"Eghhhh....."
Lenguhannya tak mampu lagi ia tahan karena ciuman Lian yang begitu nikmat dan tubuh Lisha juga sangat menginginkan lebih dari sekedar ciuman panas. Liandra tersenyum di sela-sela lumatan lidah yang masih asyik beradu dan terlihat enggan melepaskan satu sama lain. Lian mulai menjalankan aksi tangannya ke seluruh tubuh Lisha dari pinggang lalu ke perut tangannya mengelus lembut perut Lisha lalu tak lama tangannya mulai naik ke atas hingga berhenti tepat digundukan kembar yang masih terbalut kain. Lian membuka kaitan itu lalu melemparkannya ke sembarang tempat. Ia memandanginya dengan tatapan takjub seolah-oleh baru menemukan hal yang luar biasa seumur hidupnya.
"Sangat indah"matanya menatap sayu penuh gairah tatkala ia melihat tubuh milik Lisha. Tangan Lian tak tinggal diam bergerak untuk menciptakan kenikmatan yang baru pertama kali nya ia rasakan
"Bibirmu sangat lah manis,Mungkin nanti aku akan sangat candu dengan bibirmu"Bisik Lian dengan suara beratnya
Lisha hanya menjawab perkataan ali Dengan desahan dan lenguhan yang mengalun indah di bibir tipis nya. kenikmatan yang Lian berikan sangat menghipnotis tubuh Lisha,Sehingga ia tidak bisa menolak apapun yang di berikan oleh lian
"Oh Uncle. I'm Virgin"
Mendengar pernyataan dari seorang wanita yang masih mabuk membuat liandra menhentikan aksinya. Namun hanya beberapa saat saja setelah ia tersenyum kecil ke arah lisha. Liandra segera mencium Lisha dengan menggebu sementara tangannya sedari tadi tak tinggal diam. Desahan dan erangan kembali terdengar setiap kali milik mereka bersentuhan dibawah sana dan dalam beberapa detik Lisha mengalungkan kakinya di pinggang Liandra,Mencoba memberi pengertian lewat tubuhnya bahwa dia telah siap untuk di miliki oleh tubuh Liandra
Liandra mendongak mengamati mata hazel lisha"Hei,Lihatlah mataku"Mata lisha yang terpejam seketika terbuka karena perkataan dari lian. Lisha mengangguk menatap mata Hitam legam milik Liandra
"Aku akan membuatmu kesakitan,Pegang Aku dengan erat"Ujarnya. Lisha mengangguk. Pikirannya sudah mulai sadar kembali akan tetapi entah kenapa sulit menolak apa yang akan Liand lakukan padanya,Meskipun ini menyangkut masa depannya,Mahkota berharganya. Seolah Liand adalah magnet lisha tertarik oleh pesona liand sehingga dia akan menyerahkan semuanya kepada liand seperti seorang jalang. Lisha mulai mengantisipasi saat Liand mulai menelusuri milik Lisha dengan tangannya sebelum mengarahkan ereksinya untuk masuk dalam satu kali hentakan
"Uncle!"Lisha memekik karena dalam hitungan detik Liand baru saja menyobek selaput dara milik lisha,Rasanya seperti memenuhi tubuh nya dan sangat perih tanpa sadar Lisha menangis,Meneteskan air mata nya.
Liand hanya tersenyum menatap air mata Lisha,Senyum bangga karena masih ada orang yang menjaga kehormatannya sampai sekarang. Dia tidak salah membawa Lisha keranjang besarnya. Dia berjanji akan memiliki lisha selamanya bagaimanapun caranya.
Liandra mengangkat tubuhnya sedikit,Melihat ke bawah ke arah darah yang mengalir tidak deras "Aku tak ingin kau merasakan kesakitan secara perlahan. Maafkan aku dear"Ujarnya membuat Lisha membuka matanya lalu menatap wajah tampan dan jantan Liandra.
Lisha mengangguk walau terasa begitu asing dengan rasa penuh dan begitu sesak di bawah, Sehingga Lisha ingin bergerak, Namun hal itu membuat Liand mengerang, Wajahnya merah padam seakan menahan kenikmatan. Liand segera mengecupi leher Lisha agar lisha melupakan kesakitannya di bawah sana.
