Chereads / Fight in Love / Chapter 65 - 64

Chapter 65 - 64

Esok harinya, Nara sudah cantik dan rapi untuk menghadiri pesta pernikahan Gisel. Ia menyempatkan untuk ke rumah sakit dan berpamitan pada Rich.

"Hai Vanessa, Brian!" Sapa Nara saat tiba di ruang VVIP Rich di rawat dan menemukan kehadiran Brian dan Vanessa.

"Hai Nara, udah siap aja" ucap Vanessa.

"Kau terlihat cantik Nara" puji Brian.

"Gracias Brian" Nara tersenyum mendengar pujian Brian dan berjalan mendekati Rich.

"Pagi sayang!" Nara mengecup pipi Rich.

"Pagi" balas Rich sambil mengunyah sandwich.

"Sandwich nya pedas gak? Kamu belum boleh makan pedas loh" tanya Nara.

"Gak kok. Mau?" Tawar Rich menyodorkan sandwich miliknya.

Nara pun mencicipi sandwich tersebut dan mengangguk memperbolehkan Rich untuk memakannya lagi.

"Kamu ada bawa apa yang aku minta kemarin?" Tanya Rich.

"Ada nih" Nara memperlihatkan paper bag yang ia pegang.

"Mau kemana Rich?" Tanya Brian.

"Mau pergi ke--" ucapan Nara langsung dipotong oleh Rich.

"Gak ada. Itu cuma baju kaos untukku" jawab Rich.

Nara melihat ke arah Rich dengan ekspresi heran dan Rich memberikan isyarat pada Nara dengan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kalo gitu. Aku dan Vanessa akan pergi ke pernikahan Gisel" kata Brian.

"Brian, take care oke!" Pesan Rich.

"Oke, see you!" Brian memberikan senyumannya.

Brian dan Vanessa lalu berjalan keluar ruangan Rich.

"Hampir aja ketahuan" Nara menghela nafas lega.

"Maaf" ucap Rich.

"Ini. Pakai sekarang dan kita bisa berangkat sekarang" Nara memberikan paper bag itu pada Rich.

"Gak bisa make sendiri. Bantuin dong" rengek Rich.

"Dasar Manja!" Nara mengabaikan rengekan Rich dan berjalan mendekati sofa.

Ia menyalakan Tv dan menonton berita sedangkan Rich mengganti pakaian nya. Sepuluh menit kemudian Rich keluar dengan pakaian Rapi, ia memakai suit berwarna silver.

"You'r very handsome Rich" puji Nara.

"Thanks beauty!" Balas Rich.

"Kita harus pergi sekarang" kata Nara.

"Kenapa buru-buru?" Tanya Rich.

"Karna Dom akan kemari tiga jam lagi dan kita harus kembali sebelum dia sampai" jawab Nara.

"Gak bisa sebentar lagi? Aku ingin melihat wanita cantik ini lebih lama" puji Rich yang menatap kagum dan penuh makna pada Nara yang cantik dibalut dengan gaun berwarna silver dan rambut yang terurai indah.

"Udah, jangan kebanyakan gombal nanti kita telat" Nara tersipu malu.

"Tap--"

"Ayo!" Nara menarik tangan Rich untuk keluar dari ruangannya.

***    ***    ***

Di pesta pernikahan Gisel. Nara dan Rich datang dengan mobil Lamborghini Aventador berwarna putih. Sat melewati red carpet, Rich menggandeng Mesra Nata dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya. Sesekali Rich meringis kesakitan namun ia mencoba untuk tidak membuat Nara panik.

Saat akan memberikan selamat pada gisel, Nara dan Rich sama-sama terkejut melihat siapa yang menjadi suami Gisel sekarang.

"Hobs walson?" Ucap Nara tak percaya.

"Kenapa, Nara?" Tanya gisel heran.

"Gak, aku cuma gak nyangka aja kalo kamu akan menikah dengan hobs" jawab Nara dengan sedikit tertawa kecil.

