Chereads / Fight in Love / Chapter 63 - 62

Chapter 63 - 62

Rich berada di kamar operasi, 4 anak peluru harus di keluarkan dari tubuh Rich. Nara dan Gisel menunggu dengan perasaan khawatir. Nara juga sudah menghubungi Dom dan kedua orang tua Rich. Dom dan Brian sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit sedangkan orang tua Rich menolak untuk datang.

"Nara ayo kita makan. Kamu belum memakan apapun sejak tadi" ajak Gisel.

"Aku gak lapar, kamu aja yang makan" tolak Nara.

"Ini sudah empat jam dan kamu belum makan sedikit pun dari tadi" bujuk gisel.

"Aku gak lapar" kekeh Nara.

Gisel hanya menghela nafas panjang. Beberapa menit kemudian datanglah Dom dan Brian dengan setengah berlari.

"Gimana keadaan Rich?" Tanya Brian Dengan khawatir.

"Empat peluru. Satu peluru di ginjal kanan dan tiga peluru di perutnya" jawab Nara.

"Shit! Gimana bisa?" Tanya dom.

"Dia pergi menemui Daniel dengan tangan kosong dan berakhir seperti ini" jawab gisel.

"Dimana Daniel?" Tanya Brian.

"Mati! Dengan dua peluru menusuk jantungnya dan satu peluru di perutnya.

"Dia pantas menerimanya. Siapa yang membunuhnya?" Tanya Brian lagi.

"Kapten Nara" ucap gisel sambil menunjuk ke arah Nara.

"Gracias Nara" kata Dom.

"For What?" Tanya Nara.

"You save my brother" jawab Dom.

"Don't Say thank you dom. Rich ia my love, I Can do everything for save him" ucap Nara.

Dom dan Brian tersenyum pada Nara, Nara pun membalas senyuman mereka.

Satu jam berlalu, akhirnya operasi Rich selesai. Dokter yang menangani operasi Rich keluar dan menghampiri mereka.

"Dimana keluarganya?" Tanya Dokter.

"Saya dok, saya ... Saya istrinya" Nara menjawab secepat mungkin.

"Tolong ikut saya ke ruangan"  ucap dokter berjalan ke ruangannya.

"Aku pergi dulu" ucap Nara pada gisel.

***   ***   ***

"Dia kritis" ucap dokter.

"Apa dok?" Kata Nara tak percaya.

"Peluru yang menusuk ginjal kanannya mengakibatkan rusak parah pada ginjal dan tiga peluru lainnya banyak merusak organ pernapasan dan juga pencernaan pasien" jelas dokter.

"Jadi kapan dia akan keluar dari masa kritisnya?" Tanya Nara.

"Pendarahan yang dialami pasien sangat banyak jadi kemungkinan terbesarnya adalah .... " Dokter menggantungkan ucapannya.

"Kemungkinannya apa dok?" Nara penasaran dan juga khawatir.

"Dia akan koma selamanya" jawab dokter itu.

"Maaf dok, bisa di ulangi?" Nara tak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Maaf harus mengatakan ini" ucap dokter itu dengan nada prihatin.

"Jadi dia tidak akan bangun lagi? Dia akan seperti itu selamanya?" Tanya Nara dengan air mata di ujung kelopak matanya.

"Delapan puluh persen dia akan koma untuk selamanya" jawab dokter.

"Hanya dua puluh persen kemungkinan untuk bangun dari komanya dok?" Tanya Nara yang mendapat Jawaban anggukan dari dokter.

"Apa tidak ada yang bisa dilakukan dok? Beri dia obat atau apapun itu. Buat dia bangun kembali" Nara mulai menangis.

"Kita hanya bisa berdoa saja" ucap dokter.

"Ini tidak mungkin dok. Kau berbohong, Rich itu pria yang kuat, aku tidak akan percaya pada perkataan mu!!" Nara berjalan keluar ruangan dokter itu.

***   ***   ***

Rich sudah dipindahkan ke ruang ICU. Gisel, dom dan Brian tidak di izinkan masuk oleh petugas ICU. Nara muncul dari kejauhan dan berjalan menuju arah mereka dengan tatapan kosong dan pipinya yang masih basah.

"Apa yang dikatakan dokter dan kenapa kamu menangis?" Tanya Brian khawatir.

Nara masih terisak dan mulai menangis. Dia belum bisa berbicara apapun.

"Katakan Nara! Ada apa? Kenapa kamu menangis?" Dom mulai panik.

"Rich ... Rich ...." Nara terisak.

"Rich kenapa?" Tanya gisel.

"Dia koma!" Jawab Nara.

Sontak dom, Brian dan Gisel terkejut tak percaya.

"Kamu bohongkan!" Ucap Dom.

"Rich itu pria yang kuat. Empat peluru gak akan bisa membuatnya luka parah!" Tambah Brian.

Nara semakin menangis, Brian memeluk Nara agar tenang. Dom masih tak percaya kalau kakak yang iya sayangi sekarang terbaring lemah.

"Aku mau kabari Daddy sekarang!" Ucap Dom.

"Nara udah mengabari kedua orang tua Rich, tapi mereka menolak untuk datang" kata Gisel.

"Aku akan ke rumah. Akan ku beritahu gimana keadaan Rich sekarang!" Dom beranjak pergi.

"Aku ingin menemui Rich" Nara melepaskan pelukannya dari Brian.

Nara lalu masuk ke ruangan dimana Rich di rawat. Suster hanya membolehkan satu orang yang masuk untuk melihat keadaan Rich sedangkan yang lainnya hanya bisa melihat rich dari balik kaca.

Nara memakai pakaian steril lengkap, ia duduk di samping rich dan menatap wajah Rich.

"Kamu tahu, saat aku masuk di rumah sakit dan kritis dulu, ada seorang pria yang selalu datang untuk melihat keadaanku" kata Nara.

"Dia selalu membawa bunga setiap kali ia datang. Saat fajar datang dia pun datang, saat malam ingin menjemput fajar ia pun pulang. Pria itu melakukan hal itu selama lima hari berturut-turut" Air mata Nara mulai berjatuhan.

"Awalnya aku mengira itu Sam, tapi dihari aku bangun dari komaku, pria itu menangis di sampingku. Saat ku membuka mata aku melihat sebagian garis wajahnya, ia duduk memegang tanganku sambil menunduk" sambung Nara dengan air mata yang semakin intens mengalir.

Nara menatap mata Rich berharap Rich akan membuka matanya, tapi yang diinginkan Nara tak akan bisa terjadi.

Nara menggenggam tangan Rich. "Pria itu adalah kamu Rich. Hari itu aku tahu bahwa kamu mulai menyayangiku. Tapi aku gak ngerti kenapa kamu berbohong kalo gak ada orang yang datang saat aku koma" ucap Nara dengan Isak tangis.

"Bangun Rich!" Bangun!" Pinta Nara.

Rich tak bergeming ataupun membuka matanya. Nara menghapus air matanya lalu melihat ke arah kaca ruangan. Disana ada Brian dan Gisel yang menatap Rich dari balik kaca.

"Aku keluar duku. Cepat bangun oke. Rich yang aku kenal itu kuat" pesan Nara.

Nara mencium pipi Rich dengan lembut lalu berjalan ke arah pintu keluar. Nara kembali menangis setelah keluar dari ruangan Rich.

***   ***   ***