"Ji!!!!"
"Jihye!!! Moon Jihye!!!"
Ketukan pintu dan teriakan yang berisik membuatku terbangun dari tidurku. Aku melihat jam yang ada di nakas menunjukkan pukul 4. Aku tidak tau sekarang pukul 4 pagi atau pukul 4 sore karena setiap pergi tidur, aku selalu membuat ruangan ini menjadi gelap gulita. Aku menutup semua gorden pintu dan membiarkan diriku tenggelam dalam kegelapan dan tertidur dengan nyenyak.
Terakhir pergi tidur, aku yakin sudah melewati jam 4 sore dan berarti sekarang sudah sekitar jam 4 pagi karena aku cukup yakin kalau aku tidak tidur selama 24 jam penuh.
"Moon Jihye!!!"
Suara itu kembali terdengar tapi sudah tidak terlalu keras seperti tadi. Yongha, aku yakin dia baru saja dibentak tetangga yang baru menghuni apartemen disebelah kamarku. Karena tidak ingin membuat keributan lebih banyak lagi, aku berlari membukakan pintu dan membiarkan Yongha masuk ke apartemen
"Apa yang kau.. astaga kau minum berapa botol alkohol?" Aku menutup mulutku karena mual yang tiba-tiba menghampiriku setelah mencium aroma busuk dari alkohol. Sungguh, lelaki ini benar-benar menjijikkan. Berani sekali ia mendatangiku dalam keadaan mabuk parah seperti ini. Baru 2 hari aku memutuskan untuk mengkhiri hubungan kami, sekarang ia sudah bertingkah seperti ini.
"Kau tidak boleh meninggalkanku seperti ini" Yongha bergumam tapi aku mendengar dengan sangat jelas apa yang ia bicarakan. Aku berpura-pura tidak mendengarnya dan menuntunnya ke kamar mandi lalu meminta Yongha untuk membersihkan badannya. Minimal menggosok giginya dan menyiram tubuhnya agar aroma alkohol yang menempel ditubuhnya menghilang. Walau aku yakin aroma itu tidak akan sepenuhnya menghilang.
Karena masih 2 hari berlalu jadi semua peralatan mandi dan pakaian milik Yongha masih ada disini. Yongha memang sengaja meninggalkan beberapa pakaiannya untuk lebih memudahkannya. Aku membiarkannya berendam di kamar mandi agar ia bisa menemukan kesadarannya kembali.
Entahlah, mungkin karena sudah menjadi kebiasaan. Setiap kali Yongha menginap disini, aku selalu menyiapkan semua yang ia butuhkan. Jadi tubuhku bergerak otomatis walaupun masih dalam keadaan linglung setelah bangun tidur.
Detik ini, aku bahkan menemukan diriku sedang menyiapkan Jus Tomat yang selalu diminta Yongha untuk memulihkan kesadarannya dari alkohol. Aku tidak tau ini benar-benar berpengaruh atau ia meminumnya hanya kerena sangat menyukai tomat, entahlah. Tapi Yongha selalu minta dibuatkan Jus Tomat dengan alasan untuk membantunya mempercepat pencernaan alkohol.
Aku menunggunya cukup lama. Sudah hampir 40 menit dan ia masih belum keluar dari kamar mandi. Khawatir, aku mencoba memanggilnya.
"Apa kau baik-baik saja?"
"Hmm"
Ia masih menyahut dan berarti ia baik-baik saja. Sungguh kekhawatiran yang sia-sia.
Sambil menunggu Yongha keluar dari kamar mandi, aku melihat ponselku yang ternyata sudah berisi 76 kali panggilan tidak terjawab. Semua dari Yongha.
Dia memang tipe orang yang menyebalkan. Lelaki mana yang akan menelepon sampai sebanyak ini?!
Aku tidak mendengarnya karena saat tidur, aku selalu mematikan volume nada dering ponsel dan hanya menyalakan notifikasi pesan.
"Oh, kau sudah menyiapkan jus tomat untukku?"
Lelaki ini sudah berdiri di depanku dengan celana training yang dipadukan dengan kaos hitam dan rambut yang masih basah. Tampan... Lelaki ini masih terlihat tampan karena dia memang tampan.
Jantungku berdetak dengan cepat. Tidak salah lagi, terlepas dari apa yang telah ia lakukan, aku masih mencintainya.
Yongha duduk di kursi didepanku dan langsung meminum jus tomat dengan sekali teguk. Aku langsung menyodorkan air mineral yang memang telah kusiapkan dari tadi. "Pelan-pelan saja karena aku tidak akan mengusirmu"
"Aku juga tidak berniat untuk pergi dari sini secepatnya"
"Apa yang kau inginkan dariku dengan kunjunganmu di jam ini?"
