Chereads / The First (Senja Dan Jingga) / Chapter 11 - BAB 10- Dengung Lebah

Chapter 11 - BAB 10- Dengung Lebah

Upacara pembukaan perkemahan terpadu sudah selesai di laksanakan 10 menit yang lalu.

Dan saat ini adalah free time sebelum memasuki waktu sholat maghrib berjamaah.

Senja bersandar di pohon besar dekat tenda nya sambil bermain game di ponsel nya, sedangkan teman-temannya yang lain sibuk menebar modus pada adik kelas yang sedang butuh perlindungan dari keganasan para kaka dewan.

Sesekali matanya beralih menoleh ke arah Fajar yang sedang mengunjungi Tenda Dafira yang juga adalah tenda Jingga. Matanya yang jahil terus menerus memandangi gadis itu yang sedang serius membaca sebuah buku di tangannya. Senyum Senja beberapa kali tersungging saat melihat berbagai ekspresi yang Jingga tunjukkan tanpa dia sadari.

Timbul pikiran untuk menggoda gadis itu seperti yang dia lakukan tadi siang. Dia pun berdiri dan hendak mengahampiri Jingga, tapi langkah nya terhenti saat melihat seorang perempuan lebih dulu menghampiri Jingga dan terlihat berkata sesuatu sebelum kemudian Jingga dan perempuan itu berjalan menjauh dari area tenda.

Senja hanya ngernyitkan dahi, bingung. Tapi dia berpikir mungkin saja hanya teman satu ekskul Jingga dan ingin membicarakan tentang acara yang akan dilakukan pada adik-adik kelasnya selama acara.

Sedangkan di sisi lain, Jingga terus mengekori gadis yang mengajak nya bicara, yang ternyata adalah Aima, si Bulu Paskibra.

"Mau ngomong apa? Kok engga ngomong disana aja malah ngajak gue kesini?" Tanya Jingga santai ketika mereka sudah berhenti di tempat yang agak jauh dari tenda

"Oke to the point aja ya Jingga, tadi gue engga sengaja ngeliat abi nyamperin lo. Dia ngomong apa aja? Ngomongin soal Paskibra atau yang lain?"

Jingga mengernyitkan dahi, merasa aneh dengan pertanyaan yang di ajukan Aima.

"Kok gue ngerasa di introgasi ya" Ucap Jingga sekenanya

"Ya terserah sih lo mau ngerasa gimana, yang jelas gue mau tau Abi ngomong apa aja sama lo?"

"Lo pacaran sama Abi?" Tanya Jingga tanpa mengindahkan pertanyaan Aima sebelumnya

"Belum buat saat ini, tapi akan!" Jawab Aima dengan rasa percaya diri penuh

Sedangkan Jingga hanya ber oh ria.

"Lo dari tadi belum jawab pertanyaan gue, Abi ngomong apa aja sama lo?"

"Engga ngomong apa-apa kok dia. Cuma ngobrol biasa aja. Lo cuma mau tanya itu doang kan?kalau iya, gue mau balik ke tenda soalnya gue belum mandi." Ucap Jingga santai sambil berlalu tanpa menunggu jawaban apapun dari Aima yang menatap nya kesal.

"Awas aja lo kalau berani gangguin cowok gue." Gumam Aima sinis

Sedangkan Jingga tidak merasakan efek apapun setelah ngobrol dengan Aima, baginya itu tidaklah aneh karena semua orang tau Aima dari dulu memamg menyukai Abi dan pertanyaan nya tadi membuktikan bahwa Aima terganggu saat melihat Abi berbicara pada gadis selain dirinya. Tapi Jingga tidak peduli tentang itu, toh dia tidak ada hubungan apapun dengan Abi, pikirnya.

Jingga masuk kedalam tenda dan mengambil peralatan mandi nya, di tenda nya sudah tidak ada siapa-siapa karena mungkin teman-teman nya sudah lebih dulu ke kamar mandi.

Jingga pun bergegas turun karena kamar mandi yang di sediakan khusus untuk peserta kemah ada di area bawah. Jalan nya sedikit di percepat karena jam sudah menunjukan pukul 5.20 yang berarti adzan maghrib hanya tinggal beberapa menit lagi.

Sesampainya di toilet umum, Jingga langsung masuk ke bilik yang kosong di paling ujung.

Tidak butuh waktu lama, Jingga kemudian keluar lagi dengan pakaian yang sudah berganti menjadi kemeja kotak-kotak dan rok hitam selutut, itu adalah pakaian wajib yang di gunakan untuk acara malam dalam organisasi Paskibra.

Jingga menghentikan langkah nya saat melihat Senja yang sedang membasuh muka nya di danau kecil yang tidak jauh dari kamar mandi. Dia pun melangkah menghampiri Senja yang tidak menyadari keberadaan nya.

"Ekhem.. Mandi kali jangan cuma cuci muka." Ujar Jingga yang berhasil membuat Senja mendongak kaget.

Senja tersenyum kecil lalu berdiri sejajar dengan Jingga.

"Gue udah mandi kok, cuma ini air danau nya adem banget. Jadi gue ketagihan deh." Jawab nya santai

Jingga lalu melangkah mendekati danau dan berjongkok karena penasaran dengan yang di ucapkan Senja , Jingga pun mengambil sedikit air dan membasukan kan ke muka nya.

"Waah beneran adem. Kaya nya manis juga nih air nya." Seru nya antusias

Senja terkekeh melihat tingkah polos Jingga.

