Selir An yang sudah dibawa kembali oleh para pelayan hanya bisa terduduk diam didalam kamarnya. Tampilannya yang biasa genit dan dewasa hilang tak berbekas yang tersisa hanya tampilan seorang wanita kacau dengan baju kusut dan rambut berantakan.
"Aaahhhhkkkk..... pergi kalian pergiiii semuanyaaaa .... dasaarr tak bergunaa"teriak selir An yang mulai melempari semua barang-barang disekitarnya.
Pecahan-pecahan barang-barang disekitarnya berserakan bahkan kain yang menutup jendela menjadi sasaran amukan dari selir An. Dirinya terus menghancurkan seisi ruangannya dengan ganas dan penuh dendam.
Tapi tiba-tiba Tuan Lu datang dengan mimik muka gelap dan langsung menampar pipi Selir An dengan keras hingga membentuk cap tangan merah dipipinya.
"Aapaa ..."bisik Selir An yang syok sekaligus kesakitan.
"Apaa !!!.... kau bilang apa setelah menghancurkan ruangan ini hah"kata Tuan Lu marah.
"Hikss Tuan bukankah dirimu kejam kepadaku hikss apakah kau tak merasa kasihan kepada Yu Xi dirinya putra mu satu-satunya dan kau besarkan dengan mulia ditanganmu"kata Selir An dengan tampang menyedihkan tapi berbanding terbalik dengan tatapan gelap dimata Tuan Lu.
"Cihh .... putra mana yang bermain-main dengan selir ayahnya hah dirinya sama saja seperti binatang tak berotak .... kau tauu !!! ...."kata Tuan Lu kejam.
"Tuan dia anakmu jugaa kenapa kau menghinanya seperti itu ...."kata Selir An yang terpancing emosi.
Ekspresi selir An bisa dibilang mengerikan dengan mata melotot mengerikan ditambah rambut panjangnya yang kusut berantakkan.
"Anakku ???!!!.... dia anak mu dan berada dipengawasmu dirinya juga di didik oleh dirimu .... aku hanya memberikan ia dukungan ku tapi apa yang anak itu balas ???!!!!.... dan kau juga dengan bodohnya menyiksa darah daging ku yang sekarang sudah tidak mengakui keluarga ini ... lihattt dimana matamu !!!"jawab Tuan Lu dengan suara yang keras menggelegar hingga para pelayan dan pengawal di luar ruangan selir An menjadi sangat ketakutan.
Dulu ketika Nyonya Mei masih hidup tuan mereka tidaklah sebengis dan segelap itu pikirannya dan bahkan tuan mereka sangat baik hati tapi semenjak kedatangan selir An ini banyak yang merasa tertekan dengan ambisius dan perintahnya yang semena-mena tapi mereka, para pelayan dan pengawal hanya tutup mata dan mendengarkan perintah sebab jika tidak mereka mungkin saja bisa berakhir seperti Mama Wei yang mati disiksa karena melindungi Nona Muda Utama.
"Tuan apa kau tak ingat Yu Xe juga memberi kehormatan pada keluarga kita dengan menikahi pangeran Li Bai...."kata Selir An dengan suara yang terengah-engah berusaha mengingatkan Tuan Lu.
"Cihh jika dirinya membawa berkah bagi keluarga ini kenapa pangeran Li Bai tidak mengadakan pernikahan yang megah hah ..."kata Tuan Lu bertambah murka dan karena masalah Yu Xe ini menyebar kesegala kalangan dikarenakan pernikahan yang tak megah dan hanya seperti pernikahan bangsawan lainnya, karena hal itu tentu saja banyak yang sangsi apakah pangeran Li Bai benar-benar mencintai putri kedua kediaman Lu dan bahkan berita mereka lebih cepat menghilang seperti hembusan angin ketimbang berita tentang Qi Rui Wang yang langsung dengan tegas membawa putri sah yang terluka parah dikediamannya, hal itu membuat gosip semua lapisan-lapisan golongan yang menyebutkan bahwa Qi Rui Wang sangat tegas dan mencintai Putri utama kediaman Lu. Oleh sebab itu semua aib-aib masa lalu kediaman Lu yang sudah kediaman Lu tutup rapat-rapat mulai keluar satu persatu menjadi bahan pergunjingan dan tentu saja hal itu membuat malu wajah Tuan Lu.
Tuan Lu juga bertambah malu karena Putranya sendiri yang akan menjadi penerus kediaman bermain-main dengan Selir muda yang sangat disukainya itu diam-diam dibelakangnya.
Tuan Lu setelah mengucapkan kata-kata yang secara tepat menusuk relung jantung selir An langsung pergi dengan wajah yang menatap jijik selirnya itu. Tapi sebelum pergi dirinya membisikkan kata-kata yang langsung membuat kulit selir An bertambah pucat dengan tubuhnya yang kaku.
