Author's POV
Semua siswa-siswi sudah berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara bendera di senin pagi.
Hampir semua raut wajah siswa siswi terlihat sangat malas mengikutinya, apalagi saat sampai di bagian pidato dari pembina upacara yang kebetulan hari ini adalah kepala sekolah sendiri.
"Di pagi yang sangat cerah dan berbahagia ini, saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah yang maha Esa karena kita semua di beri kesehatan sehingga bisa sama-sama berdiri disini. Dan bagi yang di UKS, semoga kalian memang benar-benar tidak sehat, karena jika kalian hanya pura-pura tidak sehat untuk menghindari upacara ini, maka semoga doa kalian di kabulkan."
Sontak ucapan kepala sekolah membuat banyak siswa siswi tertawa.
"Dan di pagi yang berbahagia ini, saya juga akan menyampaikan kabar bahagia mengenai acara Perkemahan terpadu seluruh organisasi yang tadinya akan di laksanakan Jumat depan ternyata atas persetujuan seluruh pembimbing ekstrakurikuler maka di putuskan bahwa perkemahan terpadu akan di majukan menjadi Jumat minggu ini."
Lagi lagi ucapan kepala sekolah berhasil membuat riuh barisan siswa siswi yang ada di depannya.
"Gimana nih mana gue belum belanja lagi."
"Waduh gawat musti siap mental di kerjain kakak senior nih. "
"Wah surga dunia banget bisa caper sama senior."
"Duh gue belum jadian lagi sama kaka senior gebetan gue, nanti siapa yang lindungin gue klo di jailin senior lain."
"TENANG TENANG HARAP TENANG" Ucap kepala sekolah melanjutkan.
"Masih ada beberapa hari untuk sampai di hari itu, jadi kalian persiapkan dengan baik semua perlengkapan atau keperluan yang harus di bawa nanti baik keperluan pribadi maupun kelompok. Dan ada pesan dari pembina OSIS bahwa setelah upacara selesai, akan di adakan rapat untuk seluruh pengurus OSIS. Sekian sambutan dari saya, dan semoga kalian mempersiapkan diri dengan baik untuk perkemahan tersebut. "
Kepala sekolah mengakhiri pidatonya dan di lanjutkan dengan beberapa rangkaian upacara sampai upacara benar-benar selesai. Siswa siswi pun bergegas meninggalkan lapangan upacara.
*****
Senja berjalan sejajar dengan Fajar menuju ruang osis.
Seperti yang di katakan kepala sekolah bahwa selepas upacara akan di adakan rapat untuk semua pengurus osis. Dan sebagai ketua osis yang baik, Fajar harus sudah ada disana sebelum pengurus lain datang, sedangkan Senja hanya mengikutinya saja.
Di tengah langkah mereka, tiba-tiba Fajar menghela nafas dengan cukup keras dan membuat Senja keheranan.
"Kenapa lo?" Tanya Senja bingung.
"Perkemahan di majuin otomatis gue akan sibuk mulai hari ini." Ucap Fajar lemas.
"Lah kaya engga biasanya aja lo sibuk, biasanya juga gitu kan?"
"Ck, Kemarin-kemarin sih gue asik aja walaupun sibuk, tapi sekarang gue udah punya cewe dan baru jadian, masa udah harus jarang ketemu karena gue sibuk."
Pernyataan Fajar sontak membuat senja kaget
"Punya cewek? Kapan? Siapa? Yang bener aja lo, baru juga sebulan yang lalu putus sama Dea sekarang lo bilang udah punya cewe baru? Terus bukannya kemarin lo bilang lagi deket sama anak Kelas 11 yang kata lo lucu dan engga jaim itu?" Senja langsung memberondong Fajar dengan pertanyaannya yang langsung membuat Fajar menatap kesal ke arahnya
"Busettt bacot lo ngalahin emak gue, njir. Gue kasih tau lo ya, pertama gue bukan lah tipe cowok yang susah move on, jadi sebulan udah sangat cukup buat gue lupa tentang siapa itu Dea yang sudah jadi mantan. Dan kedua emang bener gue jadian sama cewe yang kemarin gue ceritain itu. Yang lucu dan engga jaim, Dafira my lup lup baby karena kemarin baru aja gue nembak dan dia langsung terima gue. " Ucap Fajar dengan senyum lebar di wajah tampannya.
Senja di buat ternganga dengan penuturan Fajar sahabatnya. Bagaimana mungkin menjalin suatu hubungan bisa secepat itu.
"Beneran gila lo ya, Jar. baru kemarin di lapangan basket lo bilang lagi pedekate nah sekarang tau tau udah jadian aja."
"Itu namanya bertindak cepat, Ja. Gue suka sama dia dan dia suka sama gue yaudah tunggu apalagi. Daripada dia keburu di modusin cowo lain."