Liandra bergerak perlahan, Membuat Lisha berpegang erat pada lengannya. Bahkan kuku-kuku panjangnya telah mencakar tangan dan hahu Lian. Namun kesakitan cakaran itu tak sepadan dengan kesakitan yang lisha rasakan dibawah sana. Lian masih menyesuaikan ritmenya bergerak perlahan. Perih dan nikmat mendominasi rasa yang hinggap pada lisha. Suasana dan rasa baru ini seakan meledakkan tubuh risa sekarang juga.
Lisha mendesah saat ritme itu semakin menambah kecepatannya. Liand mengecup seluruh wajah Lisha dengan sensual. Kemudian rasa di dalam sana yang menyiratkan rasa pedih berubah menjadi rasa nikmat yang tiada tara. Lisha kembali mengalungkan Kakinya pada pinggang Lian,Menginginkan Lian bergerak lebih dalam dan cepat. Sementara lian tersenyum dengan tubuh lisha yang sudah terbiasa. Dan detik kemudian Liand mempercepat gerakannya sampai tubuh Lisha terhentak-hentak dan memegang erat sprei berwarna hitam itu. Mencengkramnya dan memanggil nama liandra untuk kesekian kalinya.
"Uncle"Lisha melirih rintih karena kenikmatannya yang akan segera datang
"Ya datang untuk ku sayang"Liand mengetahui bahwa lisha akan satang,Sehingga dia lebih lebih mempercepat ritme nya membuat lisha memekik, Cairannya menyelimuti Liand di dalam sana, Milik lisha lebih mengetat dan meremas liand di dalam sana, Sehingga dia mengeram dan beberapa menit kemudian disusul oleh liand yang memuntahkan cairnnya
Liand membiarkan lisha bernafas. Dia merebahkan tubuhnya terlentang di samping Lisha yang juga sedang tidur terlentang menatap langit-langit kamar yang terdapat banyak hiasan.
"Maafkan aku Mr. Liandra"Lirih Lisha, Suaranya sangat kecil bahkan hampir tidak terdengar jika liand tidak tepat berada di sampingnya.
Bukannya menjawab liandra malah beranjak dari ranjang,Bertelanjang badan dan berjalan pelan ke arah kamar mandi menghiraukan lisha yang masih tidur terlentang dengan mata terpejam. Gemericik air terdengar dari arah kamar mandi menandakan bahwa Lian sedang mandi. Jika saja Lisha memiliki kekuatan untuk berjalan,Maka sekarang ia sudah akan kabur dari kamar ini. Namun,Efek alkohol dan Pertempuran nya dengan Lian membuat dirinya merasakan amat sangat lelah dia terlelap di ranjang empuk milik lian tanpa sehelai benang pun.
Lima belas menit kemudian,Lian sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan piyama tidurnya. Dia melirik ke arah kasur lalu menemukan Lisha yang sudah terlelap dengan damai,Tubuh telanjang Lisha di sembunyikan di dalam selimut milik Lian. Lian tersenyum berjalan perlahan lalu duduk di sisian ranjang disamping Lisha,Karena posisi lisha tidur berada di tengah ranjang.
"Harus nya aku yang meminta maaf padamu Dear"Ujar lian tersenyum. Lalu dia ikut merebahkan tubuhnya di samping Lisha,Tangannya terulur untuk memeluk erat Lisha menenggelamkan kepala Lisha ke dadanya dan tangannya menjadi bantalan untuk Lisha.
Lian tidak mengambil pikir untuk masalah ini,Dia juga ikut tertidur dengan nyenyak menyusul Lisha ke alam mimpi. Tak peduli dengan mentannya Lisha sekaligus keponakannya,Reza. Dari dulu apa yang dia inginkan akan selalu menjadi miliknya begitupun juga dengan Lisha. Tidak ada hal yang tidak mungkin untuknya Mengingat jika uang nya akan mempu membeli semua yang di inginkannya.