Selamat membaca
°•°•°
Seluruh siswa di SMA Devout--- khususnya yang ada di kelasku, sudah selesai berkemas. Aku sama Sean yang keluar lebih dulu karena jarak bangkuku dekat dengan pintu kelas. Sementara letak kursi Sean, persis di belakangku.
Lelaki itu menggandeng pergelangan tanganku begitu saja, tanpa mendengar persetujuanku secuilpun. "Ikut aja!" titahnya. Tatapan serius dari lelaki berjaket coklat ini membuatku sulit untuk menyemburkan kalimat bantahan.
Maka dari itu, aku pun hanya memandangi jari-jemarinya yang melingkar erat. Meskipun erat, tapi tidak membuatku kesakitan. Sebaliknya, perasaan di dalam dadaku malah sudah tak menentu. Aku merasa seperti terbanting ke masa lalu, lebih tepatnya saat aku jatuh hati padanya dulu. Huh... manisnya....