Chereads / Fight in Love / Chapter 59 - 58

Chapter 59 - 58

Nara berjalan keluar mall. Ia berencana untuk pulang ke apartemen dengan taksi. Saat sedang menunggu taksi datang ia terus menghapus air matanya yang terus mengalir dari tadi. Tiba-tiba ada yang menarik tangan kirinya dan membawanya ke area parkir di basement.

"Kamu mau kemana?" Tanya Rich.

"Pulang!!" Jawab Nara dengan ketus.

"Kenapa nunggu taksi? Pulang sama aku aja" kata Rich.

"Memangnya kamu siapa? Dan kenapa aku harus pulang sama kamu?" Tanya Nara.

"Aku ini suamimu! Kamu tanggung jawabku" jawab Rich.

"Kamu memang suamiku tapi hanya di depan orang banyak" ketus Nara.

"Apa sih maksudmu?" Rich heran dengan ucapan dan nada bicara Nara.

"Aku tahu kamu gak cinta sama aku dan terpaksa menikah denganku" kata Nara.

"Jadi masalahnya apa? Kamu dan Sam juga berpacaran di belakangku, bukan" Rich mencoba menjelaskan.

"Itu dulu! Sekarang seja aku menikah denganmu aku gak punya hubungan lagi dengan Sam. Kami hanya sebatas teman" Nara membela diri.

"Teman katamu? Mengucapkan selamat ulang tahun pada seorang teman dengan panggilan sayang? Itu maksudmu dengan teman?" Kini Rich tak mau kalah.

"Mungkin kami memang kelewatan saat memberikan sapaan di sosial media. Tapi kamu?" Ucap Nara.

"Aku apa?" Rich tak mengerti.

"Kamu bilang gak pacaran, gak kencan sama wanita lain tapi tadi kalian berpelukan mesra terus lama lagi. Apa itu bukan pacaran? Hanya teman? Berpelukan di depan adiknya dan semua orang di mall?" Nara menghapus air matanya yang mengalir basah di pipinya. Hatinya begitu sakit saat mengucapkan ucapan itu.

"Kenapa kamu marah? Aku aja gak marah kamu pacaran dengan Sam. Terserah kamu mau ngapain. Aku gak peduli" kata Rich.

"Kalau kamu gak peduli, kenapa kamu dengar semua yang aku katakan? Kenapa kamu peduli kalau aku marah? Kenapa kamu mau ngantar aku pulang? Kenapa kamu mau lindungi aku? Kenapa kamu ngajarin aku banyak hal? Kenapa?" Tanya Nara dengan air mata yang kembali menetes.

"Karna kamu temanku" jawab Rich.

"Teman?" Ucap Nara tak percaya.

"Asal kamu tahu, aku menderita karna harus melakukan apa yang gak aku mau lakukan" kata Rich.

"Menderita? Baiklah aku ngerti. Kita sudahi saja semua ini! Aku akan mengajukan surat perceraian!" Ucap Nara.

"Tunggu dulu, kenapa harus ada surat perceraian? Kita bisa atasi masalah ini! Gimana reaksi keluarga kita kalau mereka tahu kita akan berpisah?" Rich terkejut dan mencoba memberikan pengertian.

"Seperti katamu. Kamu akan menderita karnaku. Jadi kamu bisa bahagia tanpa ku!" Nara beranjak pergi dari hadapan Rich.

Rich dengan cepat menahan kepergian Nara.

"Baiklah jika kamu menginginkan ini. Pergilah sekarang karna apapun yang akan aku katakan gak akan ada artinya lagi" kata Rich.

Nara hanya mendengarkan ucapan Rich dan menahan tangisnya.

"But I must to say this! (Tapi aku harus mengatakan ini)" sambung Rich.

Nara masih mendengar ucapan Rich dan mencoba menahan tangisnya.

"I love you, Nara!" Sambung Rich.

Nara terkejut mendengar ucapan Rich. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap Rich.

"You say what?" Tanya Nara tak percaya.

"I love you, but you can go now!" Rich melepaskan tangannya dari tangan Nara

"Rich!" Panggil Nara.

"Sekarang pergi lah! Pergi!!" Rich membalikkan tubuhnya dan meneteskan air mata namun dengan cepat ia menghapus air matanya.

Nara memegang bahu Rich dari belakang namun Rich langsung pergi meninggalkan Nara sendirian di area parkir. Nara pun pulang ke apartemen menggunakan mobil Rich dan dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

***   ***   ***

Sudah dua Minggu berlalu sejak kejadian di area mobil. Nara dan Rich sudah pisah rumah. Nara tinggal di rumah Collingwoodsmenghubungkan mansion sedangkan Rich kembali ke apartemen nya. Sejak kejadian itu Rich dan Nara tak pernah mengobrol ataupun bertegur sapa, mereka hanya bertatap muka tanpa menyapa di kantor FBI. Rich juga sudah menceritakan semuanya pada Gisel.