"Jodoh memang ditangan tuhan, kita tak bisa menebak siapa dia" ucap gisel.

"Well done bro! Congratulation!" Rich berjabat tangan dengan Hobs.

"Gracias Rich!" Hobs tersenyum menjabat tangan Rich.

"Oh ya, maaf aku belum bisa menjenguk mu" sambung hobs.

"Relax Man" Rich tak masalah dan memukul kecil bahu Hobs.

"Kau terlihat sangat cantik gisel" puji Nara.

"Gracias Nara. Oh ya, kalian udah rujuk lagi kan?" Tanya gisel.

Nara mengangguk tersenyum.

"Jadi kapan pestanya?" Tanya Hobs.

"Kami belum memikirkannya" jawab Rich.

"Harus ada ya, biar satu dunia tahu kalau kalian adalah pasangan" saran Gisel.

"Akan aku pikirkan" Nara tertawa kecil mendengar saran gisel.

"Kami pamit, Hobs, gisel!" Kata Rich.

"Makasih karena udah datang, Rich" ucap gisel.

"Jangan bikin aku malu dengan berterima kasih"

Gisel memberikan senyuman untuk Rich dan Rich membalasnya dan melambaikan tangan bersama Nara.

Rich dan Nara duduk di meja para tamu. Mereka mengobrol ringan bersama teman-teman FBI mereka.

"Para tamu terhormat, sekarang adalah sesi Dansa, siapkan pasangan kalian. Gracias" Pembawa acara membacakan agenda selanjutnya.

Rich berlutut kemudian mengulurkan tangannya. "Do you want to dance with me?"

Nara menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Rich mencibir kesal tapi ia tak menyerah.

"Come'n honey" Pinta Rich dengan posisi yang sama.

Nara masih kekeh dengan pendiriannya. Rich kesal lalu berdiri dan menarik tangan Nara secara paksa. Ia kemudian memegang pinggang Nara. Mata mereka bertemu di satu titik dan membuat Nara tersenyum.

"Jangan berpura-pura tidak ingin padahal engkau menginginkan nya" bisik Rich.

Nara hanya tersenyum dan tersipu malu mendengar ucapan Rich. Dua menit kemudian alunan musik dimainkan. Tangan kiri Rich memegang mesra pinggul Nara sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Nara. Tangan kanan Nara berada di bahu Rich dan tangan kirinya memegang tangan Rich. Sesekali kening mereka bertemu dan mereka tersenyum mesra.

"Bukannya kamu ingin hal seperti ini?" Tanya Rich.

"Kamu tuh yang ngambil kesempatan" jawab Nara.

"Tapi kamu mau kan" goda Rich.

"Kamu tuh ya, nyebelin!" Nara berdecak kesal.

"Nyebelin tapi suka kan" kata Rich.

"Dasar nyebelin" gerutu Nara.

"Dasar bawel" balas Rich.

Mereka lalu tertawa bersama. Alunan musik sudah berakhir dan Nara pun melepas kedua tangannya dari Rich. Rich berdecak kesal karna musik cepat sekali berakhir.

"Ayo kita pulang sekarang" ajak Nara.

"Tapikan masih ada satu jam lagi" protes Rich.

"Kalau Brian ataupun Dom melihat kita disini, kita akan mendapat masalah" jelas Nara.

"Aku tahu kita harus kemana untuk menghabiskan satu jam yang kita miliki" ide muncul dalam pikiran Rich.

"Kemana?" Tanya Nara.

"Ikut aku" Rich menarik tangan Nara untuk berjalan menuju parkiran dan meninggalkan pesta.

Rich menyetir mobil menuju Barcelona square mall. Tiba di sana, Rich membukakan pintu mobil untuk Nara lalu menarik tangannya.

"Mau belanja apa?" Tanya Nara.

"Kita gak mungkin pergi dengan pakaian formal gini" jawab Rich.

"Tapi kita mau kemana?" Tanya Nara.

"Kencan" jawab Rich singkat.

"Tapi kemana?" Nara masih juga penasaran.

