Chereads / A Darkness of Blood / Chapter 3 - Chapter 1: Pertemuan Kembali Setelah 7 Tahun Berlalu

Chapter 3 - Chapter 1: Pertemuan Kembali Setelah 7 Tahun Berlalu

SMA Tokohana, Class 1-4.....

"Kotori-chan, apa tugasmu sudah selesai?"

"Lho, memangnya kenapa, Iori-chan? Apa kau lupa mengerjakan tugasmu?"

"I-Iya.... "

Seorang gadis bersurai biru muda panjang hanya menghela nafas melihat apa yang tengah dilakukan gadis bersurai coklat pendek tersebut. Tangan mungil miliknya merogoh sebuah buku di dalam tas sekolahnya dan mengeluarkan buku bersampul biru dari tas. Buku tersebut diserahkan pada gadis bersurai coklat tersebut.

"Ini bukunya, Iori-chan."

"Oh, Terima kasih, Kotori-chan." Gadis yang bernama Iori tersebut menerima buku tersebut dari Kotori "Kau memang teman yang baik."

"Sama-sama, Iori-chan."

Iori mulai mengerjakan tugas dengan cara melihat buku milik Kotori. Manik biru milik Kotori menatap ke arah jendela di mana daun-daun berguguran sambil menopang dagunya. Dia teringat kejadian 7 tahun yang lalu di mana kejadian tersebut menyisakan luka yang pedih baginya.

"Cih, lukanya masih terasa sampai sekarang."

"Tidak perlu kau ingat lagi, Kotori-san."

Manik biru milik Kotori menangkap seorang pemuda bersurai kuning yang baru saja datang "Ah, Tomohisa-kun." Lalu, Manik biru miliknya beralih kembali ke jendela "Kau benar, Tomohisa-kun."

"Ya, Kotori-san. Sekarang kau tidak sendirian karena ada aku dan Iori-san." Pemuda yang bernama Tomohisa tersebut hanya tersenyum "Karena kita adalah teman."

Kotori merasa hatinya tersentuh oleh ucapan Tomohisa dan tersenyum kecil "Terima kasih, Tomohisa-kun."

"Ukh.... Apa aku diabaikan?"

Kedua remaja tersebut menoleh ke arah Iori yang tengah cemberut tersebut dan tertawa melihat raut wajah gadis bersurai coklat tersebut.

"Kau ini semakin lucu saja, Iori-chan."

"Dia benar hahaha.... "

"Hei!!!"

"Hahaha.... "

****

Dalam perjalanan pulang ke asrama Tokohana, manik biru milik Kotori melirik ke arah kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada yang mengikuti langkahnya pergi.

"Syukurlah, tidak ada apapun." Kotori akhirnya bisa bernafas lega sejenak.

"Benarkah?"

Tiba-tiba manik biru miliknya membulat sempurna mendengar suara yang menurutnya sangat asing dan menoleh ke arah belakang. Dia menatap seorang pria berpakaian serba hitam dan bersurai hitam. Manik merah milik pria tersebut menatap balik manik biru milik Kotori. Tubuh Kotori mendadak gemetar dabin berusaha untuk mundur selangkah.

"Si-siapa kau?"

"Aku yang telah menyelamatkanmu 7 tahun yang lalu." Pria tersebut melangkah maju untuk mendekati Kotori "Pemilik darah batu merah, Minase Kotori."

"Ba-bagaimana kau bisa tahu namaku?" Tubuh Kotori semakin gemetar dabin bersiap untuk melarikan diri "Ka-kau ini siapa?"

"Kuro Dionisius." Pria tersebut memperkenalkan dirinya "Vampire pureblood yang dianggap terkutuk."

Deg!!!

Jantung Kotori berdetak kencang seperti ditusuk seribu belati karena dia baru tahu bahwa penyelamatnya 7 tahun yang lalu adalah seorang vampire pureblood.

"Haah.... Sepertinya kau mulai mencoba melarikan diri dariku ya... " Pria yang bernama Kuro tersebut menatap raut wajah Kotori yang syok bercampur takut tersebut "Kurasa aku tidak punya pilihan lagi."

