Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Stupid Love

Nata_5652
--
chs / week
--
NOT RATINGS
12.5k
Views
Synopsis
"Ya anggap lah aku idiot, gila, tolol Nyatanya itu semua tidak mengubah perasaan ku pada mu. Bahkan meski aku berkali-kali jatuh dan terluka aku memilih jalur paling terjal untuk jatuh cinta." -Anna- Pernah kah kalian jatuh cinta?. Apa semua orang juga menjadi gila saat jatuh cinta, atau mungkin cuma aku. Mencintainya adalah kebodahan ku yang paling nyata.... Akan kah ini berakhir bahagia atau berakhir sia-sia Jadwal update Kamis Minggu Senin
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Kamu tak tau seberapa sering aku memperhatikanmu,dan setiap kali aku melihatmu aku hanya merasakan kesakitan yg hebat.

...

"Woiii!! ngelamun aja trus, aku tuh gaji kamu buat kerja bukan ngelamun!"

Anna tersentak, sedetik kemudian menatap kesal pada pria di depannya yang sudah tersenyum jahil.

"Tuan gak bisa ya gak mengganggu saya!" Serunya kesal.

"Lagian saya sedang memikirkan pekerjaan bukan melamun seperti yang Tuan tuduhkan pada saya, saya tak sesantai itu." Tambah gadis itu memutar mata.

Bryan terbahak melihat gadis itu kesal, memang mengganggu Anna adalah hoby tersendiri baginya.

"Yes beb, kamu memang yang terbaik klo masalah pekerjaan. Tapi terburuk dalam melihat waktu, sepertinya pikunmu sudah akut."

Pria itu mengakui memang Anna lah orang yang paling bisa diandalkan dalam pekerjaan dan ingat juga gadis itu gila kerja, kebiasaan nya bisa sangat buruk bila sudah menyangkut soal pekerjaan. Contohnya saat ini, bahkan gadis itu tak sadar bila waktu pulang sudah lewat beberapa jam yang lalu.

Gadis itu tak juga berniat menghentikan pekerjaannya hingga tangan pria itu tergerak menutup komputer gadis itu, membuat gadis beriris hazel itu menatapnya protes.

"Kenapa lagi." Erangnya.

"Kamu mau sampai kapan kerja,ini sudah waktunya pulang. Kalo kamu sebegitu sukanya bekerja kenapa gak kamu nikahi saja pekerjaan mu."

Anna terkejut mendapati jam diponselnya sudah menunjukan angka delapan. Jam pulang kantornya sudah beberapa jam berlalu.

"Kenapa gak bilang dari tadi." Seru gadis itu jengkel.

"Kenapa malah jadi marah pada ku," Bryan mendengus, "dan lagi,dimana sikap formal mu tadi kamu buang."

"Jam kerjaku sudah usai, jadi tak ada alasan buat ku untuk menghormatimu, pak direktur." Ucap Anna mengejek sambil mengemasi barang-barangnya.

Bryan mengekori Anna yang berjalan menuju lift.

"Mau makan malam?" Tawar pria itu.

Anna menekan tombol lift ke lantai dasar sambil menimang sebentar lalu mengangguk. "Kamu yang bayar."

Pria itu mendengus geli sebelum mengangguk, "no problem, asal aku boleh memakan masakan mu lagi next time." Bryan melihat seketarisnya itu memutar mata alih-alih sebal Bryan malah terkekeh dibuatnya.

Bryan hendak membukan pintu mobil untuk Anna, dering ponselnya menghentikannya. Anna menatap tanya.

"Bentar ya aku angkat dulu!" Pamit Bryan melangkah sedikit menjauh.

Anna menatap punggung pria itu merasakan sesak menyeruak dihatinya, saat pria itu berbalik memandangnya ia mencoba tersenyum kecil.

Saat Bryan kembali ke tempatnya, Anna memandang pria itu penuh tanya.

"Sorry na," Bryan menatap ragu-ragu,  sedikit takut melanjutkan kata-katanya.

Disisi lain satu kata itu mampu membuat Anna mendengus kesal. "Apa!"

"Na jangan marah ya, ini mendadak banget soalnya, Alya pulang Na! Dia baru saja mendarat di indo, dan dia minta aku buat jemput dia di bandara." Sorot mata Bryan berseri seiring senyum nya melebar.

Anna menelan kekecewaan, melihat bagaimana iris mata itu berbinar tak urungnya membuatnya ikut tersenyum meski sakit.

"Ya udah kalo gitu aku pulang duluan ya." Putusnya sambil tersenyum, menyedihkan.

"Aku Antar Sampek halte ya." Tawar Bryan dengan senyum merekah, kas orang tengah jatuh cinta.

"Gak usah, kmu duluan aja. Alya udah nunggu kamu kan." Lagi-lagi Anna berpura-pura baik-baik saja.

"Thanks beb, aku duluan ya! Kamu hati-hati dijalan." Bryan mengusap puncak kepala Anna lembut, sebelum masuk kedalam mobilnya.

Anna menelan getir, masih diam terpaku pada tempatnya melihat mobil hitam itu berlalu melewatinya.

