Rindu dalam sebuah dekapan kasih dan sayang. Syahid tidak sengaja melihat pemandangan yang mengingatkan dia dengan wanita itu. Tapi sayangnya dia sudah pergi bahkan kenyataan pahit harus ia telan mentah-mentah.
Sore ini dia sedang duduk di bangku taman. Syahid terlihat dalam raut wajah sendu. "Bagaimana bisa aku melupakan dia sebagai ibuku? Kenapa Allah memberi ujian seberat ini? Jika dia bukan ibuku, di mana ibuku sebenarnya? Apa dia masih hidup?" pikirnya.
"Woe!"
"Astaga, Anya! Ngagetin aja!" celetuk Syahid seraya mengelus-elus dadanya. Anya mendadak datang dengan mengagetkannya.
Anya pun duduk di samping Syahid, "Astaga, kenapa aku jadi deg-degkan?" batinnya. "Apa aku sudah mulai kurang waras karena cinta?"
Ehem, Syahid berdehem.
Anya pun menoleh dengan jantung bergetar seketika. Ia merasa seperti naik wahana roller coster. Tangannya mulai berkeringat dingin. Pipinya terasa panas sekali.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Syahid.