Lelaki yang menyambut kedatangan mereka sedang duduk di singgasana nya yang mewah.
"Kalian pasti mencari serigala itu kan?" Kata lelaki itu dengan wajah sombongnya, dia memang sedikit tampan dengan kulit sawo matang.
"Sebelum itu, perkenalkan aku Svan." Tambahnya dan berdiri dari singgasananya.
Stacey menatap lekat-lekat lelaki yang bernama Svan itu, Erissa menangkap salah satu tanda yang dikenalnya, tanda itu berada di telapak tangan Svan.
Erissa menyenggol lengan Stacey dengan sikunya, menyuruhnya untuk mengikuti apa yang ditatapnya. Aldero pun melirik ke tanda tersebut,
"FREENITY, apa kita sesial ini hari ini?" Alexador berkata pelan,
"Kalian mengenal ku ternyata! HAHAHA." Tawa Svan membahana di ruangan itu, pintu masuk Stacey tertutup kencang lalu disusul kurungan besi yang mengurung mereka.
"Sialan!" Umpat Erissa dan Alexador dengan keras.
"Aku akan mengembalikan serigala itu ke tangan kalian apabila wanita elf ini menyerahkan dirinya." Svan berujar seraya menyuruh anak buahnya untuk membawa Jason ke tempatnya.
Jason yang dalam bentuk serigala terkejut melihat keadaan teman-teman nya.
"Baiklah, aku setuju." Stacey berkata lantang menyetujui perkataan Svan tanpa ragu sedikitpun.
Erissa dan Amanda mencegat Stacey ketika Stacey menuju pintu kurungan besi itu.
"Jangan, ini terlalu berbahaya." Kata Erissa memperingati Stacey.
Stacey menggeleng dan melepaskan tangan Erissa di pundaknya. Keputusannya sudah mantap, tak ada yang bisa menghentikan Stacey.
Pintu kurungan besi itu terbuka lalu Stacey berjalan ke arah Svan,
"Kembalikan dia." Stacey berkata dingin dan menatap sinis Svan.
"Tidak! Stacey!" Jason dibawa paksa ke jeruji besi, Jason tak mampu memberontak karena dirinya di pegangi oleh dua anak buah Svan yang bertubuh besar.
"Kau benar-benar unik seperti yang ketua bilang ya." Kata Svan sambil memegang dagu Stacey dengan lembut.
Stacey menepis tangan Svan yang menyentuh dagunya dengan keras,
"Aku sudah menyerahkan diri, lepaskan mereka semua yang ada didalam kurungan dan jangan ganggu mereka. Selepas itu kau bisa melakukan hal apapun pada diriku." Ujar Stacey dengan tegas, dia lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya. Hal itu tak terpikirkan oleh Stacey, kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
"Stacey! Jangan lakukan hal itu—" Dan masih banyak lagi perkataan yang keluar dari mulut teman-teman nya untuk mencegah Stacey melakukan hal itu.
Stacey tak menggubris larangan dari kawan-kawan nya.
"Hal itu akan membosankan Stacey sayang, bagaimana jika AKU MELIHAT WAJAH TEMANMU KETIKA KAU SEDANG DISIKSA??!! IYA HAHAHAHAHA! HAL ITU PASTI AKAN MENYENANGKAN!" Svan berujar dengan senang.
Satu pukulan Svan luncurkan menuju perut Stacey.
'Buagh!'
Stacey terpental ke belakang dan menahan rasa sakit yang luar biasa itu.
Jason berteriak memanggil nama Stacey, yang lainnya pun melakukan hal yang sama dengan raut wajah putus asa.
Andai kurungan besi yang mengurung Aldero dan yang lainnya bisa mereka hancurkan maka sudah dari tadi mereka lakukan. Sayangnya besi-besi itu terbuat dari material anti sihir, yang artinya mereka tak bisa menghantarkan besi itu dengan sihir.
Ada alternatif lain, mereka harus menghancurkan besi itu tanpa sihir. Tapi, besi itu sangat tebal dan kuat jadi susah untuk dihancurkan.
Aldero memancarkan aura gelap dan mengerikan, Svan yang merasakan aura itu lantas membuatnya menatap Aldero dengan tatapan tidak senang, Svan menatap Aldero dengan Stacey di tangannya.
"Sekarang!" Perintah Aldero ke bayangan yang berada di belakang tubuh Svan.
Dengan cepat Svan menghindari serangan dari bayangan itu. Sayang seribu sayang, Stacey tak terlepas dari genggaman Svan.
"Bagaimana bisa?" Svan bertanya pelan tak percaya, dia percaya bahwa semua musuhnya sudah terperangkap ke dalam kurungan anti sihir tersebut.
