Chereads / The First (Senja Dan Jingga) / Chapter 9 - BAB 8 - Rindu

Chapter 9 - BAB 8 - Rindu

Senja mengemasi beberapa barang yang akan dia bawa besok ke area perkemahan. Dia dan beberapa anggota lain di tugasi berangkat satu hari sebelum acara perkemahan terpadu benar-benar dimulai.

Sejenak dia mengingat apa ada yang terlupa, sampai dia merasa benar-benar yakin dan meletakan ranselnya di pojok kamar.

Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan tangannya meraba nakas di sampingnya untuk kemudian meraih ponsel yang tergeletak disana.

Ada beberapa notif dari grup OSIS dan grup kelasnya. Sedetik kemudian matanya tertarik pada satu pesan yang di kirim oleh orang yang baru beberapa jam yang lalu ia antar pulang.

JinggaLasvenna : Makasih yaa 😊

Senja segera mengetikan sesuatu di ponselnya untuk membalas pesan itu.

SenjaR : Makasih untuk?

JinggaLasvenna : untuk semuanya..

Senja mengerutkan keningnya, tapi tak urung senyum terkembang di wajahnya.

SenjaR : Gue engga ngerasa ngelakuin apa-apa loh.. But, ur welcome :)

Read

Jingga hanya membaca pesan terakhir dari Senja dan tidak membalasnya lagi.

Senja lalu mengembalikan ponselnya ke tempat semula, membenarkan posisi tidurnya dan kemudian matanya terpejam, mencoba untuk tidur.

****

Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, tapi suasana di depan SMA TUNAS MUDA sudah terlihat ramai. Ada satu bus juga yang bertengger tidak jauh dari pintu gerbang.

Beberapa siswa sudah siap dengan ransel dan barang bawaan lainnya yang akan mereka bawa ke area perkemahan.

Senja berdiri tidak jauh dari bus dengan ada Fajar di sampingnya yang sedang sibuk mengecek satu persatu dari daftar yang ada di tangannya.

"Oke semuanya sudah siap? Kalau sudah siap, silahkan taruh barang bawaan kalian di dalam bagasi bus, dan langsung masuk ke bus karena 5 menit lagi kita akan berangkat agar tidak mengganggu aktivitas siswa siswi lain yang akan mulai berdatangan sebentar lagi." Ucap Fajar dengan berwibawa kepada semua orang yang ada disana.

Dan ucapannya di respon dengan anggukan, juga pergerakan dari semua orang yang mulai sibuk memasukan barang bawaan mereka ke bagasi dan langsung berhambur masuk ke dalam bus. Begitupula dengan Senja dan juga dirinya sendiri.

Setelah di rasa semua orang sudah masuk ke dalam bus, bus itu pun melaju perlahan meninggalkan halaman sekolah.

Senja duduk di bangku paling depan bersama Fajar yang mulai sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Senja hanya memandangi jalanan yang masih terlihat adem karena memang masih pagi.

"Duh manis banget cewek gue, baru mau di tinggal sehari aja udah bilang nanti bakal kangen." Kata Fajar tiba-tiba.

Senja menoleh ke arah sahabatnya itu karena merasa bahwa sahabatnya itu butuh respon darinya.

"Tingkah lo bikin gue geli, Jar. Kaya baru pertama pacaran aja." Ujar Senja sinis.

"Yeeh ngomong aja kalau lo sirik. Lo kan jomblo, jadi engga akan ada yang bilang kangen walaupun lo ngilang setahun." Sahut Fajar tidak terima.

Senja memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya ke arah jalanan lagi.

"Ekhem!" Fajar berdehem "Gue denger kemaren ada yang bolos pelajaran demi nemenin cewek yang lagi galau di taman belakang." Lanjutnya lagi sambil melirik jahil ke arah Senja.

"Cewek lo ember juga ya." Balas Senja tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hahah abis gue engga nyangka aja kalau ternyata tanpa gue tau lo deket sama Jingga."

"Cuma kebetulan kok." Jawab Senja datar.

"Justru yang awalnya kebetulan lama-lama jadi ada something."

Senja memilih mengabaikan ucapan Fajar dan mulai menutup matanya. Dia lelah

****

"Huuuuwaaaaa gimana nih gue pasti bakal kangen banget sama my beloved." Rengek Dafi di tengah-tengah riuh kelas.

Jingga, Tia, Rena dan Syelon hanya mendengarkannya dengan malas. Ini sudah ke sepuluh kalinya Dafi merengek dengan kata-kata yang sama dan membuat keempat sahabatnya jengah.

"Kalian kok malah diem aja sih? Hibur gue kek atau apa gitu." Ucap Dafi kesal.

"Dari tadi juga kita udah coba ngehibur lo, tapi lo malah ngulang-ngulang perkataan 'kangen' lo itu. Sikap lo itu bikin kita ngerasa jomblo banget tau engga!" Balas Syelon tak kalah kesalnya.

"Ya habis gimana dong, gue baru jadian sama kak Fajar beberapa hari tapi udah langsung di tinggal aja."

"Astoge Dafi! Dia pergi cuma sehari, besok juga lo ketemu dia di perkemahan." kali ini Tia ikutan kesal.

"Tapi kan disana mana ada waktu buat deket-deket dia. Secara cowok gue itu ketos yang sibuk mulu." Dafi mencebikan bibirnya.

"Ya lo harus pengertian dong Daf, resiko punya pacar ketos ya gitu. Justru lo harusnya kasih semangat ke dia, bukan malah bikin dia jadi kepikiran karena kata-kata kangen lo itu." Sahut Jingga yang tengah membersihkan laci mejanya.

