Guild Goldenia dan Chessy ditugaskan di kota Glamor, mereka bukan secara tak sengaja bertemu melainkan ditunjuk langsung oleh Allenatore untuk ditugaskan di kota ini.
Parish dan Dairly berkeliling kota ini, menanyakan keberadaan Fraksi besar yang tak lain adalah FREENITY ke warga sekitar.
FREENITY dianggap sedikit ancaman karena sudah melukai beberapa warga, sebenarnya ancaman akan FREENITY tidak tersebar luas di kerajaan Phantasy karena FREENITY sendiri belum melakukan tindakan mengancam kerajaan.
"Kenapa kita harus satu kelompok?" Keluh Parish yang tak setuju satu kelompok dengan Dairly.
"Aku juga tak menginginkan nya! Menurutmu kenapa Aldero melakukan kesalahan yang fatal itu ya?" Dairly berkata mengungkit masa lalu.
Sebuah masa lalu yang tak bisa di perbaiki, dulu guild Rafoxa adalah sebuah guild yang setara dengan guild kelas atas. Aldero melakukan sebuah kesalahan besar, dia membunuh penasihat guild nya sendiri di hadapan ketua guild lain. Tak ada yang tau alasannya melakukan hal itu.
Sang Raja tak menurunkan jabatan Aldero tanpa alasan, mungkin raja Allenatore mengetahui alasan dibalik Aldero melakukan hal tersebut.
"Kau menyukai Aldero ya?" Parish bertanya kepada Dairly.
"T-tentu saja t-tidak." Dairly menyangkal pertanyaan Parish dengan terbata-bata.
"Lantas kenapa wajahmu memerah?" Parish mendahului Dairly lalu berdiri di hadapan Dairly, Parish mendekatkan wajahnya agar melihat jelas wajah Dairly.
"W-w-w-wajahmu terlalu dekat!" Dairly meninju wajah Parish dengan pipi merah padam.
Parish memegang wajahnya yang terkena pukulan dari Dairly,
"Kau menyukai nya."
"Tidak! Aku tak sudi menyukai orang yang guild nya lebih rendah dari ku." Balas Dairly kesal lalu memulihkan dirinya ke semula.
"Guildnya bahkan lebih tinggi darimu, ingat waktu guildnya setara dengan kita, poin guildnya lebih tinggi dari guild ku dan guildmu. Kau tau dia itu istimewa di mata raja kita dan guildnya lebih tinggi keberadaanya dari guildmu. Jadi bisa dibilang guild kau lah yang rendahan di matanya." Parish berkata pedas seakan tak peduli tentang perasaan Dairly.
Karena kesal, Dairly pergi begitu saja meninggalkan Parish sendiri di tengah kota Glamor. Parish menggelengkan kepalanya, heran dengan sikap temannya.
Parish berjalan dengan malas mencari keberadaan Dairly. Parish memang terkenal malas, dia bisa saja tidur dimana saja dan kapan saja jika dia menginginkan nya.
"AAAAAAAAA!!!!!!!!" Terdengar teriakan dari seorang wanita keluar di gang kecil.
Merasa mengenali suara itu Parish langsung saja mempercepat langkahnya menuju gang kecil itu.
"Parish!!! Tolong!!!!!!!" Dairly berteriak meminta bantuan Parish, sayangnya Parish tak bisa menyelamatkan Dairly karena Dairly dibawa ke atas bangunan dengan cepat.
"Sial!"
Parish segera berlari menuju anak buahnya dan anak buah Dairly berada. Setelah sampai Parish langsung memilih orang terbaik yang dia kenali.
Disaat-saat terakhir Dairly dibawa oleh orang berjubah itu, Parish menyempatkan untuk memakai jurus uniknya yaitu 'Thread touch', sebuah jurus yang bisa mengikuti jejak seseorang. Parish memiliki sihir benang tetapi bukan sembarang benang, sihirnya adalah sihir langka, Benang Aura adalah nama sihirnya. Benang itu diselimuti aura ungu muda yang menjadi ciri khas benang tersebut, tak hanya itu Benang Aura juga lebih kuat.
Parish mengikuti ke mana benang itu mengarahkan dirinya bersama 2 anak buahnya dan satu bawahan Dairly. Benang itu membawa mereka ke sebuah reruntuhan bangunan di sisi tenggara kota Glamor. Parish dan yang lainnya berjalan berhati-hati, serangan bisa datang darimana saja dan kapan saja ditambah dengan sedikitnya informasi mengenai kota ini dan penculik Dairly membuat mereka memasuki sebuah perangkap.
