Selamat membaca :)
°•°•°
Tidak sampai lima hari Dea mendekam di rumah sakit. Kini dirinya sudah kembali ke rumah ternyaman. Tentunya bersama Sean, sang suami, dan juga tidak hanya mereka berdua, si bayi perempuan mungil menjadi pelengkap.
Anggota baru bagaikan peri cantik, hadir di tengah-tengah papa dan mama muda yang sedang asik berdua di atas ranjang. Sementara si kecil, berada di dalam gendongan ibunya. "Siapa panggilannya?" tanya Dea.
Sean berbaring terlentang di samping sang istri. Kedua tangan tersimpan di atas bantal, menopang kepalanya. Wajah tampan dan mata teduhnya tidak berhenti memancarkan sukacita yang besar.
"Sean!" Dea memekik kala merasa geram, jarinya sudah mencubit puncak hidung lelaki berotot itu. "Panggilannya siapa?!" imbuh Dea tersenyum lebar. "Nana?"
"Tunggu, Sayang..." pinta Sean memikirkan. "Nasya Ansena... hem... Nasya?"
Dea menarik dan membuang napas panjang. "Sama aja nggak disingkatlah...."