Nara sedang di ruangannya. Ia berdiri melihat keluar menggunakan jendela. Pikirkan nya masih mengingat kejadian itu, bagaimana Rich mengatakan semua itu. Nara meneteskan air matanya saat mengingat kejadian dua bulan lalu.

Lamunannya buyar saat ada yang mengetuk pintu.

"Masuk!" Perintah Nara sambil menyapu air matanya dan membalikkan tubuhnya.

Masuklah seorang pria memakai pakaian FBI dengan sebuah berkas ditangannya. Pria itu berjalan ke arah meja kerja Nara.

"Rich?" Ucap Nara kaget.

"Ini! Aku udah tanda tangan" Rich meletakkan berkas itu di atas meja kerja Nara.

"Apa ini?" Tanya Nara sambil membuka berkas itu.

"Yang kamu inginkan" jawab Rich cuek.

"Surat perceraian?" Nara terkejut.

Rich tak merespon. Ia dengan cueknya berdiri di hadapan Nara.

"Apa kita gak bisa membicarakan ini lagi?" Tanya Nara.

"Kita udah membicarakannya dua Minggu yang lalu di area parkir mobil. Apa kamu ingat? Surat ini akan aku kirim ke pengadilan setelah pernikahan Dom" Rich berjalan ke arah pintu keluar Ruangan Nara.

"Tapi kan Rich, ini--" belum habis Nara menjelaskannya, Rich sudah keluar dari Ruangan Nara.

Nara menarik nafas berat namun tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan seseorang masuk ke Ruangan.

"Rich apa kamu berubah pikiran?" Tanya Nara.

"Rich?" Ucap orang yang masuk tadi.

"Gisel? Maaf aku kira tadi Rich" ucap Nara saat tahu bahwa orang yang masuk bukanlah Rich.

"Dia baru aja keluar. Mau aku panggilin, Captain?" Kata Gisel.

"Gak perlu. Ada apa kemari?" Tanya Nara.

"Gak begitu penting sih tapi aku berharap kamu mau mendengar nya" jawab Gisel.

"Tentu. Ayo duduk" Nara mempersilahkan Gisel duduk.

"Aku udah tahu semuanya Nara. Kenapa kamu menyembunyikannya dariku?" Tanya Gisel.

"Aku gak ngerti. Apa maksudmu?" Tanya Nara balik.

"Hubunganmu dan Rich. Kalian udah nikah kan" jawab Gisel

"Gimana bisa kamu tahu?" Tanya Nara.

"Rich menceritakan semuanya padaku" jawab Gisel.

Nara terdiam dan tak berkutik.

"Maafkan aku Nara" ucap Gisel.

"Untuk apa?" Tanya Nara.

"Aku memeluk Rich dan akhirnya kalian bertengkar. Kami hanya seorang sahabat, gak lebih" jawab Gisel.

"Kau mencintainya?' tanya Nara.

"Ya, aku mencintainya tapi dia tidak mencintaiku" ucap Gisel.

"Dia mencintaimu, Nara" sambung Gisel.

Nara terdiam mendengar ucapan Gisel.

"Aku sempat patah hati karna Rich menolak ku tapi akhirnya ia menerima ku sebagai sahabatnya. Itu membuatku senang. Tapi kau Nara, kau beruntung mendapatkan cintanya" Gisel tersenyum.

"Kami akan berpisah" ucap Nara.

"Jangan pernah melepaskannya Nara. Aku mohon pertahankan dia. Kamu akan bahagia jika bersamanya" Gisel menggenggam tangan Nara dan memberikan saran dan nasihat.

"Aku memang gak ingin pisah, tapi Rich...." Nara menggantungkan ucapannya.

"Rich dikalahkan oleh ego nya. Dia memang mencintaimu tapi sikapmu kemarin telah menyakitinya" jelas gisel.

"Dia mengatakan jika dia bersamaku dia akan menderita" Ucap Nara pesimis.

"Dia berbohong Nara. Saat dia mengatakannya dia terluka. Apa kamu tahu? Setiap kali dia mengabaikan mu dia tersiksa. Nara, jika aku jadi kau, aku gak akan pernah melepaskannya" saran Gisel.

"Aku akan berusaha Gisel" Nara tersenyum.

"Aku akan hadir di pernikahan Dom. Saat disana kalian harus sudah baikan, oke!" Pinta Gisel.

Gisel bangun dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan Nara. Nara diam dan mencoba merenungkan dan memahami semua perkataan dan saran Gisel. Dan akhirnya ia bertekad untuk tidak akan mau bercerai.

***   ***   ***