Rumor yang beredar membuat cemas guild Rafoxa ketika sudah menginjakkan kaki di kota Almond. Rumor mengatakan bahwa kota Almond disebut juga sebagai kota mutilasi, kota nya para psikopat keji yang penuh dosa. Orang-orang bilang bahwa ada dalang dibalik semua ini dan penduduk kota inilah korbannya, mereka dipaksa mencari korban atau orang yang mereka sayangi akan bernasib mengenaskan.
Walau semua itu hanyalah rumor belaka, tetapi sedikit informasi bisa menyelamatkan mu. Aldero menyuruh salah satu anak buahnya untuk mencarikan sebuah penginapan, semakin dalam mereka menelusuri kota ini semaki terasa bahwa rumor itu hanyalah sebuah kebohongan belaka. Karena faktanya semua penduduk yang ada di kota ini, mulai dari yang sudah tua hingga anak-anak mereka beraktivitas biasa saja tanpa adanya rasa khawatir dan takut di wajah mereka.
Alexador datang kembali ke kawanannya, menuntun mereka menuju penginapan yang sudah didapatkannya. Aldero, Fale, ketua tim Gravatar yang bernama Grain mencoba untuk mengelilingi kota ini setelah makan siang di penginapan. Mereka mencoba mencari tahu kebenaran dari kota kecil ini.
Stacey sudah kembali ke dirinya yang sebelumnya, berwajah datar dan bersikap dingin.
"Kau terlihat lebih baik jika seperti ini Stacey." Kata Erissa yang diakhiri dengan hembusan nafas panjang.
"Aku setuju." Jason ikut menambahkan.
"Aku juga." Begitu juga dengan Amanda.
Mereka bertiga sedang berada di penginapan, berencana untuk mengelilingi kota. Setelah Stacey menghabiskan kue nya, mereka berempat segera pergi mengelilingi kota indah ini.
Pemandangan di kota Almond benar-benar memanjakan mata, pinggir jalanan dipenuhi bunga sakura yang tengah mekar, sungai indah nan bersih yang berisikan teratai bunga besar sebagai penghias.
Udara bersih dan segar membuat semuanya terlihat sempurna, semua ini membuat rumor-rumor itu adalah kebohongan.
Para penduduk kota disini pun ramah tamah dan murah senyum. Anak-anak kacang, tunggu, apa pantas disebut anak-anak kacang? Intinya para kacang bernyawa yang umurnya masih anak-anak, mereka bermain kesana-kemari dan banyak para pengunjung juga rupanya disini.
Mereka mampir ke sebuah toko yang menjual aneka manik-manik dan mainan. Ada tempat makan dan minum yang bergambar kacang, tapi pertanyaannya adalah, apa mereka juga menjual kacang disini?
Mereka berempat singgah dari toko ke toko, tak disangka ada yang menjual selai kacang di sini!
"Kanibal?" Gumam Erissa dengan tatapan heran, untung saja gumaman nya tak terdengar oleh yang lain walau terdengar samar di telinga Stacey.
Stacey tersenyum kecil menahan tawa mendengar hal tersebut padahal tidak ada yang lucu dari hal tersebut.
Amanda, Stacey, Erissa dan Jason sedang memilih sebuah barang untuk dibeli, ada beberapa patung kecil berbentuk kacang yang imut hingga baju khas ras kacang.
Stacey membeli satu patung, Erissa juga membeli patung sedangkan Amanda membeli baju. Saat mereka berbalik mereka sudah tak melihat Jason.
'Barangkali sedang ke kamar mandi.' Pikir mereka, tetapi sudah 30 menit waktu terlewat dan masih tak ada tanda-tanda kehadiran.
Mereka yang sedikit panik mencari Jason di antara toko-toko, Jason masih tak dapat ditemukan dan mereka bertiga yang mencari Jason pun memilih kembali penginapan.
Disana pun mereka tak bertemu dengan Jason, Amanda menyampaikan hal ini ke Alexador dan Zedva.
"Kalian sudah mencarinya di daerah toko-toko itu kan?" Alexador bertanya panik, Jason adalah teman berharga bagi mereka.
"Hubungi Aldero. Ini berbahaya, dia tak mungkin tersesat, walau tersesat dia pasti bisa mencium bau mu Stacey." Zedva berkata lalu segera menghubungi Aldero menggunakan sebuah benda bulat.
