Selamat membaca
°•°•°
Hujan membasahi semua objek yang ditembaknya dengan sangat kencang. Bunyi atap yang diterjang curah hujan pun jelas sekali di telingaku. Kulitku merasakan efeknya, hawa dingin terus menusuk.
Cipratan-cipratan kecil juga mengenai wajah, tangan, dan beberapa titik di seragam putihku beberapa menit lalu. Tapi itu tak membuatku kesal, marah, atau dapat meningkatkan emosi negatif di dalam diri. Sebaliknya, aku teramat damai menikmati.
"Maaf ya soal kemaren..." Tanganku yang sibuk menggosok-gosokkan jaket hitam ke leher tetap terlaksana. Tolehan singkat kulakukan untuk siswa berambut basah yang mulai melangkah kemari dan memberi anggukan padanya sekali saja. "Aku bener-bener enggak tau kalo Elisa sakit pas aku mau ke rumahmu."
"Iya, nggak papa kok..." Dia hendak melepas tas ransel hitam, setelah duduk di kursi samping kananku. Senyum kecilku muncul tanpa diundang. "Santai aja!" seruku dengan menyampirkan jaket di genggamanku ini ke kepala kursi.