Empat ribu tahun yang lalu, Perang Elemental Spirit yang telah berlangsung lama akhirnya berakhir. Setelah itu, Elemental Spirit tidak pernah terlihat lagi, meninggalkan bumi dalam keadaan hancur.
Bumi perlahan-lahan kembali pulih. Manusia akhirnya memegang kendali atas kekuasaan di muka bumi, memanfaatkan sumber daya alam dan membangun peradaban.
Setiap makhluk hidup yang lahir dianugerahi sisa-sisa kekuatan elemen. Elemental power terbagi menjadi empat unsur utama: air, tanah, angin, dan api, serta dua unsur langka: kegelapan dan cahaya.
Pada usia tertentu, satu dari empat atau 25 persen manusia dapat membangkitkan kekuatannya. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan warisan kekuatan elemental spirit yang telah hilang. Dengan kekuatan itu, manusia sebagai makhluk berakal mampu mencapai posisi tertinggi dalam strata kehidupan di muka bumi.
Abad baru dimulai setelah semakin majunya ilmu pengetahuan dan berkembangnya kehidupan. Kalender baru kehidupan manusia telah dibuat. Kerajaan-kerajaan berdiri dan tersebar di seluruh benua.
Namun ....
Kerusakan di muka bumi kembali terjadi. Peperangan dan pertumpahan darah kembali dimulai.
Benua Besar atau The Continent terbagi menjadi dua bagian, The Orient (Benua Timur) dan The Occident (Benua Barat). Kerajaan-kerajaan di timur dan barat membentuk kubu dan saling berperang demi kekayaan alam dan kekuasaan.
Ratusan tahun perang berlangsung, dunia akhirnya menemukan ketenangan. Pada tahun 1450, kedua kubu memutuskan untuk berdamai setelah menyadari bahwa meneruskan peperangan hanya akan menyebabkan kerugian dan dampak buruk yang lebih besar. Dunia ini cukup luas untuk dapat dimanfaatkan oleh semua orang.
Meskipun ada beberapa kerajaan kecil yang menolak, perjanjian damai disaksikan oleh raja-raja dan perwakilan dua belas kerajaan besar dari kedua kubu dan ditanda tangani pimpinan sentral kedua kubu, yaitu Kerajaan Arx dari wilayah Occident, dan Kerajaan Gloria dari wilayah Orient.
Bumi akhirnya punya waktu untuk beristirahat dengan tenang.
Namun ....
Kedamaian itu tidak berlangsung selamanya.
Tahun 1495, abad kegelapan baru dimulai.
Dari ujung bagian Occident yang tidak diketahui, kesatria tanpa nama muncul dengan membawa seribu pasukan hitam. Menyerang dan meruntuhkan sebuah kerajaan.
Pasukan tanpa bendera yang dipimpinnya datang bersama dengan kegelapan. Seketika, langit berubah menjadi hitam.
Para penjaga membunyikan genderang peringatan, sebuah pasukan besar muncul, entah dari mana mereka datang.
Utusan kerajaan dikirim, tapi tidak pernah terdengar kabar. Pasukan kegelapan itu tetap berjalan ke arah kerajaan. Awan hitam kini menyelimuti langit, membuatnya menjadi kelam segelap malam.
Sang raja memerintahkan untuk mengungsikan para penduduk kerajaan ke tempat yang aman. Di hadapan para pengikutnya ia memberikan berbagai macam perintah dan arahan.
"Tidak dikenal namanya, tidak diketahui asalnya, mereka menyerang bersamaan dengan datangnya kegelapan."
Tiga ribu prajurit disiagakan untuk menjaga istana kerajaan. Lima ribu lainnya digerakkan untuk menghadapi pasukan hitam tak dikenal.
Bunyi terompet terdengar nyaring bersahutan. Tiga ratusan prajurit kerajaan serentak menyerang maju ke depan bersamaan dengan banyaknya suara teriakan.
"Serang!!"
"Lindungi kerajaan!!"
"Lindungi sang raja dan para penduduk kota!!!"
Pasukan hitam misterius menghentikan langkah mereka seketika. Sang kesatria tanpa nama maju dan mengangkat pedang hitamnya.
Tekanan besar di udara menggetarkan atmosfer dan memekakkan gendang pendengaran. Materi gelap dari sang kesatria berkumpul dan naik ke atas langit.
"I-itu ... apa-apaan kekuatan itu!?"
Gumpalan awan hitam di langit membentuk pusaran. Suara riuh gemuruh langit ribut mengalahkan teriakan pasukan kerajaan yang berlari menyerang.
Pedang sang kesatria tanpa nama sudah diselimuti kegelapan, begitu pula dengan zirah hitamnya, kekuatan kegelapan itu mengelilinginya dan siap untuk dilepaskan. Di balik helm yang dikenakan, matanya menyorot tajam dan membuat ketakutan setiap orang yang memandang.
Pedang itu pun akhirnya diayunkan. Unsur kegelapan mengikuti ayunan pedang dan menembus barisan pasukan kerajaan yang maju ke depan. Seketika penglihatan seluruh orang tertutup oleh kabut tebal berwarna hitam. Pasukan kerajaan yang berada di belakang pun tidak mampu melihat keadaan di depan ....
Yang mereka ketahui adalah ... suara teman-teman mereka tidak pernah lagi terdengar.
***