Stacey, Amanda dan Erissa duduk di kursi dengan wajah cemas dan khawatir akan keadaan Jason. Apa yang dikatakan oleh Zedva benar adanya, tak mungkin Jason tersesat.
"Aldero akan kesini secepatnya, kita akan menunggu dia datang dan berharap Jason baik-baik saja." Zedva berusaha menenangkan terutama untuk Stacey.
Tentu saja rasa khawatir dan cemas tak akan hilang di pikiran Stacey mengenai hilangnya Jason. Tak butuh waktu lama, Aldero datang dengan cepat. Aldero begitu peduli pada anak buahnya.
"Apa tak ada tanda-tanda kehadiran atau petunjuk lainnya?" Aldero bertanya kepada Alexador, Alexador menggeleng dan Stacey menjelaskan situasi saat dia terakhir bertemu dengan Jason.
Aldero masuk ke dalam penginapan dengan cepat dan terburu-buru, Aldero hadir kembali dengan membawa sesuatu di tangannya.
"Pakaikan ini ke kelopak matamu lalu gunakan Eye Blindness." Aldero menyerahkan sesuatu yang terbungkus kain ke tangan Stacey.
Stacey mengambilnya lalu membuka ikatan yang ada di kantung kain tersebut, serbuk berwarna pink pucat ada didalamnya. Alexador dan Zedva serta Grain dan Fale terkejut melihat isi dari kantung tersebut.
"I-itu." Fale benar-benar terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Serbuk Penglihatan!" Grain dan Alexador melanjutkan perkataan Fale.
Tak menghiraukan ucapan dari teman-teman nya Stacey langsung saja mengoleskan Serbuk Penglihatan itu ke kelopak matanya, setelah itu dia menutup matanya untuk melakukan Eye Blindness.
Awalnya Stacey tak melihat apa-apa,
"Bayangkan wajah, sifat, lekuk tubuh atau apapun yang bersangkutan dengan Jason." Aldero memberikan pengarahan.
Seutas benang samar transparan mulai terlihat dan mengarahkan dirinya menuju suatu tempat.
"Ada benang!" Seru Stacey memberitahu kan.
"Ikuti benang tersebut." Aldero memberitahu kan dan berjalan mengikuti Stacey.
Fale, Zedva, Amanda, Erissa, Alexador, Grain pun mengikuti Stacey dan Aldero.
Benang itu membawa mereka ke suatu bangunan mewah bertingkat yang memiliki warna dinding putih.
"Apa benar ini tempatnya?" Zedva bertanya ke Stacey.
"Benangnya mengarah kedalam sana." Stacey menjawab dengan yakin tanpa ragu sedikit pun.
"Enaknya Jason, dia bisa diculik orang kaya, dia bisa diberi makan makanan yang enak." Alexador berkata seolah ia tak memiliki dosa sama sekali.
Erissa sudah mengencangkan genggamannya,
"Kau diam saja!" Satu bogem mentah diterima Alexador tepat di kepalanya yang membuat 1 benjolan besar di kepalanya, Erissa tak peduli kalau Alexador itu adalah seniornya.
Alexador ingin mengumpat namun ditahan oleh Grain. Aldero melangkahkan kakinya kedalam kawasan rumah mewah itu dengan mantap lalu diikuti oleh bawahannya.
Salah satu penjaga menghadang mereka dengan sebilah pedang ditangannya.
"Kau yakin Jason ada disini?" Aldero bertanya kepada Stacey yang dibalas anggukan oleh Stacey.
"Kalau begitu jangan ragu." Kata-kata itu ditunjukkan oleh bawahannya agar tak ragu untuk menyerang siapapun.
Grain menembakan peluru berkekuatan energi sihir yang menggandakan kekuatan dan kecepatan peluru itu sebanyak sepuluh kali lipat.
Penjaga itu berhasil mati sebelum menyentuh Aldero. Aldero memberhentikan langkahnya, dia merasa ada yang aneh dari hal ini walaupun dia sudah tau sejak awal.
"Kita sudah tak bisa kembali, persiapkan diri kalian." Aldero melanjutkan langkahnya lalu menyuruh Alexador yang berbadan besar untuk mendobrak pintu rumah mewah ini.
Pintu terbuka dengan mudah karena dobrakan dari Alexador.
"Selamat datang di kastilku, bagaimana dengan secangkir teh terlebih dahulu?" Seseorang menyambut kedatangan mereka, sepertinya dia sudah tahu kalau Stacey dan kawan-kawan akan datang kemari.