Selamat membaca :)
°•°•°
"Satu ciuman?" Sean bertanya dengan tatapan lembutnya. Dea mengangguk malu, membenarkan penawarannya dan pertanyaan Sean. Namun dia dibuat tercengang ketika Sean melanjutkan gerakan bibirnya. "Masih kurang, Sayang...."
Dea tidak bisa mengganti raut terkejut dengan tatapan datar. Bibir tipis cemberut. "Kamu udah ditawari malah minta lebih," dengus Dea kesal. Jujur, sama sekali tidak masalah kalau Sean meminta. Hanya saja, jantung itu tidak bisa dijinakkan. Sudah pasti menimbulkan debaran kencang.
Sementara Sean, pandangan lelaki itu meredup. Binar bahagianya lenyap. "Oke," sahut Sean.
Bukannya berbalik dan mendekati sang istri, pria itu tetap melanjutkan langkah kaki. Mendekati ranjang dan meraih kaos putih polos yang sempat dia sentuh. Setelah Sean memilih membaringkan tubuh di sana.
Dea meletakkan pakaian di tangan sebentar dan menyebut pelan, "Sean." Tentunya dengan tatapan mengarah pada pria tampan yang sedang tiduran. Sean tidak menjawab.