Chereads / The puzzle of life / Chapter 1 - Bitter Reality

The puzzle of life

Saghita_Laa
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 14.1k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bitter Reality

Talisha Aprilia sedang berjalan untuk segera pulang dari kerja yang panjang dan melelahkan, setelah sampai di Loby kantor tiba-tiba dia menerima telepon. setelah dilihat ternyata itu dari polisi

"Halo. apakah ini dengan Nona Talisha Aprillia? " tanya seorang polisi yang menelpon Lisha

"Ya" jawab Lisha singkat,dia melihat sekali lagi kearah layar ponselnya memastikan jika itu benar-benar dari seorang polisi

"Teman-temanmu, Reza dan Rosa telah ditangkap karena dicurigai kasus pelacuran. Mereka berdua bersikeras bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang berkencan di sebuah hotel. Bisakah Anda ke kantor polisi dan bersaksi bahwa mereka memang benar-benar pasangan, sehingga saya bisa membiarkan mereka pergi. saya akan segera mengirim anda alamat kantor polisinya lewat pesan "

Berita mengejutkan itu membekukan tubuh Talisha hingga ke titik di mana dia tidak bisa menggerakkan satu otot pun. Pikirannya berjuang keras untuk membentuk sebuah kalimat,Namun nihil dia tidak dapat berkonsentrasi pada hal lain yang harus dikatakan-nya pada petugas itu. Dia tidak menyadari bahwa dia telah menutup telepon pada polisi dan entah bagaimana ia berhasil naik taksi untuk segera pergi ke kantor polisi. Memastikan bahwa itu tidak benar

Ketika dia tiba di kantor polisi.Dengan satu lirikan, dia mengenali pria dan wanita yang tengah duduk bersama di Ruang tunggu. Pria itu adalah pacarnya. Reza, dan yang duduk di sebelahnya adalah temannya, Rosa. Mereka saling bersandar layaknya pasangan yang sedang di mabuk asmara

Dengan tangan yang mengepal kuat; terlihat kemarahan yang mendidih di mata Lisha, Jika ini di ibaratkan seperti film maka akan terlihat mata berwarna hazel milik Lisha akan menyala seperti api. Lisha berjalan ke arah mereka. Satu langkah pada satu waktu,kakinya terasa berat. Seperti ada satu kilo gram besi yang hinggap dikakinya atau malah berat karena harus menerima kenyataan pahit ini

Mata Rosa adalah orang pertama yang menangkap keberadaan Lisha "Aku benar-benar minta maaf, Lisha..." Ujar Rosa dengan mata tipuannya, berpura-pura minta maaf. seolah-olah apa yang dilakukannya memang benar adanya Seperti itu

Reza berbalik dan melihat pacarnya berjalan ke arah mereka. Tanpa berpikir, secara spontan reza mendorong Rosa menjauh dan berdiri dengan terburu-buru, sebelum Lisha bahkan bisa mengatakan apa-apa."Hei Lisha" sapa reza dengan senyum malu-malu nya. Cih. Ingin sekali Lisha berdecih mengeluarkan air ludah di depan wajah tampan reza

dia tertangkap basah, berselingkuh dengan wanita lain tapi masih bisa menunjukkan ekspresi wajah seperti itu." Bagaimana rasanya ketika petugas polisi menuduh kalian sebagai pelacur? Jika saya tahu kebenaran memang seperti ini, saya tidak akan pernah datang ke sini untuk menyelamatkan kalian."Lisha menghapus air mata dari matanya yang memerah, disitu tergurat penuh kemarahan dan kekecewaan yang mendalam.

mereka cukup memiliki keberanian untuk memanggil polisi dan meminta Lisha untuk menyelamatkan mereka, Lisha merasa mual,Perutnya terasa tergelitik darah nya mendesir hebat bersamaan dengan hatinya yang tertancap ribuan jarum. Sepertinya mereka pantas mendapatkan apa yang mereka perbuat!

Karena cukup tertantang dengan kata-kata Lisha, Reza pun menjawabnya, "Ya, aku tidur dengan Rosa. Jadi apa?"