"Aku dibesarkan di desa ninja, keluar dari kurungan tersebut adalah hal yang mudah." Zedva berujar dengan beberapa kunai di tangannya.
Svan menaikkan salah satu sudut bibirnya, menganggap semua musuhnya ini hanyalah lalat-lalat kecil yang tak berguna.
Zedva melemparkan kunai tersebut tepat ke arah mata Svan, tak mudah untuk mengalahkan anggota FREENITY yang satu ini. Svan menepis kunai-kunai tersebut dengan kuku tajamnya.
Stacey yang berada di tangannya Svan berusaha melepaskan diri.
Aldero memerintahkan Alexador dan Grain untuk menghancurkan kurungan besi itu dengan kekuatan fisik karena kekuatan sihir tak akan berguna.
Cakar Alexador yang tajam berhasil mengikis kurungan besi itu walau tak sepenuhnya terkikis, Svan tak bisa menghentikan tindakan Alexador karena sedang disibukkan oleh Zedva.
Grain sang goblin menggunakan air ludahnya yang mengandung asam untuk melelehkan besi itu. Yang lainnya tak bisa berbuat apa-apa,
satu kunai mengenai tangan Svan yang dimana tangan itu Svan gunakan untuk menggenggam Stacey, alhasil Stacey terlepas.
Bertepatan dengan itu, Aldero sudah berada di luar kurungan dengan tatapan mata mengerikan, sebuah tatapan mata haus akan darah.
"Kau sudah melakukan hal yang sangat buruk." Aldero berujar dengan nafas berat.
Satu gerakan cepat ia lancarkan lalu pertarungan sengit diantara keduanya terjadi, bunyi antara gesekan pedang dan kuku tajam milik Svan terdengar nyaring.
Anak buah Svan mulai melancarkan serangan pada yang lainnya, dengan mudah Fale habisi mereka dalam satu serangan. Para anak buah Svan pun mulai membanjiri ruangan ini, Jason membawa Stacey ke tempat yang lebih aman. Amanda dan Erissa serta Grain menyerang para anak buah Svan.
Mereka bisa keluar berkat bantuan Alexador dan Grain. Fale dan Alexador pun ikut menyerang bawahan Svan.
'Ciat cit srrrt'
"Wind Strike!" Kata Aldero yang mengeluarkan salah satu jurusnya, pedangnya di selimuti angin.
"Bloody Iron." Svan mengeluarkan jurus yang lumayan unik, sebuah besi cair berdarah yang bisa ia keraskan lalu ia cairkan kembali.
Keduanya melencarkan serangan sengit tanpa celah untuk berhenti.
'Brukkk'
Beberapa dinding hancur akibat perkelahian mereka.
Aldero sudah banyak melukai Svan hingga akhirnya Aldero akhiri dengan pedangnya. Svan masih belum terbunuh karena Stacey mencegatnya, Svan menghilangkan anak buahnya dengan satu jentikan jari.
"Segera obati Zedva, dia terluka." Stacey berkata ke arah teman-teman nya, memang benar Zedva terlihat baik-baik saja tapi dari tatapan matanya dia terlihat sedang menahan rasa sakit.
Alexador, Erissa dan Amanda membawa Zedva ke rumah pengobatan dengan cepat.
"Nyawamu sedang berada di ujung tanduk, sebutkan siapa tuanmu dan kekuatannya." Stacey berkata kepada Svan.
"Tidak akan." Ujar Svan menolak lalu dia menajamkan kembali kuku panjang nan tajam itu, tak pernah terpikirkan oleh Stacey dan kawan-kawan, dia membunuh dirinya sendiri dengan kuku nya.
Lenyap sudah hawa keberadaan Svan, mereka berhasil membunuh salah satu anggota FREENITY tanpa dapat informasi apapun.
Aldero terlihat sangat kelelahan, Aldero memutuskan untuk duduk di salah satu dinding yang hancur.
Stacey menyembuhkan dirinya sendiri lalu menyembuhkan luka-luka yang ada di tubuh Aldero.
"Aku tidak sempat memamerkan jurus baruku kali ini." Keluh Stacey seraya menyembuhkan luka Aldero yang lumayan besar dan banyak.
"Kau ini ya! Pamerkan saja kekuatan barumu di tempat latihan nanti!" Seru Jason.
"Aku minta maaf sudah melibatkan kalian hingga seperti ini." Tambah Jason dengan wajah penuh rasa bersalah tanpa dibuat-buat.
"Ceritakan dari awal kau diculik, tapi nanti saja kau ceritakan saat kita sudah kembali ke penginapan." Ujar Stacey.