Ketika so ah terbangun dari tidurnya ia melihat bahwa tak ada sosok disampingnya dan entah kenapa ia merasa sangat kesepian tapi ketika melihat jejak kusut ia sadar mungkin semalam wangye menemaninya tidur dan entah kenapa pemikiran itu membuat pipinya memanas.
"Wangfei air hangat untuk anda membersihkan diri sudah hamba persiapkan ..."ucap mama dayang senior.
"Terima kasih mama"jawab so ah dengan suara serak dari dalam tirai kamarnya ketika ia bangun bahunya tersingkap lebar hingga menampilkan bahu cantik yang terlihat ada bercak merah.
Apa ini ?? Mungkinkah semalam aku digigit serangga, batin so ah bingung tapi ia tak ambil pusing dan langsung saja kekuar dari dalam tirai dengan santai.
Dayang tua senior itu ketika melihat bagian bahu ke leher wangfei sedikit tersikap karena mungkin wangfei yang malas dan asal-asalnya membenari kerahnya itu ia melihat bercak-bercak merah yang kontras dengan kulit putih wangfei. Mungkinkah ??...batin dayang senior itu senang pasalnya ia sudah mengabdi pada wangye dari bayi dan ia juga tak pernah melihat wangye sedekat itu dengan wanita .... kabar itu harus ia sampaikan pada permaisuri shui lan.
"Wangfei saya akan membantu anda membersihkan diri...."kata dayang tua senior itu dengan hormat.
"Tak perlu mama ... aku tak terbiasa biarkan aku sendiri "kata so ah malu-malu.
"Baiklah wangfei"ucap dayang senior itu patuh.
Didalam bak mandi besar so ah berendam sedikit lama, ia memikirkan keadaan mama wei begitu larut hingga tak menyadari waktu.
"Apa yang kau pikirkan..."kata suara dingin yang menganggetkannya.
"Ahh.... siaappa iiituuu ....!!"jerit so ah kaget dan melihat kesampingnya ada Xuan yang duduk disebelah bak mandi.
Melihat keadaannya sekarang ia sangat malu dan secara langsung menenggelamkan seluruh badannya didalam air dan hanya menyisakan kepalanya saja.
"Wangye se..sejak kapan nada disitu ?"tanya so ah gugup.
"Sejak tadi..."jawab Xuan singkat.
Xuan memperhatikan gadis ini dengan seksama dan ia seperti biasa langsung mengacuhkannya lagi.
So ah yang melihat perubahan dari xuan menjadi bingung dan sedih merasa ada yang aneh dengan dirinya tapi ia tak pernah mengambil dalam pikirannya akan sesuatu yang mengganjal dihatinya.
"Bibi, nanti bangunkan aku jika aku tertidur"ucap so ah ketikan ia sedang memakan makan siangnya.
"Baik wangfei"jawab dayang senior itu.
Ketika So ah tidur siang, ia merasakan sesuatu yang sesak dalam mimpinya dan ia langsung terbangun dengan banyak keringat yang hampir membasahi seluruh tubuhnya. Melihat kearah jendela sepertinya sudah beranjak petang.
"Apakah kau tidak apa-apa"ucap xuan yang melihat so ah yang masih linglung.
"Aku... aku tidak apa-apa wangye"kata so ah dan ketika ia ingat ada jamuan diistana dirinya langsung bergegas mandi dan langsung bersiap-siap.
Dari sudut matanya ia melirik bahwa xuan tak berpindah dari posisi dimana terakhir kali ia duduk dan hanya diam sembari membaca sebuah buku dalam kesunyian.
"Di istana nanti jika ada yang menggertakmu jangan sungkan untuk membalas"ucap xuan dingin.
"Iya wangye ... aku takkan mempermalukanmu"jawab so ah.
Hatinya merasakan bahwa sosok pria ini sedikit mulai sedikit berubah dan dirinya sangat takut jika suatu hari ia dibuang dan dicampakkan.