Setelah mendengar kata-kata itu, Lisha merasa pusing dan hatinya seperti tenggelam di dalam palung terdamam bak di tancap pisau ribuan kali hatinya mendadak beku. Lisha mencoba berjuang untuk menjaga keseimbangannya agar badannya tidak Runtuh ke lantai. Reza mendekatinya untuk membantu, tetapi segera di tepis oleh Lisha dan mendorongnya menjauh seolah dia tidak ingin menyentuh sesuatu yang kotor dan menjijikan.

"Pergi saja! Jauhi aku!"

Reza mematung untuk sebentar "Lisha" gumamnya dan akhirnya berubah menjadi nada yang lebih lembut, "Lupakan gadis-gadis lain.aku cuman memuaskan nafsuku saja agar tidak merusak dirimu lisha. Kau lah satu-satunya yang aku cintai; satu-satunya!!!! ingat itu."

Kata-kata Reza memicu kecemburuan Rosa, tetapi dia berpura-pura mengerti dan mencoba untuk ikut membujuk Lisha dengan suara lembut yang terkesan menjijikan di pendengaran Lisha. "Dia benar, Sha. Kamu dan Reza ditakdirkan untuk bersama nantinya. Aku tidak pernah bisa mencuri dia darimu dan..."

"Diam!" Lisha dengan keras memotong ucapan rosa,Dia menggertakkan giginya tanda ia marah

"Kamu tidak punya hak untuk mengatakan apa-apa, kamu pelacur yang tak tahu malu! Kita bukan lagi teman.Aku kecewa padamu Rosa"

"Lisha, tolong jangan katakan ini padaku ... "Rosa memohon dengan nada sedih sementara matanya seperti sedang menyamar. penyamaran yang sangat buruk dimata lisha, dengan tatapan tersirat rosa mengungkapkan rasa puas dan kesombongannya karena telah mendapatkan reza. Seorang lelaki yang akan mendapatkan warisan dari Perusahaan William.

Jika bukan karena keberadaan Reza ditengah-tengah persahabatan nya dengan Lisha. Maka Rosa tidak akan melakukan hal licik seperti ini! Sekarang dia telah menyelesaikan apa yang dia rencanakan, membuat upaya ekstra itu tampak tidak perlu. karna baru segini saja Lisha sudah menyerah untuk mempertahankan hubungan nya dengan reza

"Lisha,Jangan seperti itu" ujar reza "Aku sudah berjanji bahwa aku hanya akan mencintaimu dan menikahimu. Apa lagi yang kamu inginkan?"

"Menikah Dan cinta?, maksudmu tidur dengan wanita lain dan membohongiku sepanjang waktu? Maaf reza, tapi aku tidak akan tahan untuk cinta seperti ini lagi!"

"Apakah selama ini tidak cukup menunjukkan bahwa aku hanya mencintaimu?"

"Itu tidak cukup. Cinta membutuhkan kesetiaan. Tapi, kamu jelas, tidak setia padaku!"

Reza tertawa terbahak-bahak karena dia mendengar perkataan Lisha yang sangat lucu dan sama naifnya seperti bayi yang baru lahir. "Lisha, aku putra dari ayahku; Andra William. Marga yang sudah tidak asing lagi di negara ini. Aku tidak akan pernah memiliki hanya satu wanita di sisiku. tidak peduli apakah aku lajang atau sudah menikah. Apakah kamu mengerti?

"Kau harus belajar untuk menerima itu sebelum kita menikah. Lebih cepat lebih baik.

"Tapi tempat istriku hanya akan dibiarkan untukmu. Wanita lain akan datang dan pergi, tetapi posisimu tidak akan pernah berubah."sambungnya

Rosa mendelik bagaimana bisa reza terdengar romantis dan terlihat menawan dengan kata-katanya, Reza menunggu Lisha tergerak oleh kata-katanya, dan segera melompat ke pelukannya, ia memasang senyum manisnya kala Lisha berjalan lebih dekat ke arah reza.

Plakkkkk!!

Tamparan yang sangat keras mendarat di Pipi kanan Reza,Setelah itu Lisha berlari pergi meninggalkan mereka berdua di kantor polisi. Biarkan mereka yang mengurus semuanya,Lisha tidak akan pernah peduli lagi. Tidak akan pernah peduli dengan Hewan berwujud manusia seperti Rosa dan Reza. Kesalahan mereka sungguh tidak dapat di maafkan.

