"Selamat pagi, Jeanne." kuucapkan kepada Jeanne yang baru bangun jam 11 siang.
Jeanne terbangun dengan mata yang basah. Meskipun begitu, wajahnya nampak segar dari biasanya. Dia melamun begitu ia bangun dengan menatap kedua telapak tangannya dan kakinya yang tertutupi selimut.
Kepalanya kemudian menengok kepada kami. Aku dan Shin tersenyum melihat keadaannya yang baik-baik saja setelah penyucian kemarin. Tak lupa, kami menyimpan kedua ikat bunga yang dibawa di meja kecil dekat ranjang Jeanne. Dia melihat kedua bunga itu sambil tertawa kecil.
"Bagaimana mimpimu semalam, Jeanne ?" Shin bertanya.
"Kuharap itu bukanlah mimpi. Rasanya asli sekali begitu aku sentuh dirinya. Senyuman itu, kehangatan itu, semuanya bukanlah halusinasi."
"Syukurlah kalau begitu."
Nampaknya Jeanne masih terbawa suasana. Wajahnya tersenyum dan masih memikirkan mimpinya yang indah itu. Aku dan Shin tak bisa berbicara apa-apa. Kami akan membiarkannya melamun untuk sementara.