Setelah perdebatan ringan dengan lucas itu Zhizi pergi mencari aina dan ayi yang tidak kelihatan sejak tadi. Sebenarnya ia masih takut jika laki laki bernama Nanda yang mengejarnya tadi datang lagi.
Huntung saja Lucas ternyata mengikutinya dari belakang meskipun ia masih keheranan dan terkejut dengan penuturan lucas yang mengatakan dirinya cantik.
Kedua temannya yang asik menonton balapan itu akhirnya keluar dari kerumunan karena pertandingan sudah usai, mereka segera mencari Zhizi yang tertinggal.
"Zhizi! "
Perempuan yang dipanggil itu langsung berbalik dan melihat kedua temanya yang menatap keheranan dengan sepasang orang yang sedang berbicara. Yaitu Zhizi dan Lucas.
"Kalian dimana sih capek gue nyariin"
"Ehm... Yah nonton dong. Btw kok lo bisa jumpa sama lucas"
"Namanya juga kebetulan, yaudah cabut yuk" Ucap Zhizi sambil menarik kedua tangan temannya. Ia memang tidak ingin berlama lama dengan Lucas karena ia merasa sejak tadi lucas menatap wajah dan matanya dengan intens, Zhizi merasa gelagapan jika diperhatikan seperti itu.
Mereka bertiga segera pergi ke tempat lain entah itu untuk pulang atau melakukan hal lain. Sedangkan lucas sudah pergi menemui temannya roy yang berada di kerumunan para pembalap lain.
"Roy! Sini gue mau ngomong sesuatu"
"Apa?"
"Lo dekat sama aina ayi kan? Berarti lo tau juga kalo sekarang mereka sudah bertiga? Sama cewek yang namanya Zhizi"
"Oh... Cewek cantik itu, tau dong kalo gituan mah"
"Jangan berani-berani nya lo dekatin dia"
"Hah? Kenapa? Ada yang salah sama dia? "
"Dia punya gue"
Entah kesambet angin apa tiba-tiba Lucas mengatakan hal itu, selama ini dia merasakan hal yang datar jika ada perempuan yang mendekati nya ataupun mengejarnya, saat ia bertemu dengan Zhizi dia merasa senang dekat dengan gadis itu tanpa alasan yang jelas. Jika ini hanya sekedar ketertarikan sebentar maka ia akan mendekati Zhizi sampai ia merasa bosan. Kalimat Lucas itu juga membuat roy terdiam sebentar, baru kali ini Lucas mengatakan hal seperti itu karena menggombal saja dia tak pernah, apalagi meng-klaim anak orang miliknya.
"Lo? Suka sama Zhizi? "
"Gue juga gak tahu ini suka apa iseng doang, yang jelas lo juga harus awasin Nanda, kayaknya dia ngejar dan ngincar Zhizi"
Setelah mengatakan hal itu Lucas pergi meninggalkan roy yang masih antara percaya dan tak percaya. Dia sudah lama mengenal Lucas dan terakhir kali laki laki itu dekat dengan perempuan lain yang sudah lama pergi meninggalkannya.
Ketiga perempuan yang sudah kembali ke club' itu langsung duduk di meja yang sama. Mereka asik dengan tingkah nya masing-masing.
"Zhi, kami mau bagi rahasia ke lo, karena gue rasa kita cocok banget. Lo harus jaga rahasia ini juga"
"Hmm okeh"
"Jadi, sebenarnya gue, ayi, sama roy punya bisnis. Kami membuat KTP sama ijazah palsu. Sebenarnya sih yang buat itu Roy bukan kami. Kami cuman urusan buat KTP doang. Nyari anak sekolah yang mau ngelabuhi tempat kayak gini"
"Karena umur kita belum cukup jadi di KTP palsu umur kita lebih tua? " Lanjut Zhizi
"Pas, itu lah kita. Sekarang lo udah gabung disini, lo gak bisa keluar"
"Tenang aja, gue gak bakalan bilang orang."
Aina mengangguk antusias, ia memang sudah yakin Zhizi bisa menjadi teman berbagi rahasia mereka.