Senja hanya bisa geleng-geleng kepala karena sikap sahabatnya itu. Bagaimana pun dia tidak berpengalaman dalam masalah ini.
Krreet
Suara pintu terbuka dan para anggota osis berhambur masuk ke dalam ruangan membuat Senja dan Fajar mengakhiri obrolannya.
Saat semua sudah duduk di kursi nya masing-masing, Fajar mengambil tempat di paling depan untuk memulai rapat nya.
"Sudah kumpul semuanya?" Tanya Fajar yang membuat semua orang diruangan itu menoleh ke anggota lain memastikan semua sudah hadir.
Lalu di jawab anggukan dari mereka semua. Fajar ikut mengangguk.
"Baik, Seperti yang sudah di sampaikan kepala sekolah bahwa perkemahan akan di majukan menjadi minggu ini, itu berarti kita sudah tidak punya waktu untuk santai-santai lagi. Kalian lakukan tugas yang sebelum nya sudah saya bagi, dan beberapa dari kalian akan ikut dengan saya untuk berangkat lebih dulu ke area perkemahan untuk menyiapkan segala sesuatu nya disana pada hari kamis nanti. Dan yang akan ikut dengan saya adalah Senja, Indra, Restu dan yang selebih nya akan di ambil dari masing-masing perwakilan ekskul. Dan untuk Kia.."Fajar menatap ke arah seorang gadis berambut pendek dan berkacamata.
"Tolong minta daftar para senior setiap eksul yang akan ikut ke acara perkemahan terpadu itu."
"Baik kak" jawab Kia, sekretaris osis yang masih duduk di kelas 11.
"Cuma itu yang mau saya sampaikan, dan untuk kalian yang di tugaskan membuat proposal acara, silahkan selesaikan hari ini sebelum jam istirahat karena nanti sore saya harus menyerahkan nya pada Pak Ian. Kalau begitu saya tutup rapat nya dan silahkan kerjakan tugas masing-masing"
Seketika setiap orang di ruangan itu sibuk dengan tugas nya masing-masing. Begitupun Fajar yang langsung men-chek sesuatu di laptop yang ada di hadapan nya.
"Jar, gue ijin ke toilet dulu ya. " Ucap Senja sedikit berteriak dan kemudian di balas anggukan oleh Fajar
Senja pun langsung beranjak dari ruang OSIS. Dia berlari terburu-buru karena merasakan sesuatu yang sudah di ujung tanduk. Sedari tadi dia sudah ingin meminta ijin keluar, tapi merasa tidak enak karena Fajar sedang menerangkan rincian pekerjaan.
BRAAAKKK
Tubuh Senja terhuyung kebelakang bersamaan dengan teriakan seseorang.
"Aaaw"
Senja sontak mengalihkan pandangan nya pada seseorang yang dia tabrak tadi lalu mengulurkan tangan nya untuk membantu orang itu berdiri.
"Maaf banget ya gue engga sengaja, gue buru-buru, kebelet soalnya. " Ucap nya sambil menarik gadis itu untuk berdiri
"Kebelet sih kebelet tapi engga lari kaya flash gini dong, nyelakain orang tau nama nya." Gerutu gadis itu sambil mengibas ngibaskan tangan di rok yang sedikit kotor.
"Iya gue minta maaafff banget ya, sumpah kebelet loh ini. Lo engga apa-apa kan?" Tanya senja kemudian.
"Iya engga apa-apa sih gue, cuma agak sakit nih pantat. "
Gadis yang ternyata Jingga itu kemudian menatap pria yang menabraknya tadi dan tidak sengaja mengarahkan pandangan nya pada name tag yang ada di dada cowo di hadapan nya
'Senja? Jadi ini senja? Loh berarti kaka kelas gue dong' batin jingga
Menyadari bahwa yang di tabraknya lebih tua darinya, membuat Jingga merasa tidak enak karena sudah marah-marah dan berkata seenaknya.
"Eh Maaf Kak, saya engga tau kalau Kakak anak kelas 12." Katanya merasa bersalah.
Senja mengernyit lalu tersenyum kaku.
"Oh iya gue kelas 12, tapi santai aja kok. lo siapa? Eh nanti aja deh kenalan nya ya gue kebelet banget sumpah. Duluan ya"
Senja langsung berlari dari hadapan Jingga yang masih bingung dengan kelakuan cowok yang menabrak nya tadi. Entah ada apa dengan hidupnya yang mendadak harus terus bertemu dengan segala sesuatu tentang cowok bernama Senja itu.
Jingga mengedikan bahunya acuh lalu kembali berjalan ke arah kantin sebelum tadi sempat tertunda. Wajah nya meringis saat merasakan pantat nya yang agak nyeri akibat menghantam lantai tadi.
Jujur banget tuh cowok sampe bilang kebelet segala. Gumam nya tidak habis pikir.
*****