Naya dan Putra sampai di Asrama. Ada Adi disana, ia menunggu kedatangan Naya.
"Hei, kamu datang? Kenapa tidak meneleponku? Aku bisa pulang cepat kalau tau kau ada disini." Naya menghampiri Adi.
Putra mengamati gelagat Adi saat bertemu dengan Naya. Entah cuma perasaannya atau bagaimana Putra tidak tau pasti. Putra hanya merasa jika Adi terlihat lebih dekat dengan Naya dibanding saat mereka bertemu untuk yang pertama kali saat di kafe waktu itu.
"Aku tidak ingin mengganggumu. Lagipula aku bisa menunggu." Senyum ala iklan pasta gigi yang menjadi ciri khas Adi.
"Hai, Bro. Apa kabar?" Sapa Putra.
"Baik, kau bagaimana?"
"Okelah."
"Kenapa kau tak datang? Aku kecewa." Protes Naya.
"Maaf, aku ada urusan penting tadi. Aku memang tidak bisa datang tapi aku punya sesuatu untukmu. Tunggu."
Adi mengambil sesuatu dari dalam bagasi mobilnya. Buket bunga seperti yang Putra berikan kepada Naya tapi milik Adi jauh lebih besar.
"Untukmu."