***

"Reza,aku merasa kedinginan. "Rosa tersenyum dan melanjutkan rayuannya, mencoba memikat binatang buas agar menerkamnya. Suaranya memiliki kelembutan yang tak seorang pun laki-laki dapat menolaknya.

Reza memeluk pinggang Rosa posesif dan berkata, "ayo masuk ke dalam mobil dan aku akan menghangatkanmu."

Beberapa menit yang lalu Rosa dan reza dinyatakan Bebas karena dengan akal reza yang sangat licik. Tentu semuanya dibantu dengan uang!

Tidur dengan wanita menurut Reza Sangatlah mudah. Kaya,Tampan tentu saja di zaman sekarang ini akan sangat mudah

Namun,Tetap dihatinya Lisha adalah cintanya. Meskipun dia sangat ingin memiliki wanita itu seutuhnya. Reza tetap berusaha menolak pikiran duniawinya tidur bersama Lisha karena dia ingin Lisha sendiri lah yang menyerahkan badan itu pada dirinya

Meskipun mereka baru bersama selama satu tahun, Lisha telah memberi cinta yang tulus untuk reza. Mengguncang dirinya setiap saat akan perasaan cinta yang ia miliki untuk reza hingga akhirnya dia mengalami pengkhianatan yang mengejutkan dari pacarnya dan sahabatnya pada saat bersamaan. Dengan linglung, akhirnya Lisha pergi ke bar untuk menenggelamkan kesedihannya dengan alkohol.

sekitar jam 2 pagi. Lisha berjalan keluar dari bar sendirian, Lisha benar-benar mabuk. Dia melepas sepatu hak tingginya dan terhuyung-huyung di tengah jalan.

Lampu mobil yang terang benderang menarik perhatiannya. Lisha membeku di jalan, bingung harus melakukan apa. Dia berdiri di sana, tanpa daya menyaksikan Lamborghini hitam melaju lurus ke arahnya.

"Aduh—"mobil itu berhenti tepat di depannya. Dan lisha tidak sadarkan diri

Sementara itu, di dalam mobil, dampak dari rem mendadak, menyebabkan orang di belakang, yang sedang beristirahat dengan mata tertutup, melompat turun dari tempat duduknya. Dia membuka matanya dengan kerutan tidak puas di wajahnya. Dia melirik Revano, orang yang mengendarai mobil, yang juga merupakan asisten pribadinya.

"Apa yang terjadi?"

"Tuan ,Seseorang muncul di depan mobil entah dari mana, tapi saya menginjak rem sekeras yang saya bisa. saya tidak menabrak orang itu . Itu pasti pemeras."

"Pergi dan lihatlah."

"Ya, Tuan"

Revano segera keluar dari mobil untuk memeriksa orang itu. Hal pertama yang terlihat di bawah lampu jalan, adalah seorang wanita yang berbaring di depan mobil mereka, tidak sadarkan diri. Ketika revano pergi untuk melihat lebih dekat, dia mencium aroma alkohol yang kuat pada wanita itu. Dia sepertinya bukan pemeras. melainkan Mabuk"Pikir revano

"Hei, Nona! Bangun!"

Revano sangat terkejut, ketika dia mengenali orang di depannya.

'Bukankah dia Nona Talisha, pacar Tuan reza ? Bagaimana dia bisa sampai di sini seperti ini? ''Revano bertanya-tanya dengan nada kebingungan

Untungnya, Revano yang  menemukan Talisha. Jika itu orang lain, Lisha mungkin akan ditabrak,Atau di manfaatkan sebagai pemuas nafsu lelaki hidung belang

Revano tidak berani mengambil keputusan sendiri tanpa perintah yang tepat dari majikannya, jadi dia bergegas kembali untuk memberitahu bosnya. "Tuan, orang yang terbaring tak sadarkan diri di depan mobil kami adalah pacar Tuan Reza, Nona Talisha aprilia Dia kelihatannya sangat mabuk ..."

Mata Aliandra terbuka lebar. Dia ingat, gadis yang pernah reza kenalkan padanya. Dia adalah gadis cantik dengan senyum yang manis. Dengan ragu-ragu, dia menuntut, Bawa dia masuk ke dalam mobil."

Begitu Revano menerima keputusan,Dia mengangkat Lisha ke mobil sekaligus mendudukannya di kursi penumpang di samping Liandra.