Chereads / Secrets (Of Us) / Chapter 8 - 8

Chapter 8 - 8

Keluarga zhizi akhirnya melanjutkan aktifitas mereka masing-masing. Membiarkan zhizi yang sudah berangkat keasramanya dengan hubungan mereka yang sedikit ruwet.

"Pa, kasihan zhizi" sesal mamanya

"Tenang saja ma, dia akan belajar jika dimarahi begini. Ini akan menjadi dorongan keras untuknya"

Wari yang ikut duduk disana memang sangat merasakan perbedaan perlakuan orang tua mereka. Meski mereka difasilitasi dengan adil tapi tetap saja tindakan yang mereka terima berbeda. Terutama pada zhizi.

"Jika bukan dorongan keras, melainkan pukulan keras bagaimana?" Batin Wari yang tak bisa menyuarakan pendapatnya itu

Di emperan kini jalan Zhizi sudah berjalan dengan sendirian dengan matanya yang barusaha menahan tangis karena masih banyak nya orang berlalu lalang. Akhirnya matanya melihat sebuah tempat strategis untuk mengeluarkan emosinya itu. Sebuah taman bermain yang kosong, tentu saja tidak ada anak-anak kecil di jam segini bermain disana.

Zhizi duduk disebuah ayunan dan menunduk dengan kedua tangan menopang kepalanya. Ia menangis dengan suara yang tercekat di tenggorokan.

Disaat semua orang sedang dalam emosi tinggi baik itu marah, bahagia ataupun sedih orang itu akan membuat pikiran atau keputusan yang berbahaya atau aneh. Itu sebabnya ada pepatah yang mengatakan 'jangan berjanji saat bahagia dan jangan mengambil keputusan saat marah'.

Keadaan Zhizi bercampur aduk, dia sedih akan dirinya yang ia rasa sama sekali tidak berguna. Tapi dilain sisi ia juga marah pada perlakuan keluarganya, ia bahkan dan tak tahu harus melakukan apa. Menangis adalah cara agar hatinya lebih tenang.

"Semua yang aku lakuin salah, hobiku salah, nilaiku selalu rendah. Aku bahkan lebih gak berguna dari adikku. Kenapa papa selalu membandingkan kami? Kenapa mama hanya diam? Kenapa aku gak bisa seperti saudaraku? Kenapa aku hidup?, aku berusaha ngelakuin semua yang disuruh, menyamping kan rencana hidupku. Kenapa semua gak cukup.? " m

semua kegundahan didalam hatinya keluar dalam bentuk aliran air mata, ia terisak-isak namun berusaha menyembunyikan suaranya agar tidak ada orang lewat yang bisa mendengarnya

Entah berapa lama gadis itu berada ditaman sendirian dan ia yakin matanya sudah bengkak dan akan ketahuan baru menangis pada siapapun yang melihat mereka.

"Jam segini aku harus naik taksi kalo ke asrama" gumam Zhizi sambil melihat jam tangannya

Ia beranjak dari ayunan itu dan kembali berjalan di emperan, rambutnya yang awalnya ia ikat langsung digerai untuk mengurangi rasa dinginnya malam yang ia lewati. Lagipula ia bisa dengan mudah menyembunyikan wajahnya nanti jika bertemu dengan orang yang ia kenal.

Dilain tempat Lucas sedang bermain balap liar, memang inilah kegiatannya jika sedang bosan dan malas pulang kerumah ayahnya. Meski hanya ikut sesekali Lucas termasuk pembalap handal disana.

"Eh Lucas!" Sapa Roy

Sedangkan yang disapa hanya mengangkat tangannya untuk menajawab sapaan itu.

"Mau ikutan lagi?"  Tanya Roy

"Iya, lo takut gue kalahin? Bukannya lo ahlinya disni?"

"Bukan gitu... kalo gue ikut terus lo kalah, nanti lo gak di idamin cewek lagi. Dah sono ambil posisi gue"

Lucas dan Roy memang sudah lama berteman bahkan dalam bidang kenakalan sekalipun. Seperti tawuran ataupun demo.

Lucas sudah berada disalah satu posisi balap liar yang ditonton oleh pemuda dan pemudi disekitar jalanan yang akan mereka lesati. Kali ini ada 5 orang pembalap yang akan memperebutkan uang taruhan yang mereka siapkan.

Wanita cantik yang membawa bendera tanda geng balap liar itu segera menghitung mundur. Dan saat hitungan ke satu mereka semua melesat dengan kecepatan tinggi termasuk Lucas. Mereka akan melewati jalanan bundar yang nanti akan mengembalikan mereka ketempat awal. Rute yang menjadi markas mereka memang rute yang sepi karena kebanyakan bangunan disekitarnya hanya pabrik atau gudang dan toko.

Pada awal awal pertandingan Lucas berada diposisi dua, ia menjadi saingan berat laki-laki yang berjaket merah maroon itu. Awalnya lawannya itu sangat percaya diri akan memenangkan pertandingan, namun setelah menjelang garis finish Lucas menancap gasnya tanpa peduli lagi resiko apa yang akan terjadi.

Prittttt

Lucas melesat melewati garis finish untuk menyesuaikan kecepatan kendaraannya kembali. Sorak-sorakan sudah memenuhi arena balap liar itu.