So ah melihat ada dua pakaian dengan warna berbeda tapi pilihannya jatuh pada warna kuning emas dengan corak didadanya yang terlihat sederhana tapi masih ada sisi elegen.
Ketika melihat ia masih sibuk mendandani dirinya sendiri Xuan menunggunya diruang tamu kediaman. Ketika so ah berjalan kesisi Xuan, xuan tertegun melihat kecantikan murni wanita didepannya ini apalagi tanda lahir indah yang berada ditengah-tengah dahinya membuat wanitanya ini sangat mempesona.
"Ayo...."ucap Xuan dingin mengambil tangan so ah dan menggandengnya menuju kereta.
Kereta yang mereka gunakan untuk menuju istana merupakan kereta paling besar dan mewah bahkan kereta kaisar saja tidak bisa menyaingi kemewahan dari kereta yang Xuan pakai.
Sekitar satu jam perjalanan mereka menuju istana kekaisaran terlihat banyak para bangsawan yang sudah datang dan karena perjamuan kekaisaran kemarin sudah berakhir jadi sebagian dari tamu-tamu di luar kerajaan Li sudah banyak yang mengundurkan diri pulang kekerajaan masing-masing.
Ketika didalam kereta so ah merasakan kegugupan dan sedikit meremat gaunnya.
"Wangye apakah tidak apa-apa aku tidak memakai tabir penutup wajahku ??"tanya so ah khawatir.
"Tenang saja ...."ucap xuan dari balik topengnya, matanya yang tajam melihat bahwa wanitanya ini sedang gelisah.
Ketika kereta meraka berhenti so ah menjadi sedikit takut tapi ia menguatkan dirinya sendiri.
"Kemarilah"ucap wangye mengulurkan tanganya membantu so ah turun dari kereta, mengingat lagi kejadian di kediaman peristirahatan pipi so ah sedikit bersemu merah karena dirinya yang entah memang pendek atau keretanya yang injakannya terlalu tinggi akibatnya ia langsung digendong wangye yang dengan mudahnya masuk kedalam kereta oleh sebab itu so ah sangat malu.
Dengan kedua tangannya xuan mengangkat so ah keluar dari dalam kereta, tinggi gadis didepannya ini hanya sebatas dadanya dan ketika dirinya melihat wajah gadisnya ini bersemu merah cerah entah kenapa xuan menyukainya.
Menggandeng gadis yang sudah menjadi istrinya itu perlahan xuan mengikuti langkah kaki mungil istrinya.
"Jangan tundukkan kepalamu .... ingat jika ada yang menggertak jangan kau biarkan mereka ...."ucap xuan mengingatkan so ah dengan lirih.
"Iya wangye"ucao so ah lembut sekarang dirinya harus tegas dengan mereka yang menggertaknya.
Ia tau semenjak mama wei yang disiksa diruang oleh selir An dan karena tubuh tua mama wei yang disiksa terus tanpa diberi sesuap makan mama wei tidak terselamatkan ia mengetahui ini dari chui karenanya satu-satunya orang yang mengasihi dan merawatnya dari kecil meninggal, ia tau detik itu juga dirinya harus bergantung pada diri sendiri. Kesedihan yang ia rasakan tak sebanding dengan apa yang mereka perbuat dan dirinya harus membalas.
Ketika memasuki aula pesta kekaisaran, banyak para bangsawan dan menteri yang sudah datang dan mereka duduk ditempat mereka masing-masing sesuai derajat mereka.
"Kau tau hari ini perjamuan khusus untuk Qi Rui Wang dan Qi Rui Wangfei...."ucap teman Ning Ning.
"Iya dan kita lihat pertunjukkan bagus"ucap Ning Ning sombong.
Ning Ning dengan bangga meliuk-liukkan badannya yang terbalut gaun mewah sangat mencolok malam perjamuan ini apalagi ia juga memakai berbagai macam perhiasan langka dan menjadi pusat perhatian ketika dirinya datang memang itu yang dirinya harapkan. Ketika ia sedang berbangga diri dengan kecantikkannya semua orang terpaku pada pintu masuk aula pesta perjamuan kekaisaran.
