Abi tidak sabar menunggu Fika berpikir. Akhirnya Abi memberi Fika waktu untuk memutuskan apa yang akan ia katakan. Abi bisa paham jika apa yang akan diungkapkan oleh Fika tidak mudah baginya.
"Tidak apa-apa. Kamu tidak harus mengatakannya sekarang. Pikirkan saja dulu. Kamu boleh memberitahuku saat sudah siap." kata Abi tanpa emosi.
Fika nampak tidak tenang, apalagi setelah mendengar ucapan Abi. Fika merasa jika bos di depannya itu tau sesuatu. Mungkinkah dia menyadarinya? Lalu bagaimana? Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya? Batin Fika.
Ana juga tidak sabar, dia ingin sekali memprovokasi Fika agar mengatakan apa yang ia ketahui, tapi Ana tidak ada keberanian untuk itu. Ana tidak mau ambil resiko jika ternyata pimpinannya tidak suka dengan tindakannya. Ana tidak mau gegabah. Ana lebih memilih untuk diam, dia memilih cari aman untuk saat ini. Ana tidak mau berbuat kesalahan yang sebenarnya bukan wilayahnya.