Parish mengarahkan tangannya lurus kesamping tanda agar bawahannya segera berhenti,
"Ini salah satu ketua guild di kerajaan ini kan?" Terdengar suara pria dengan suara berwibawa sedang menunjuk Dairly yang sedang di sekap.
Parish menguping pembicaraan mereka dari balik bangunan yang runtuh, tepat di belakang pria bertubuh besar itu.
Parish tak dapat mendengar percakapan mereka karena suara ombak yang begitu keras, reruntuhan bangunan ini terdapat di pinggiran pantai.
"Apa yang akan kita lakukan?" Salah satu bawahan Parish bertanya kepada ketua nya.
"Kita tak tau siapa mereka tapi kita harus menyelamatkan Dairly. Kita lawan mereka, tapi ingat ini, jika nyawa kalian dalam bahaya maka mundur saja dan jika nyawaku dalam bahaya kalian harus memprioritaskan keselamatan Dairly lalu segera pergi dari sini." Parish berkata panjang lebar lalu berdiri.
"Ini perintah." Tambahnya seakan tau apa yang ada dibenak anak buahnya.
"Tunjukkan diri kalian." Perkataan dari pria itu jelas tertuju ke arah Parish. Dengan hitungan jari mereka akhirnya menunjukkan diri.
Senyum licik tercetak jelas di wajah pria dengan gambaran aneh di pipi kanannya.
"Salah satu ketua guild lainnya ya? Temanmu? Rekanmu? Atau kekasihmu?" Pria itu bertanya dengan tatapan mengarah ke arah Dairly.
Parish tak menjawab pertanyaan pria itu, satu lambang yang sangat dikenali Parish dan bawahannya itu terlihat di sarung tangan hitam milik pria itu.
FREENITY, jelas sekali terlihat di mata anak buah FREENITY kalau pria ini bukan sembarang anggota FREENITY.
"Diamond dengan posisi komandan di FREENITY. Lebih enak jika saling memperkenalkan diri kan?" Pria dengan nama Diamond itu melangkahkan kakinya ke arah Dairly.
Parish dan Dairly serta anak buah mereka terkejut dengan pernyataan barusan karena posisi Diamond sebagai komandan, kekuatannya pasti tak sembarangan.
"Parish, lepaskan Dairly! Apa tujuanmu menculiknya?" Parish berujar nyaring.
"Apa ya? Tujuanku untuk menculiknya sebenarnya hanya ingin mengambil batu sihirnya." Diamond melepaskan sumpalan kain di mulut Dairly, tali anti sihir yang mengikat pergelangan tangan dan kaki Dairly itu tidak bisa di lepaskan menggunakan sihir.
Satu-satunya cara agar tali itu terlepas adalah memotongnya dengan pisau energi.
"Jangan bercanda! Mengambil batu sihirnya sama saja dengan membunuhnya sialan!" Parish dibuat marah oleh Diamond.
Diamond menaikkan satu sudut bibirnya dan mengarahkan kuku tajamnya ke leher Dairly, satu tetes darah mengalir perlahan.
Dengan tatapan tajam Parish menggerakkan benang-benangnya untuk menyerang Diamond.
"Ah jadi karena benang ini kau mampu menemukan tempat ini. Menarik." Kata Diamond dan menghindari serangan Parish dengan mudah.
Perkelahian terjadi, Benang Aura melawan sihir Diamond yang bisa menciptakan berbagai senjata tajam yang telah mencapai tingkat tinggi.
Maju, mundur, menghindar, menyerang, menangkis dan melukai yang dilakukan oleh kedua orang hebat itu. Tak tinggal diam, para bawahan Parish segera menyelamatkan Dairly, untung saja mereka membawa pisau energi untuk memotongnya. Tapi memotongnya tak semudah itu karena ada gangguan dari anak buah Diamond dan juga tali anti sihir ini sangat lah tebal dan kuat.
"Parish!" Dairly berteriak ketika senjata tajam milik Diamond berhasil melukai Parish, Dairly mencoba memberontak tetapi hal itu hanya akan membuatnya lelah.
"Jangan banyak bergerak atau tanganmu akan terkena pisau energi!" Seru satu anak buah Dairly, 2 anak buah Parish sedang melawan anak buah FREENITY untuk melindungi Dairly.
"Ta-Tapi! Tapi—