Wush!!!

Di sekitar mereka berdua terlihat kabut gelap yang sangat pekat. Manik biru milik Kotori menatap kaget area sekitarnya, lalu kembali menatap Kuro.

"A-apa yang kau lakukan?"

"Kau akan mengetahuinya nanti, Kotori."

"Tu-tunggu.... " Kotori tidak mampu mengatakan apapun karena kabut tersebut menelan mereka berdua.

Splash!!!

Wush!!!

Dan jejalan keduanya menghilang tanpa jejak.....

****

"Umm.... "

Kotori membuka matanya dan menatap ruangan yang terasa asing baginya "Di mana aku?" Lalu, manik biru miliknya menangkap semua perabotan yang mewah, berbeda dengan di asrama.

Cklek!!!

Suara pintu yang terbuka dan menampakkan seorang wanita bersurai perak berpakaian maid sambil membawa nampan. Melihat wanita berparas cantik tersebut, Kotori langsung memundurkan badannya.

"Jangan khawatir, Nona. Aku hanya manusia biasa, jadi kau tidak perlu takut padaku." Wanita tersebut hanya tersenyum manis pada Kotori.

"Siapa kau?" Manik biru milik Kotori menatap curiga wanita tersebut "Jika kau manusia biasa, seharusnya kau bisa menjawab pertanyaanku."

"Irina Salamander. Anda bisa memanggil saya Irina." Wanita yang bernama Irina tersebut menjawab dengan nada sopan.

"Namaku Minase Kotori. Salam kenal, Irina-san." Raut wajah milik Kotori menjadi malu melihat wanita yang berada di depan matanya "Dan maaf atas kecurigaanku padamu."

Irina hanya tersenyum melihat reaksi Kotori yang tersipu malu tersebut "Tidak masalah, Kotori-sama. Saya memaklumi apa yang terjadi pada Anda."

"Jadi, di mana aku sekarang?"

"Di dalam mansion Kuro-sama."

Dalam sekejap mata, Kotori terhenyak mendengar nama yang tidak asing baginya "Ma-mansion Ku-Kuro katamu? Maksudmu Kuro Dionisius?" Raut wajahnya seketika berubah menjadi ketakutan "Ba-bagaimana bi-bisa?"

"Iya, Kotori-sama." Raut wajah milik Irina mendadak menjadi bingung, namun dia berusaha tenang "Mungkin Anda... "

"Aku yang membawamu ke mari, Minase Kotori."

Baik Kotori maupun Irina terkejut mendengar sebuah suara yang menurut mereka tidak asing dan menoleh ke arah sumber suara tersebut. Seorang pria bersurai hitam dan bermanik merah serta memakai pakaian rapi.

"Ku-Kuro-sama..... Maafkan saya.... " Irina terlihat ketakutan melihat Kuro yang berada di ambang pintu.

"Tidak perlu seperti itu, Irina. Aku yang terlalu mengagetkan kalian."

"Bai-baik, Kuro-sama."

Manik merah milik Kuro menatap Kotori yang masih ketakutan dan hanya menghela nafasnya sejenak "Tenang saja, Kotori. Aku tidak akan menyakitimu."

"Ta-tapi, kau kan minum darah." Kotori mulai memicingkan matanya ke arah Kuro "Dan biasanya vampire meminum darah dari leher manusia."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

Bukannya marah, Kuro hanya tertawa mendengar ucapan Kotori yang terlampau aneh baginya "Hahaha.... Ucapanmu memang tidak salah, Kotori, tapi bukan vampire terkutuk sepertiku."

"Lalu, siapa?"

"Vampire yang pernah merenggut nyawa keluargamu 7 tahun yang lalu." Kuro merubah ekspresinya menjadi serius "Vampire milik Dewan Tertinggi Vampire. Mereka datang ke dunia manusia untuk mencari pemilik darah batu merah. Untuk mencapai tujuan itu, mereka rela berbuat apa saja."

"Termasuk membunuh orang-orang di sekitarnya?"

"Ya."