"As always huh" ucap Roy

"Simpan aja bayaran gue di rekening lo"

Roy mengangguk mengiyakan permintaan Lucas. Sudah biasa baginya lucas menitip kan uang menang balapan pada dirinya.

"Lo mau kemana cas? Buru-buru amat" ucap seorang perempuan sambil mendekatinya

"Gue mau pulang, capek"

Perempuan yang sedang merokok itu mengangguk, seorang siswa yang tak terlihat disekolah mereka, Afri.

Lagi-lagi sisi kelam salah beberapa siswa international itu terbuka. Beberapa dari mereka menjadi penggemar dunia malam dan bergabung di geng nakal itu. Meski sudah lama berteman tidak ada yang tahu rahasia lucas seperti yang Zhizi ketahui.

Sekepergian dari arena balap itu lucas segera menuju arah pulang, ia akan mengambil beberapa barang dan tidur di asrama.

Sesampainya dirumah ia langsung berhambur ke kamar tanpa menyapa mama tirinya yang sedang berada didapur.

"Kamu pulang? Tidur disinikan?"

Tanpa mengubris lucays masuk ke kamarnya dan mengambil beberapa baju yang sudah dicuci siang tadi oleh pembantu rumah tangga

Ibu tiri Lucas segera membuatkan susu hangat untuk anak tirinya itu. Meski identitasnya hanya sebagai ibu tiri ia ingin dekat dengan anak itu.

"Ibu buat susu hangat, minum dulu"

Ayahnya yang mendengar sahut sahutan sepihak pun keluar dari kamar bersamaan dengan lucas yang hendak beranjak.

"Lucas! Kalau orang tua ngomong dijawab"

"Oh papa udah bangun? Lucas pergi yah" ucapnya datar

Dengan segera ia kembali pergi darisana meninggalkan sebuah susu hangat yang disiapkan mama tirinya itu.

Lucas tidak pernah merasa bersalah atau bimbang dengan perilakunya itu, karena kejahatan yang dilakukan berulang-ulang saja akan dirasa normal jika terbiasa. Begitu juga dengan perlakuan lucas pada mama tirinya.

Disekolah Altha High School Zhizi sudah turun di gerbang dan segera berjalan keasrama yang memang agak jauh kedalam. Ia menaiki taksi untuk sampai disana, kondisinya masih sama dengan terakhir kali di taman itu.

Lucas pun sampai disekolah dan membawa hondanya masuk, ia melihat seorang perempuan yang berjalan sendirian dengan rambut terurai sepunggung, ia melewati perempuan itu dengan lambat sambil berusaha melihat wajahnya. Saat menyadari itu orang yang ia kenal ia menghentikan kendaraannya mendadak.

cittttt

"Zhizi?"

Saat melihat Lucas berada dihadapannya zhizi terkejut dan mengalihkan pandangannya kesamping. Otomatis rambutnya akan sedikit menutup wajahnya itu.

"Lo ngapain disini? Jangan bilang Lo baru datang?" Ucap lucas yang sudah mendekatinya

"Gue main sama adek gue tadi sampe lupa waktu, dia yang gantar gue disini" ucap zhizi tanpa melihat Lucas

Karena menyadari tingkah zhizi yang aneh lucas ikut melihat wajah zhizi yang menghadap samping dan membuat gadis itu berpindah kehadap kiri. Entah berapa kali lucas mengikuti kemana wajah zhizi bergerak menghindari tatapan lucas.

"Lo baru nangis? Dinangisin adek lo? Sampe bengkak gitu?"

"Gue gak nangis" ucap zhizi yang masih berusaha menyembunyikannya

"Kalo gitu pasti bukan adek lo yang antar lo kesini"

"Gue diantar adek gue"

"Fiks artinya adek lo yang nangisin lo, bakalan gue hajar"

Lucas segera beranjak ke hondanya seolah-olah benar benar akan mencari adek zhizi dan menghajarnya. Pancingan itu berhasil membuat zhizi panik dan menahannya.

"Eh eh eh! Bukan adek gue, lagian lo ngapain kepo hah? Mau adek gue, ayah gue, pacar gue atau siapapun yang buat gue nangis itu bukan urusan lo!" Omel Zhizi yang sudah dengan berani menatap nyalang mata lucas dengan mata bengkaknya

Saat lucas melihat wajah zhizi ia tahu perempuan itu baru saja menghadapi masalah. Mata bengkak itu ingin membuatnya tertawa karena lucu tapi jika memikirkan alasan mata bengkak itu terbentuk Lucas pun mengurungkan niatnya.

"Lo aja tahu rahasia gue, jadi gue butuh jaminan yang seimbang supaya lo gak beberin rahasia gue"

Zhizi menghela nafasnya. Mulai saat itu entah kesambet apa ia berfikir akan mengubah sikap penasarannya yang berlebihan agar hidupnya juga tidak dipenasarin orang lain kembali.

"Serah lo, gue cabut"

Zhizi melanjutkan perjalanannya dan meninggalkan lucas yang menatap kepergiannya.

"Setiap orang punya penghalang dan ujian di jalan hidupnya sendiri" gumam lucas

---------------------------

Jangan lupa beri komentar power stone 🔥❤️