Ketika mereka sedang asik sendiri dengan Aina dan Ayi yang sudah mulai teler, dan Zhizi yang ngantuk berat dan kepalanya sudah berkali-kali jatuh dari topangan tangannya. Tiba-tiba-tiba seorang laki-laki masuk dan menuju kearah mereka yang sudah seperti orang mabuk padahal Zhizi hanya ngantuk berat. Belum lagi beberapa laki-laki lain yang sudah mencari cari kesempatan untuk duduk kesana.
Ternyata bukan hanya Lucas yang datang tapi juga Roy, biasanya dialah yang mengurus Aina dan Ayi. Mereka seperti tiga serangkai.
"Zhi, bangun" Ucap Lucas sambil menggoyangkan bahu Zhizi, kepala perempuan itu malah hampir jatuh tersungkur kedepan jika lucas tak menahannya.
"Lo mabuk hah?" Ucap Lucas tak percaya melihat Zhizi yang seperti orang mabuk.
Aina dan Ayi masih bisa berdiri dipegangi oleh roy menuju pintu keluar. Roy akan mengantar mereka ke markas mereka karena gak mungkin mereka kembali ke asrama dengan kondisi seperti itu.
"Ih berisik banget" Ucap Zhizi karena merasa terganggu dengan Lucas yang berusaha membangunkannya. Ia pun membuka mata dan melihat Lucas yang sedang menatapnya.
"Hah, sekarang mimpiin lucas? Baru kemaren aku mimpiin manurios" Ucap Zhizi dengan mata yang masih berusaha terbuka dengan lebar
"Zhi, ini gue ayo pulang lo mau disini sampe pagi hah? "
Kesadaran zhizi sudah mulai kembali setelah memperhatikan sekitarnya, ia pun teringat dia memang tertidur saat bersama aina dan ayi. Tapi ia tidak menemukan kedua temannya itu.
"Mana mereka? "
"Sudah diantar roy"
"Oh"
Zhizi berdiri dan berjalan meninggalkan lucas.
"Lo mau kemana? Ini jam tiga pagi" Ucap lucas mengikuti Zhizi
"Justru itu, lo kan yang bilang gak mungkin gue disini sampai pagi"
Lucas menarik tangan zhizi untuk mengikutinya, dia akan mengantar Zhizi ke asrama karena dia juga akan diasrama malam ini. Besok hari senin jadi siswa yang pulang ke rumah akan kembali pagi-pagi, pengawas asrama juga akan kembali sesuai jam kerja.
"Nih pake"
"Ish lucas! Lo aja yang pake dah, helm lo gak pernah nambah entah udah keberapa kali gue nebeng, belum lagi orang lain. Emang cuman gue yang protes helm lo cuman satu? " Gerutu Zhizi, dia memang selalu bad mood jika baru bangun tidur.
"Gak ada yang jual helm sekarang"
"Ah serah lah, lo aja yang pake"
Zhizi mengambil karet ikat rambut ditangannya kemudian menyanggul rambutnya agar tak berantakan saat kena angin nanti. Ia segera menyusul Lucas menaiki honda.
"Gue ke asrama aja"
"Gue juga ke asrama"
"Gak usah bacot, kemaren lo juga bilang gitu dan lo tidur di RS" Ucap Zhizi sambil memegang bahu Lucas karena takut terjatuh jika dia mengantuk nanti
"Eh Lo kok ganjal banget sih"
"Ganjal? "
"Di mana-mana orang itu megang pinggang, bukan baju"
"Ngarep? " Goda Zhizi sambil tersenyum jahil dibelakang
Lucas hanya diam dan mulai melakukan kendaraannya. Zhizi yang duduk di belakang merasa senang karena baru kali ini dia keluar larut malam selama hidupnya. Jangan kan jam 12 malam, jam 9 saja biasanya dia akan di telfon karena harus belajar ataupun les.
Angin malam sangat sepoisepoi ditambah dingin yang merasuk tubuh, jujur aja Zhizi merasa kedinginan di belakang berbeda dengan lucas yang memang selalu memakai jaket, tapi ia tetap menikmati momen langkanya dengan merentangkan kedua tangannya sambil mendongak ke atas, ia menutup matanya mencoba meresapi ketenangan yang ia rasakan sekarang.
