Di ruang fisioterapi. Lara mulai belajar untuk berdiri dan berjalan mengunakan walker dibantu oleh Syahid. Dia tidak menyangka kalau pria itu selalu hadir untuknya.
"Ra, kamu paati bisa!" seru Syahid dengan memberikan semangat. Ia terus menemani Lara.
Lara berusaha bangkit, ia mencoba kembali meskipun hal itu tidak mudah baginya. Tapi ia harus tetap semangat karena ia tidak ingin menjadi orang yang lumpuh.
"Ra, ayo!"
"Aku pasti bisa!" seru Lara dalam hatinya.
Di belakang pintu ruangan Anya melihat Syahid yang sangat dekat dengan Lara. Ia merasa ada gejolak api cemburu di kedua matanya, "Apa dia wanita spesial untukmu? Sehingga aku tidak pernah ada di kedua bola matamu."
Anya merasa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan saja. "Kenapa aku harus jatuh cinta dengan dia?" gumamnya dengan menghela napas begitu berat.
Sebuah telapak tangan menepuk pundak Anya, lalu membuat dia menoleh ke samping.