Dafi tampak berpikir sejenak.

"Lo bener Ngga, gue harusnya nyemangatin dia biar kerjaan dia dan yang lain disana bagus. Bukan malah bebanin dia ya."

"Nah itu lo ngerti."

Dafira berdiri dari duduknya dan mengangguk semangat.

"Baiklah, Dafira yang pengertian ini akan memberi dukungan dengan cinta kepada sang ketua osis. Dan buat kalian semua, gimana kalau sepulang sekolah kita ke mall? Kita cari persiapan buat di bawa ke perkemahan besok."

Dan ajakannya mendapat persetujuan dari semua sahabatnya itu.

Sedangkan di tempat lain, Senja dan beberapa temannya sudah sibuk menata barang-barang yang mereka bawa.

Bahkan beberapa dari mereka telah mempersiapkan sound system dan sebuah panggung kecil untuk pentas seni yang akan di selenggarakan di malam kedua perkemahan terpadu.

Senja merapikan tendanya dan bergegas membantu Fajar yang sedang membangun Tenda kesehatan bersama 3 teman lain nya.

"Apa yang perlu gue bantu?" Tanya Senja.

"Bikin patok Nja, kurang sekitar 5 lagi nih."

Tanpa bicara Senja langsung mencari kayu di sekitar tenda untuk di jadikannya patok. Cukup sulit karena kayu yang ia temukan beberapa ada yang tidak begitu kuat. Tapi Senja berusaha membuat sesuai apa yang seharusnya agar pondasi tenda juga kuat.

Kerja bagus, pukul 3 sore mereka telah merampungkan semua persiapan. Dan memilih untuk berkumpul di tengah area untuk istirahat dan makan bersama.

"Kira-kira ada yang ngangenin gue engga ya di sekolah?" Tanya Kenan yang merupakan Pradana Putra dari ekskul Pramuka.

Sontak ucapannya menarik perhatian semua mata yang ada disana.

"Jomblo kaya lo mana ada yang ngangenin, paling juga Bu laras guru matematika kita karena lo engga pernah lulus pas ulangan harian jadi dia nyariin lo buat remedial." Gema menimpali sembari tertawa begitu pun dengan yang lainnya.

"Kalau gue sih udah pasti dong di kangenin sama my bebeb Dafira." Ucap Fajar bangga.

"Iya deh tau yang baru punya pacar baru mah. Oh ya, Nja kemarin gue liat lo pulang bareng Jingga anak kelas 11. Dia pacar lo?" kali ini Deno ketua regu PMR yang bicara.

Senja yang tadinya sibuk mengunyah mie instannya, kini menoleh ke arah Deno.

"Engga, gue cuma nganterin dia pulang." Jawabnya santai.

"Yakali cewek cowok pulang bareng tapi engga ada yang baper." Timpal Kenan lagi.

"Ya Senja belum sadar aja sama perasaannya. Maklum kelamaan jomblo jadi lupa rasanya jatuh cinta." Ujar  Fajar sambil terkekeh.

"Apaan sih lo pada." Senja memilih masuk ke dalam tendanya meninggalkan teman-temannya yang cekikikan puas menggoda nya.

Senja mengambil ponsel yang ada di saku jeansnya. Mencari kontak seseorang yang barusan menjadi bahan gosip teman-temannya.  Entah karena obrolan teman-temannya tadi dia jadi langsung mengingat Jingga.

Tangan nya mengetikan sesuatu di room chat Jingga

SenjaR : Lo lagi apa?

Satu menit...

Dua menit...

Drrrrtt drrrtttt

Senja langsung membuka pesan balasan dari Jingga.

JinggaLasvenna : Lagi di mall nih kak, belanja persiapan buat besok. Oya Kak Senja udah duluan berangkat kesana ya.

Senja tampak berpikir sejenak, 'Kak?'

SenjaR : Iya gue udah disini dari tadi siang. Persiapan disini juga udah beres. Btw lo kok manggil gue kaka lagi? Bukannya kemaren udah manggil nama gue doang?

Senja merebahkan tubuhnya dan menjadikan ranselnya sebagai bantalan.

JinggaLasvenna : Kata Dafi engga sopan kalau manggil namanya doang, dia yang udah pacaran sama kak fajar aja msih manggil pake kaka. Masa aku yang cuma adik kelas kak senja malah manggil pake nama doang.

Senja tersenyum kecil membaca pesan balasan dari Jingga.

SenjaR : hahaha ternyata lo baperan juga ya, yaudah gue sih engga masalah lo mau manggil apa juga. Gue ganggu lo ya?

JinggaLasvenna : Engga kak, ini juga lagi di food court. Di sekolah sepi engga ada kak senja... Biasanya kita selalu kebetulan ketemu kaya di FTV FTV hahah

SenjaR : Lo rindu ya sama gue?

****

SenjaR : Lo rindu ya sama gue?

Jingga membulatkan matanya saat membaca pesan balasan dari Senja.

Rindu? Mereka belum lama kenal, bagaimana Jingga bisa rindu? Tapi Jingga tidak menyangkal bahwa dia sedikit terpikirkan tentang kakak kelas manisnya itu.

Bingung hendak membalas apa, Jingga hanya membalas seadanya.

JinggaLasvenna : Apaan sih kak..

Cuma itu yang berhasil tangannya ketikan untuk membalas pesan Senja. Entah apa yang akan di pikirkan Senja saat membaca pesannya yang sedikit absurd, tak masalah jika memang Senja menganggapnya rindu seperti yang pria itu tanyakan.

****