Tahun 2065, kembalinya masa kelam dunia setelah pecahnya perang yang ditimbulkan oleh 'Orang-orang Dunia Bawah'.
Sebuah perang berkepanjangan yang disebabkan oleh keinginan orang-orang yang berlomba-lomba untuk memperoleh kekuatan kuno, sihir. Ya, sihir. Sebuah kekuatan misterius yang telah ada sejak lama, bahkan tidak ada kejelasan apa pun sejak kapan munculnya kekuatan misterius ini. Ada yang mengatakan bahwa sihir itu sudah ada sejak tempat kita berpijak ini, Terram, tercipta. Ada pula yang mengatakan bahwa sihir itu dibawa oleh iblis dari neraka, Azazil. Meskipun begitu, masih belum jelas dari mana asal-usul sihir ini. Yang jelas, keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang yang benar-benar meyakini bahwa sihir itu ada.
Kelompok segelintir orang itu dikenal sebagai "Orang-orang Dunia Bawah'. Mereka mendapat julukan seperti itu dikarenakan keberadaan mereka yang tersembunyi di balik bayangan. Sangat sedikit orang yang tahu bahwa mereka itu benar-benar ada di sekitar kita.
Menurut sejarah dari 'Dunia Bawah', dikatakan bahwa dahulu pernah ada seorang raja penyihir yang bersekutu dengan Iblis. Sang raja menggunakan kekuatan sihirnya itu untuk menguasai dunia. Tak peduli kawan atau lawan, ia bersama Sang Iblis akan menghancurkan siapa saja yang berani menentang. Raja itu dikenal dengan nama Satopagu. Seorang Raja Penyihir yang keji dari Dunia Bawah. Namun, kekuasaan Sang Raja Penyihir tak bertahan lama.
Setelah sekian lama ia menguasai dunia, muncullah seseorang yang mampu mengalahkan Raja Penyihir itu. Pahlawan misterius itu tidaklah menantang Sang Raja menggunakan sihir, namun pahlawan itu menantang Sang Raja Penyihir dengan beladiri. Siapa sangka Raja Penyihir yang keji itu dapat dikalahkan oleh Pahlawan yang hanya menggunakan ilmu beladiri saja. Sungguh sebuah kemenangan yang tak terduga.
Namun, begitu ia berhasil mengalahkan Raja Penyihir Satopagu, Sang Pahlawan legendaris itu menghilang bak ditelan bumi. Tak meninggalkan bahkan setitik pun petunjuk akan dirinya. Sang Pahlawan itu menghilang secara misterius.
"Yah, setidaknya begitulah cerita yang terus dikatakan para orang tua itu pada kita. Berulang-ulang sampai aku bahkan bisa menirukan bagaimana cara mereka menyampaikannya. Terus diulang seperti kaset rusak. Berulang-ulang," komentar seorang pria bersurai hitam bercambang panjang sampai di perutnya sambil mengunyah jagung bakar yang sedang ia pegang.
"Ya, dan aku sudah bosan mendengar kau terus mengulangnya, Kak Aroz. Lama-lama telingaku bisa lepas mendengarnya," kata pria bertudung hitam yang duduk di samping pria bernama Aroz itu.
Sama seperti Aroz, pria bertudung hitam itu juga memegang sebuah jagung bakar yang sudah tinggal separuhnya saja. Aroz yang mendengar hal itu tertawa lebar.
"Meski kau berkata seperti itu, tetap saja kau mendengar kisah itu berulang-ulang sepertiku 'kan, Tara? Aduh!" Aroz segera menutup mulutnya dengan lengannya.
Tara atau Tarachri yang sedang asyik mengunyah jagung bakarnya menoleh dan menatap Aroz dengan bingung. Aroz menggeleng sambil mengatupkan mulutnya. Lalu pria bersurai hitam itu tersenyum lebar pada Tarachri. Mereka lalu tertawa lebar. Karena di antara gigi Aroz terselip biji jagung yang cukup besar.Tarachri menyodorkan sebotol air minuman pada Aroz yang segera menyambar botol minuman itu dan menenggaknya habis.
"Hey, Kak! Kenapa langsung dihabiskan? Aku kan belum minum!" Tarachri menyenggol bahu Aroz bercanda.
"Maaf, maaf. Nanti aku ambilkan yang baru," kata Aroz. Ia lalu bangkit dari duduknya dan bersandar ke belakang bangku pilot helikopter yang sedang mereka naiki.
"Apa ada berita baru dari markas?" tanya Aroz pada co-pilot helikopter itu yang dibalas dengan anggukan singkat.
Aroz lalu berbalik menghadap Tarachri dan rombongan pasukan bersenjata yang ikut serta bersama mereka. Mereka lalu mengangguk. Dengan Earpiece kecil yang terpasang di telinga, mereka mendengar aba-aba dari markas pusat.
"Temukan wanita itu dan selamatkan dia!"
Seluruh prajurit di dalam helikopter itu menjawab serentak.
"SIAP PAK!"