Lucas melirik Zhizi dari spion honda nya, ia ikut tersenyum melihat tingkah gadis yang belakangan ini mencuri perhatiannya, padahal tidak ada yang istimewa dan menarik dari perempuan bernama Zhizi itu.
"Kalo lo ngasih tahu orang lain tentang tingkah gue malam ini, yakinlah hidup lo akan penuh dengan teror dari gue" Ucap Zhizi yang menyadari lucas memperhatikan nya.
"Ahaha, tenang aja gue gak mulut ember"
Ketika tangannya sudah mulai lelah ia membuka matanya dan menghadap kearah jalanan, tangannya ia lemaskan kesamping badannya.
"Lucas, lo nyaman gak sih sama keluarga lo?" Tanya Zhizi tiba-tiba
Mendengar pertanyaan itu Lucas hanya melirik nya tanpa menjawab apapun, seolah tak ada komentar ataupun jawaban.
"Hem... Diam berarti iya, lo gak nyaman"
"Gue tahu keluarga lo baik-baik aja, tapi plis jangan penasaran lebih jauh tentang kehidupan keluarga gue"
Hanya dengan kalimat 'keluarga lo baik-baik aja' membuat mata Zhizi panas, seolah tak Terima dengan pernyataan orang lain yang mengatakan kehidupan keluarga mereka baik-baik aja. Zhizi tahu setiap keluarga punya kekurangan atau ujiannya masing-masing , tapi apa ada orang yang menjadi sebuah 'ujian didalam keluarganya sendiri?'
Zhizi mendekatkan kepalanya ke punggung Lucas agar laki-laki itu tak bisa melihatnya dari kaca spion. Matanya sudah berair, entah kenapa belakangan ini dia sangat sensitif ketimbang biasanya.
"Keluarga ku memang baik-baik saja, aku lah yang sedang tidak baik-baik sendiri. Aku ujian hidup bagi keluargaku" Batin zhizi
Semenjak pindah dia merasa tekanan batinnya lebih kuat, pertama sekolah nya yang dulu hanya sekolah biasa sekarang malah di sekolah nomor satu di kota besar, sekolah international. Ayahnya yang semakin sering membandingkannya karena adiknya semakin sukses dan kakaknya kembali ke Indonesia. Sejak menginjak SMP Zhizi dan Ega tidak pernah akrab lagi, hanya adik nya Wari yang masih dekat dengannya. Kesenjangan itu dikarenakan seringnya orang tua mereka membandingkan mereka.
"Cas, minjem helm"
"Ngapain? "
"Muka gue kedinginan"
"Yaudah cabut aja"
Zhizi langsung melepas helm lucas saat kendaraan mereka semakin lambat, setelah berhasil dilepas Lucas kembali melanjutkan perjalanan dengan kecepatan seperti biasa. Jarak antara club dan arena balap liar itu memang lumayan jauh kearah pusat perkotaan atau asrama.
Sebuah helm sudah melekat di kepala zhizi, ia tidak sungkan mengeluarkan air matanya yang tadi ia tahan, tentu saja hanya matanya yang sedang bersedih sendiri, dia tidak terisak isak karena takut lucas akan mendengarnya.
Karena sudah hampir tiba di asrama zhizi berusaha memikirkan cara agar lucas tak perlu melihat wajahnya, hidungnya saja sudah tersumbat dan pasti matanya akan bengkak seperti biasa.
Lucas memberhentikan kendaraannya tepat didepan pintu asrama Putri, zhizi langsung turun dari boncengan. Ia sudah menyiapkan tangannya untuk melepas helm.
"Eh pak satpam" Ucap zhizi sambil menunjuk ke arah lain. Saat lucas mengalihkan tatapannya Zhizi melepas helm yang dan langsung berlari ke pintu asrama.
"Makasih sekali lagi cas! Lain kali bawa dua helm" Ucap Zhizi sambil berlari
Lucas yang menyadari zhizi mengerjai nya hanya bisa terdiam melihat pintu asrama itu ditutup, ia pun tersenyum dan beranjak dari sana.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa beri komentar dan power stone 🔥❤️