisa membuat orang-orang tidak bisa melihat jika mengenai mata

"Siapa yang mengutusmu?"

"Mohon ampuni saya. Saya melakukan ini atas perintah...akh"

Letizia menoleh ke belakang. Letizia memeriksa denyut nadinya namun tidak ada. Letizia berbalik dan menemukan Pangeran Eneas tengah menatapnya. Pangeran Cortez, Pangeran Ciro dan Pangeran Dario juga melakukan hal yang sama

"Mereka menghadang dan menyerang kami saat perjalanan. Sepertinya mereka menginginkan Alfiora"

Pangeran Eneas sedikit terkejut dan kembali menormalkan ekspresinya. Letizia menyadari raut wajah terkejut Pangeran Eneas

"Bagaimana bisa Pangeran tidak mengetahui masalah ini?"

"Beberapa hari ini Pangeran Eneas tidak berada di Suelita. Pangeran Eneas sedang melakukan perjalanan bersama kami"

Letizia mengangguk dan menghampiri Alfiora dan Galenia. Letizia membantu Alfiora dan Galenia menyiapkan makanan untuk makan malam. Sebelumnya Letizia berpesan untuk membawa bekal beberapa keperluan lainnya selama perjalanan

Alfiora berubah ke wujud fairynya dan terbang tinggi untuk melihat keadaan sekitar. Alfiora tak menemukan apapun hanya kegelapan yang mendominasi. Alfiora kembali terbang rendah sampai kakinya menginjak tanah dan kembali ke wujud manusianya

Letizia ke sungai sebelum melanjutkan perjalanan ke Suelita.  Letizia duduk di batu besar dengan kaki tercelup ke air. Letizia begitu menikmatinya

Letizia menoleh begitu menyadari ada yang melintas di belakangnya. Letizia memejamkan mata menajamkan pendengarannya. Letizia dengan cepat meraih pedangnya

Letizia kembali menyimpan pedangnya saat mengetahui jika Pangeran Eneas yang sedang berdiri di belakangnya

"Mohon maaf pangeran, saya tidak mengetahui jika itu pangeran"

Letizia meminta maaf karena salah mengira. Ini aneh, Letizia benar-benar merasakan jika ada yang melintas di belakangnya. Sebuah benda mengkilap menarik perhatian Letizia. Pangeran Eneas mengikuti arah pandang Letizia. Letizia segera mengambil benda itu dan mengamatinya. Perasaan Letizia tidak pernah salah, ada yang  mengawasinya sejak tadi

Bentuknya seperti sebuah batu kristal. Warnanya gelap dan terlihat seperti sebuah kaca. Juga terlihat seperti es. Letizia mengeluarkan kekuatannya dan mengarahkannya ke batu itu. Warna batu itu berubah menjadi bening dan asap hitam keluar dari dalam batu. Seketika Letizia tergeletak tak sadarkan diri