Rich tak menjawab pertanyaan Nara dan malah sibuk memilihkan pakaian untuk Nara. Setelah selesai mengganti pakaian, Rich menggenggam tangan Nara menuju parkiran mall. Nara tersenyum karna sikap Rich yang sok cuek padahal perhatian.

Rich dan Nara kembali ke mobil. Rich mulai menyetir dan memutar lagu a thousand year.

"I have died, every day waiting for you, darling don't be afraid, I Can love you for a thousand year, i love you for a thousand year" Nara bernyanyi sambil sesekali memandang Rich.

"Memangnya kamu lagi nungguin siapa?" Tanya Rich.

"Kamu"

"Aku?"

"Iya kamu"

"Kenapa aku?" Tanya Rich penasaran dengan alasan Nara

"Karna aku hampir mati nungguin kamu bangun dari koma" jawab Nara

"Maaf" Rich merasa bersalah dan mencium tangan Nara.

"Terus gara-gara kamu kita harus pisah selama setahun. Benar-benar gila kamu" sambung Nara.

Rich hanya cengengesan mendengar ucapan Nara yang terdengar seperti rasa kekesalan.

"Aku lapar, kita makan sekarang" Rich memarkirkan mobilnya di pinggir jalanan.

"Yakin disini?" Tanya Nara saat melihat Rich memarkirkan mobilnya.

"Iya, kamu gak mau ya?" Tanya Rich balik.

"Bukan gitu. Gini loh Rich, kamu itu putra dari pemilik Collingwood Group. Apa kamu gak malu?" Jelas Nara.

"Aku gak masalah dengan itu. Ayo turun" Rich turun dan membukakan pintu mobil untuk Nara.

Mereka duduk di meja makan lalu memesan pancake rasa rasberi. Mereka duduk meja yang posisinya dekat dengan jalanan. Beberapa orang yang lewat melihat Rich dengan tatapan aneh.

"Kamu gak ngerasa aneh?" Tanya Nara.

"Gak, biasa aja. Kan ada kamu" goda Rich.

"Sok romantis kamu" Nara menjulurkan lidahnya.

"Memang Romantis. Kalo gak percaya boleh tanya sama mantan-mantan aku" balas Rich.

"Oh ya, ngomongin soal mantan. Kamu punya berapa mantan?" Tanya Nara penasaran.

"Makanan udah datang, kita makan aja dulu" Rich mengalihkan pembicaraan.

Nara berdecak kesal karena pertanyaannya tak dijawab. Mereka menyantap pesanan mereka tanpa ada pembicaraan. Sepuluh menit kemudian makanan mereka habis. Rich meneguk segelas air putih sedangkan Nara menatap Rich.

Rich mengerutkan keningnya karna heran dengan tatapan Nara. "Kenapa?"

"Pertanyaan aku belum di jawab" kata Nara.

"Soal apa?" Tanya Rich.

"Berapa banyak mantan kamu?" Nata kembali mengulang pertanyaan nya.

"Sekitar 18 orang, kalo gak salah" jawab Rich dengan santai.

"18? Kalo gak salah?" Nara terkejut dengan jawaban Rich.

"Sejak kapan pacaran?" Tanya Nara lagi.

"Sejak senior high school" jawab Rich.

"Kok bisa banyak gitu?" Tanya Nara penasaran.

"Ya bisa lah aku kan tampan" jawab Rich dengan percaya diri.

"Gak mungkin cuma karna itu" Nara tak percaya.

"Mungkin karna aku pewaris Collingwood Group dan karna gak ada yang tulus aku putusin" jelas Rich.

"Masih gak percaya" Nara menggelengkan kepalanya.

"Terserah kamu. Ayo pulang, sisa waktu kita cuma 20 menit lagi"Rich bangun dan meminta bill lalu membayar.

Rich dan Nara lalu bergegas menuju rumah sakit. Rich menyetir dengan kecepatan 150 km/jam agar mereka bisa tiba tepat waktu.

***   ***   ***