"Aku merindukanmu"
Deg!!! Kumohon jantungku berdamailah hari ini.
"Aku pikir, kau sedikit lupa kalau kita sudah berpisah" Aku hanya ingin menegaskan sekali lagi kepada Yongha kalau yang aku ucapkan sebelumnya adalah benar.
"Aku tidak mengerti dengan alasanmu mengakiri hubungan kita" Yongha mulai frustasi. Efek alkohol sudah mulai menguasai pikirannya.
"Sepertinya aku sudah pernah mengatakan kepadamu alasanku memilih untuk berpisah darimu. Dan itu sudah sangat jelas sekali. Aku mohon, ini adalah hari terakhir kau menemuiku."
Yongha mulai terlihat marah, tapi ia masih mencoba untuk menahan emosinya. Mungkin karena ia tidak mau membuat keributan. Lelaki ini masih punya hati nurani, setidaknya untuk orang lain.
"Aku sudah berhenti memakainya"
"Baru 2 hari berlalu dan kau bilang sudah berhenti? Omong kosong! Tahun lalu pun kau mengatakan sama persis dengan yang kau ucapkan sekarang" Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. 1 tahun yang lalu ia juga berkata seperti itu karena aku masih bodoh, aku percaya saja dengan ucapannya.
"Kali ini aku sungguh-sungguh"
"Terakhir kau juga bilang seperti itu. Hentikanlah, aku sudah tidak percaya lagi padamu"
"Aku berjanji akan menepati janjiku. Kumohon, kembalilah padaku. Kita coba memperbaikinya lagi."
Aku muak mendengar semua yang ia katakan. Meskipun aku masih mencintainya, aku masih tidak tahan mendengar omong kosong yang keluar dari mulutnya. Aku terlalu lelah untuk kembali menjalani hari-hari yang berat. 2 hari ini, aku merasa menjadi lebih bahagia meskipun sesekali aku kembali teringat padanya.
"Sudahlah, aku sudah tidak mau lagi membahas ini. Kau kuijinkan tidur disini sampai pengarmu menghilang."
"Kau benar-benar akan seperti ini padaku?" Suara Yongha mulai meninggi. Aku yakin, sebentar lagi ia akan melempar gelas kosong bekas jus tomat tadi. sial!
"Kalau kau berani membuat keributan disini, pagi ini, aku yakin orang yang tinggal disebelah tidak akan tinggal diam. Aku lelah, aku butuh tidur dan kau pun butuh tidur. Aku sudah menyiapkan semuanya, kau tidur lah dan silahkan pergi saat kau bangun nanti." Aku masih berbaik hati karena tidak tega mengusirnya.
"Aku tidak akan pernah menyerah padamu" Yongha berdiri dan pergi menuju kamar tamu yang telah kupersiapkan sejak ia mulai mandi tadi.
Aku tidak pernah membayangkan kalau Yongha akan menghampiriku di jam seperti ini. Aku tau ia kadang bisa nekat, tapi aku tidak pernah tau ia bisa mengunjungiku dalam keadaan mabuk. Setauku, Yongha salah satu orang yang kuat minum dan selama berpacaran denganku, ia hanya pernah mabuk berat saat ia disuruh pindah oleh atasannya ke luar negeri. Beruntung saat itu ia bisa mengatasinya hingga tidak jadi dipindah tugaskan.
Kalau sampai ia mabuk seperti ini, aku rasa ia minum lebih dari 7 botol soju atau ia memang sangat terluka karena hubungan kami benar-benar berakhir?
Aku bersyukur ia masih dalam pengaruh alkohol. Kalau Yongha dalam keadaan sadar, aku yakin ia tidak akan pernah bisa menyerah secepat ini dan merecokiku dengan berbagai macam pertanyaan dan memintaku menjelaskan alasanku berpisah darinya.
Aneh memang, biasanya orang yang dalam pengaruh alkohol lebih berbahaya tapi Yongha tidak seperti itu. Ia punya kendali luar biasa akan tubuhnya saat dalam pengaruh alkohol. Ia tidak bar bar seperti kebanyakan orang. Yongha hanya butuh tidur untuk mengembalikan kesadarannya.
Aku lebih takut saat Yongha berada dalam keadaan 100% sadar. Ia sangat menakutkan dan aku tidak bisa membayangkan perkataan apa saja yang akan keluar dari mulutnya.
Ah, kuharap besok tidak akan terjadi apa-apa.
*****