"Eits gila ... lama juga ya elu rahasiain pengalaman ini. Udah pernah cerita ke orang lain?" tanyaku selesai mendengar cerita Oxy.
"Belum!" jawabnya singkat.
"Gue orang pertama dong! Eh ... terus ... terus ... besoknya emang elu ngapain, Xy?" tanyaku lagi.
"Abis tidur siang gue ke gudang ambil joran pancing. Panjangnya tuh semeter kan, Od" ujar Oxy menyambung ceritanya.
"Iya terus elu apain ... emang elu bisa mancing hantu?" tanyaku sambil tersenyum.
"Gue pengen tau tinggi itu mahluk! Jadi gue ukur mulai dari kaca jendela tempat kepalanya muncul sampe permukaan tanah di halaman bawah rumah," ujar Oxy bersemangat.
"Babbbiiiii ... bangsat ... udah kepikiran aja elu masih umur segitu!" ujarku setengah yakin.
"Gue genius dari dulu, Od!" ujar Oxy lebih sombong dari Firaun.
"Huahahahaha ... cuma orang tolol sedunia yang gak bisa bedain Tuhan sama manusia, pake ngaku-ngaku dirinya tuhan pula. Anteng lu di piramid!" ujarku menertawakan kesombongan Oxy dan Firaun.
"Elu gak mau tau hasil pengukuran gue, Od?" tanya Oxy.
"Emang berapa ...?" tanyaku dengan sisa tawa yang tadi.
"Tiga joran gak kurang ...!" ujar Oxy sambil merentangkan kedua lengannya seekspresif itu.
"Buset tinggi juga ya ..." tanggapku dengan jujur.
"Lho iya ... kan itu rumah panggung, Od" ujar Oxy meyakinkanku.
"Iya juga sih ... masuk akal," ujarku mengakui argumen matematisnya.
"Xy ... setelah itu elu gak pernah ketemu lagi dengan mahluk itu?" lanjutku.
"Ada sekali lagi di gudang belakang ... siang-siang seinget gw," jawab Oxy.
"Becanda ahhh ... masak siang-siang!" ujarku sama sekali tidak percaya.
"Sungguh ... siang bolong!" balas Oxy dengan seribu keyakinan.
"Ngapain ... kok bisa?" tanyaku.
"Nah waktu itu dia mulai nyoba nyuruh gue melakukan sesuatu, Od" ujar Oxy melanjutkan.
"Sesuatu yang jahat ... membahayakan?" tukasku.
"Quite, so!" balas Oxy.
"Terus elu tolak dong?" ujarku setengah cemas.
"Gue lebih jenius dari dia, Od!" ujar Oxy menenangkanku.
"Alhamdulillah ..." ujarku langsung bersyukur.
"Setelah itu dia masih berani muncul lagi gak?" ujarku masih penasaran.
"Enggaklah ... itu yang terakhir ... gue suruh sekolah yang tinggi dulu di dunianya, biar pinteran kalo nyaru jadi manusia!" ujar Oxy sambil tertawa puas.
Ha ... ha ... ha ...!