Sakit, harusnya Anna tak seperti ini.  Bukan kah seharusnya dirinya bahagia, dia bodoh benar-benar bodoh. Mengapa ia membiarkan pria itu pergi harusnya Anna menahannya, atau pura-pura saja ia mendadak sakit agar pria itu mengantarnya pulang. Anna mendengus, ya harusnya seperti itu bukannya malah membiarkan pria itu bertemu kekasihnya.

Anna berjalan dengan malas, sambil terus meratapi kebodohannya. Kebodohan terbesarnya adalah mencintai atasan plus sahabatnya itu.

****

Anna duduk di beranda belakang rumahnya, sambil menyesap secangkir kopi. Tadinya ia berniat menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor tapi mendadak pikirannya kacau. Gadis itu tak bisa konsen sama sekali akhirnya ia memutuskan untuk mencari angin segar di beranda.

Bukannya merasa lebih baik, Anna justru merasa semakin buruk. Hingga suara pintu terbuka tak membuatnya beranjak dari tempatnya, gadis itu tau siapa lagi yang berani lancang membuka pintu apartemen nya kalo bukan Bryan baskara.

"Ternyata kmu disini!"

Anna mendengus tanpa berniat berbalik atau pun menjawabnya. Sedang orang dibelakang punggungnya hanya mengerutkan kening saat tak ada respon dari tuan rumah.

"An! Kalo kamu tak mengatakan apa pun dalam hitungan ke tiga aku akan memotong gaji mu." Ancam pria itu.

"Satu...dua...ti..

"Apa yan apa." Anna melotot jengkel pada pria itu yang tengah tersenyum menyebalkan diambang pintu.

Bryan tersenyum senang melihat ancamannya berhasil, ia mengangkat dua kantong plastik ditangannya menunjukan pada Anna apa yang iya bawa.

"Makan yuk An aku laper."

"Aku udah makan yan, kamu aja."

Bryan menarik tangan Anna, membawa gadis itu keruang tengah mendudukannya disofa. Gadis itu hendak mengerang protes tapi lagi-lagi Bryan mampu membuat Anna menelan kata-katanya.

"Aku belum makan an dari tadi, kamu gak kasian sama aku emang nya. Tadi aku niatnya mau minta kamu masakin tapi aku lagi baik hati jadi aku beli makanan deh diluar." Tutur Bryan.

Bukannya tersanjung, Anna justru memutar mata. Dibagian mana dari kata-kata pria itu yang mengandung unsur baik hati, memang kadang-kadang pria ini bisa menjadi begitu idiot. Tapi entah kenapa Anna jatuh hati padanya.

"Lagian salah siapa gak makan, dan kenapa kamu malah makan disini. Kamu tuh punya tempat tinggal gak ada satu meter jaraknya dari tempat ku. Kamu kira kamar ku ini hotel, keluar masuk seenak jidat mu." Anna mengomel pada kebiasaan buruk Bryan yang suka sekali datang  ke apartemennya.

"Itu alasan ku beli apartemen di samping apartemen mu, biar aku bisa ngerecokin kamu. Lagian kamu kenapa sih sensi banget hari ini, biasanya aja gak papa aku main ke sini."

Bryan menyodorkan makanan pada Anna dan diterimanya dengan kasar.

"Meskipun kita udah sahabatan lama, kamu tetap harus jaga jarak sama aku  yan. Kamu itu atasan ku sekarang dan juga pemilik perusahaan besar, kalo Sampek ada berita yang gak bener tentang aku sama kamu. Aku gak enak sama pacarmu dan itu juga bakal mempengaruhi perusahaan!."

Anna menyuapi makanan kemulutnya tanpa berani menatap Bryan, menyebut kata pacarmu membuat hati Anna berdesir nyeri.

"Thanks, udah Cemasin aku.! Sebenernya kamu gak perlu secemas itu, lagian aku yakin Alya pasti ada di pihak ku dan juga  kan ada kamu."

Jahat, pria itu sungguh jahat. Bagaimana bisa pria itu mengatakan hal itu dengan mudah, tak tau kah itu menyakiti Anna. Keyakinan pria itu pada wanitanya membuat hati Anna terremas, dan dengan egoisnya Bryan meminta Anna mendukung nya, dipihaknya.

"Aku dah kenyang!" Anna meletakan makanan nya kasar, seketika nafsu makannya hilang.

"Kalo kamu udah selesai silahkan keluar aku mau istirahat." Tegas Anna dingin, sebelum berlalu kekamarnya.

Sedang Bryan menatap pintu kamar wanita itu tak mengerti ada apa dengan Anna.

"An!! kamu kenapa lagi sih an, kamu lagi PMS. Tapi kan ini belum akhir bulan An! apa kamu lagi gak punya uang? gaji mu bulan ini kurang?... Ann..."

Bryan berteriak-teriak dari ruang tengah tapi tak mendapat jawaban dari gadis itu, ia mendengus pasrah bangkit dari tempat nya sambil membawa sisa makan di meja.

Ia berencana melanjutkan acara makan malamnya di apartemennya. Memang ia di anugrahi kesuksesan, kekayaan, ketampanan tapi tidak dengan kepekaan.

______******______

New publish nih semoga suka ya

Kritik saran ditunggu

Vote and share

Komen juga deng

Enjoy reading all..

Wellcome to ke haluan...