Tiba-tiba tubuh Kotori menjadi tegang. Manik biru miliknya langsung membulat sempurna dan diapun mulai memeluk tubuhnya sendiri "Tamatlah riwayatku.... Iori-chan dan Tomohisa-kun.... "

"Tenang saja, Kotori. Kedua temanmu tetap aman karena aku sudah mengirim kedua pengawal pribadiku ke asramamu." Kuro menjawab agar Kotori tidak khawatir tentang kedua temannya, yaitu Hagane Iori dan Kaya hito Tomohisa.

"Kuro-sama.... Anda melakukannya demi rasa kami?" Irina terlihat kagum karena tuannya lebih peduli pada rasa manusia.

"Benarkah, Kuro-san? Terima kasih atas belas kasihmu." Kotori akhirnya bernafas lega mendengar ucapan Kuro.

"Asal kau mau makan dan tidak kabur dari sini, Kotori. Aku tidak bisa menjamin keselamatanmu jika kau berada di luar mansionku."

"Baik."

Nampan yang berisi makanan tersebut langsung dimakannya. Melihat Kotori yang terlihat senang, Kuro hanya tersenyum kecil "Ternyata Kotori memang seperti anak kecil saja."

****

Asrama Tokohana.....

Tomohisa dan Iori berjalan menelusuri koridor asrama di malam yang cukup sepi. Tiba-tiba, keduanya menatap tidak percaya dengan seluruh koridor penuh darah.

"To-Tomohisa-kun, ke-kenapa asrama kita penuh darah?" Ioripun mencengkeram lengan baju Tomohisa dengan erat "Mana Kotori-chan menghilang secara mendadak lagi."

"Atau juga tidak tahu, Iori-san." Tomohisa sama takutnya dengan gadis bersurai coklat tersebut "Suasananya jadi horor begini."

Tap tap tap....

Kedua pasang telinga milik kedua remaja tersebut menangkap sebuah suara langkah kaki seseorang dari arah yang berseberangan dengan mereka berdua. Manik yang berbeda warna tersebut menatap seseorang yang keluar dari kegelapan yang pekat tersebut.

"Matsuyama-san?" Tomohisa menatap heran seseorang yang baru datang tersebut.

"Syukurlah kau datang, Matsuyama-san." Iori bernafas lega melihat pria yang bernama Matsuyama tersebut.

"Hagane Iori dan Kayahito Tomohisa hari ini hidup kalian akan berakhir di sini."

"He? Apa maksudmu?"

Bukannya menjawab, Matsuyama menatap mereka berdua dengan manik merah miliknya dan menampakkan 2 buah taring yang cukup panjang. Tubuh Iori dan Tomohisa langsung menegang seketika dan kedua pasang manik yang berbeda warna tersebut membulat sempurna dalam sekejap mata.

"Nee, Tomohisa-kun.... "

"Ya, Iori-san? " Manik hijau milik Tomohisa melirik ke arah Iori sejenak.

"Ayo kita lari!!!"

Keduanya langsung mengambil seribu langkah untuk menghindar dari pria tersebut. Karena langkah Matsuyama lebih cepat dari kedua remaja tersebut, maka dengan cepat, pria tersebut berada di depan mata Iori dan Tomohisa.

"A-apa??!!" Iori terkejut dengan kehadiran Matsuyama di depan mata mereka "Ba-bagaiman bisa dia ada depan kita padahal kita telah berlari sekencang mungkin?"

"Jangan-jangan dia.... Vampire... "

"Hahaha.... Akhirnya kalian menyadarinya juga, Hagane Iori, Kayahito Tomohisa. Hidup kalian akan berakhir di sini!!"

Saat Matsuyama melompat ke arah Iori dan Tomohisa dengan tatapan ganas, Tomohisa menarik Iori ke belakang dan mencoba melindungi Iori, tiba-tiba terlihat percikan petir menghantam tubuh Matsuyama hingga tumbang. Manik milik mereka berdua menatap tercengang seorang pemuda bersurai putih dan gadis bersurai ungu panjang sepunggung.

"Apa kalian berdua baik-baik saja?" Pemuda bersurai putih tersebut menatap Iori dan Tomohisa dengan tatapan datar.

"Kami baik-baik saja, tapi apa yang tengah terjadi?"