"Iya kali, tapi jangan di minum, ga higienis." Ucap Senja yang langsung di angguki oleh Jingga.

"Cewek yang nyamperin dan ngajak lo ngomong tadi siapa?" Tanyanya lagi sambil mengulurkan tangan nya membantu Jingga yang kesulitan berdiri.

"Oh tadi kak Senja liat? Itu Aima, Bulu Paskibra." Jawab nya singkat

"Oh.. Ngomongin soal acara selama disini? "

"Engga kak, dia nanya Abi ngomongin apaan aja pas nyamperin aku tadi siang."

Senja mengernyitkan kening nya.

"Loh emang nya kenapa? Dia cewek nya Abi?"

"Dia bilang belum, tapi akan katanya." Jingga mengangkat bahu nya tidak peduli

"Hahha ada ada aja, belum jadi pacar tapi udah kaya gitu. Terus lo jawab apa?"

"Ya jawab apa ada nya, toh aku sama Abi cuma ngobrol biasa. Buat aku, pertanyaan Aima tentang Abi tadi itu persis kaya dengungan lebah , mengganggu."

Senja terkekeh mendengar jawaban Jingga.

"Kalau ada cewek yang engga suka lo deket sama gue terus dia ngedatengin lo kaya Aima, apa lo bakal bereaksi sama kaya sekarang?"

******

Jingga melipat kembali mukena nya dengan lambat, pertanyaan Senja padanya tadi sore terus terngiang dan terulang dalam pikirannya. Apa maksud dari pertanyaan itu? Apa Senja hanya iseng saja? Tadi sore bahkan Jingga tidak bisa menjawab apapun dan memilih mengalihkan pembicaraan kemudian pergi ke tenda nya. Tapi jika pertanyaan Senja hanya iseng, apa pria itu tidak tau bahwa yang di katakan nya sangat berpengaruh besar bagi Jingga hingga saat ini?

Keempat sahabat Jingga yang menyadari ada keanehan sejak Jingga kembali dari kamar mandi sore tadi hanya bisa mengernyit bingung, mereka enggan menanyakan karena Jingga sendiri lebih banyak melamun. Tapi Dafira yang ceplas ceplos akhirnya tidak tahan lagi untuk tidak bertanya.

"Lo kenapa sih Ngga? Dari tadi sore lo banyakan ngelamun. Ada masalah apa? Cerita dong ke kita." Tanya nya di tengah langkah mereka kembali ke tenda

Jingga menghela nafas berat.

"Engga apa-apa kok gue, cuma lagi kangen aja sama Mama." Jawab Jingga berbohong

Keempat sahabat nya hanya menghela nafas pelan. Mereka tau, pasti ada hal yang membuat Jingga sampai teringat pada almarhumah mama nya, tapi mereka enggan bertanya.

"Yaudah kita taruh mukena dulu, terus kan harus kumpul di lapangan." Ajak Tia yang di angguki keempat sahabatnya

"Jingga!" Seru seseorang membuat Jingga dan teman-teman nya menghentikan langkahnya

Mereka menoleh secara bersamaan dan mendapati Abi yang berjalan kearah mereka.

Dafira, Tia, Rena, dan Syelon yang mengerti sikon langsung berinisiatif untuk meninggalkan mereka berdua dan melanjutkan langkah mereka ke tenda.

"Kenapa Bi?" Tanya Jingga tanpa basa basi

"Ada yang mau aku omongin sama kamu."

"Yaudah ngomong aja langsung Bi."

Abi tampak berpikir sejenak dan menghela nafas perlahan.

"Aku suka sama kamu Ngga. Udah lama sih, tapi baru berani bilang sekarang. Sebenarnya aku sering ngode kamu secara engga langsung tapi kamu kaya nya biasa aja. Dan rasanya dengan bilang begini adalah cara supaya kamu tau perasaan aku ke kamu gimana. Kita emang engga deket, tapi aku diem-diem udah lama merhatiin kamu Ngga. Sory kalau ngutarain nya di sikon yang ga tepat, tapi yang penting aku mau kamu tau perasaan ku."

Jingga terdiam. Abi juga diam. Mereka berdua diam dan bingung harus bagaimana. Jingga kaget karena ternyata cowok yang biasanya cuma nyapa ala kadarnya saat ketemu mendadak bilang suka.

"Gu-gue--"

"Abiiii!" Teriak seseorang

Ucapan Jingga menggantung saat seseorang meneriakan nama Abi dengan sangat lantang. Mereka pun menoleh bersamaan.

"Kamu kemana aja sih? Aku nyariin kamu dari tadi loh." Tanya orang itu yang tidak lain adalah Aima, ya si ratu lebah.

Aima menatap sinis ke arah Jingga.

"Gue ada urusan sama Jingga tadi. Kenapa?" Tanya Abi cuek

"Acaranya bentar lagi mulai, anak-anak udah pada kumpul di lapangan nungguin kamu." Aima melirik Jingga "Dan elo, lo engga denger tadi ada pemberitahuan supaya kita kumpul di lapangan?" Hardik Aima

Jingga hanya mendengus dan berlalu dari hadapan mereka tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

"Dasar ratu lebah. Drama Queen!" Gumam Jingga kesal

Sedangkan Abi hanya memandangi gadis yang dia suka menjauh tanpa menjawab pernyataan cinta nya.

'Aku bakal nunggu jawaban kamu Ngga. Selalu, sampai kamu mau dan jawab iya'

***