"Qi Rui Wang dan Qi Rui Wangfei datanggggg"teriak hormat seorang kasim memberitahu kedatangan Qi Rui Wang dan Qi Rui Wangfei.
Semua orang yang berada didalam aula pesta perjamuan kekaisaran menjadi terpaku melihat pasangan didepan mereka yang sangat serasi serta misterius.
Qi Rui Wang yang memakai baju kuning emas dengan corak hitam terlihat gagah ketika bersanding dengan wanita cantik disampingnya yang juga memakai baju berwarna senada.
"Salam kaisar Li"kata Qi Rui Wang dan wanita disebelahnya.
Suara berat dan maskulin Qi Rui Wang dan suara lembut serta jernih dari wanita disebelahnya membuat sebuah perpaduan suara yang sangat indah sampai-sampai mereka yang mendengarnya lupa akan segalanya.
"Siapa wanita disampingmu wangye"ucap kaisar melirik gadis yang sangat cantik yang duduk disebelah Qi Ruo Wang.
"Yang mulia kaisar izinkan putri jenderal ini menjawab .... dirinya adalah selir Qi Rui wang"ucap Ning Ning lantang dan lanjut saja seluruh aula pesta penuh dengan suara riuh bisik-bisik.
"Apakah itu benar wangye ??!"ucap kaisar Li tidak senang dan menaikan alisnya pasalnya pernikahan ini walaupun putra mahkota yang menurunkan dekrit tapi dirinya sebagai kaisar langsung mengambil alih ketika pertemuan beberapa hari yang lalu setelah pernikahan resmi Pangeran Li Bai dan putri kedua Kediaman Lu, Lu Yu Xe.
Melihat kaisar yang tidak senang dan melihat bahwa suaminya malas merespon, So ah memberanikan diri maju menghadap kaisar.
"Maafkan hamba yang mulia .... tapi aku adalah istri sah Qi Rui Wang, Lu So Ah"ucap So ah lembut tapi masih didengar oleh banyak telingan diseluruh aula pesta.
Banyak para tamu yang tercenga apakah benar ini seorang gadis yang di rumorkan buruk rupa itu. Bahkan pangeran Li Bai saja tercenga karena kecantikkan gadis didepannya yang bahkan Lu Yu Xe sebagai calon wangfei masa depannya kalah dibandingkan Lu So Ah ini.
Yu Xe yang duduk disamping disamping Pangeran Li Bai menggertakkan giginya.
Sejak kapan jalang ini menjadi berubah !!!...batinnya kesal setengah mati.
Selir An meremat bajunya kesal hingga kusut tak berbentuk, seminggu setelah kepergian gadis jalang itu. Tuan Lu menjadi sangat agresif dengan membawa banyak selir-selir baru ke kediaman Lu dan itu sudah cukup membuatnya kesal setengah mati apalagi melihat gadis jalang didepannya memakai perhiasan-perhiasan dan baju yang berkualitas tinggi melebihi anaknya yang menikahi kediaman pangeran dengan sangat cepat tanpa ada persiapan apapun itu sudah cukup untuk membuatnya muntah darah ditambah fakta entah kenapa anak lelakinya Lu Yu Xi menyukai selir dari ayahnya sendiri, dan beberapa waktu lalu terlihat olehnya anaknya sendiri sedang bercinta dengan selir baru ayahnya.
Selir An hanya bisa menyembunyikan fakta dengan melarang keras anaknya untuk bertemu selir muda itu.
Kejadian itu satu persatu membuat keharmonisan kediaman yang dijaga Selir An menjadi hancur berantakan seakan-akan ada yang menargetkan mereka dengan kejam dan menunggu kejatuhan kediaman mereka secara perlahan-lahan tanpa mereka sadari.