Sial, dasar kau Naya. Bisa-bisanya kau selamat dari bahaya. Lebih parahnya, kau malah mendapat perhatian dari tim perusahaan.
Fika juga, seharusnya ia jadi tersangka dan keluar dari kompetisi ini tapi malah mempunyai kesempatan untuk bertemu pimpinan dan mendapatkan pengampunan dari pimpinan.
Lihat saja, aku akan berusaha menyingkirkanmu dari kompetisi ini. Siapapun tidak akan aku biarkan untuk menghalangiku menjadi Ratu Model. Kata Fisa penuh percaya diri dalam hati.
Di lapangan Golf, ketua sudah menunggu kedatangan Abi. Beliau sedang melakukan pemanasan sebelum mulai bermain.
"Apa yang ingin kakek ketahui? Ah, aku salah. Seharusnya aku bertanya, apa yang kakek inginkan?"
"Hahaha, jangan buru-buru. Kita bisa bermain dulu. Apa caddy disini tidak ada yang menarik perhatianmu?" Ucap ketua meledek.
"Kakek!" Abi tidak suka dengan arah pembicaraan ketua yang mempunyai arti khusus sebagai perumpamaan. Abi merasa tersinggung.
"Kenapa kau meninggikan suara? Apa ucapanku salah?"