"Beberapa selir yang kubawa sudah ada yang akan melahirkan keturunan ku serta selir yang bermain-main dengan putramu juga sedang hamil empat minggu, jika putra mu sangat menyukai selir itu baiklah akan kuberikan ia pernikahan yang sempurna didalam liang kuburan dan abu selir itu"bisik Tuan An kejam yang terdengar ditelinga selir An seperti sebuah hukuman besar yang menyakitinya.
"Kenapa ??? Kenapa .... kenapa prediksiku gagal tidakkkk Yu Xi tidak boleh mati bersama pelacur ituu tidaaakkk ....."kata Selir An memegang kedua sisi kepalanya seperti orang gila.
Disatu sisi Yu Xi sedang berada didalam ruang bawah penyiksaan kediaman Lu.
Tubuhnya yang di sandarkan disebuah kayu dengan pinggang yang diikat dan kedua tangannya diikat tinggi dengan rantai dikedua sisi tubuhnya dan bahkan kakinya pun juga ikut dirantai hingga membentuk huruf x.
Kondisi Yu Xi sekarang ini sangat memprihatinkan dengan baju yang basah kuyup oleh darahnya sendiri apalahi perihnya sisa garam di bekas luka cambuk yang baru.
"Kauu .... dasarr anak biadaabbb .... sia-sia aku membesarkanmu hingga sekarang ini .... kau hahaha sebentar lagi akan ku nikahkan dengan selir itu hmm bukankah dirimu menginginkan selir ayahmu ini"bentak Tuan Lu sadis.
Yu Xi hanya diam saja dan menggertakkan gigi mendengar ucapan ayahnya ini tapi ketika tuan Lu mendatanginya dengan membawa sebuah air dan langsung di guyurkan disekujur tubuhnya Yu Xi langsung berteriak kesakitan.
Air yang disiramkan Tuan Lu ketubuh Yu Xi adalah air yang sudah dicampur dengan garam dan beberapa jeruk yang sudah pasti ketika terkena sebuah luka itu akan menjadi sangat menyakitkan.
"aaaaarrrrrrggghhhhhhh ..."teriak Yu Xi kesakitan, tubuhnya menggeliat kemudian kejang-kejang hingga kedua tangan dan kakinya yang dirantai tergores tajam mulai mengeluarkan banyak darah segar.
Sedangkan itu di luar gerbang kediaman Lu, sebuah kereta kerajaan berhenti didepan gerbang itu dan keluarlah seorang wanita berbaju hijau terang dengan beberapa hiasan mewah ditubuh langsingnya.
Yu Xe yang saat ini mengunjungi kediaman keluarga gadisnya sedikit tergesah-gesah turun dari kereta.
Perhiasan yang ia pakai bergetar bergemerincing seiring dengan jalannya yang terburu-buru hampir seperti ingin berlari. Dirinya bergegas kemari karena mendapat sebuah kiriman surat dari salah satu pelayan kepercayaan ibunya, Selir An bahwa kondisi didalam kediaman sangat kacau.
Sampai didalam halaman ibunya, Yu Xe langsung masuk kedalam kamar ibunya.
Didalam kamar ibunya , mata Yu Xe terbelalak kaget karena isi kamar ibunya sangat kacau dan banyak serakan pecahan vas dimana-mana.
Yu xe ketakutan melihat ibunya yang biasanya elegan menjadi berantakan tanpa sebuah jiwa didalam tubuhnya apalagi samar-samar dari balik rambut ibunya yang menutupi pipi ia melihat sebuah bercak merah seperti bekas tamparan yang kuat. Hatinya merasa kesakitan melihat ada luka ditubuh ibunya.
"Niangg .... apa yang terjadi niang"tanya Yu Xe lembut.
"Yu Xe anak perempuan ku"ucap Selir An tersadar dari rasa syoknya dan langsung memeluk Yu Xe.
"Ya ibu ini aku .... dimana Xi er"tanya Yu Xe was-was.
"Adik lelaki mu sekarang dikurung di ruang penyiksaan hikss cepat berbuat sesuatu Xe er"kata Selir An tergesah-gesah dan ketakutan hingga tubuhnya gemetaran hebat.
"Selamatkan dia Xe er .... cepattt panggil pangeran Li Bai"lanjut selir An lagi dengan suara yang bergetar hebat.
Yu xe terhenyak dan ada rasa ketakutan dihatinya ketika mendengar perkataan dari ibunya, kenapa Xi er sampai di kurung di ruang penyiksaan.
"Niang tenang lah ... niang sekarang istirahat biar aku yang mengurusi semua permasalahan ini ... dengan statusku sebagai Permaisuri pangeran Li Bai tak akan ada yang berani menyentuh seujung rambutku"kata Yu Xe lembut tapi jika di cermati lagi akan ada nada arogan dari ucapannya itu.
Setelah selir An tertidur Yu Xe langsung memerintahkan para pelayan untuk membersihkan semua kekacauan dan dirinya sendiri langsung bergegas ke ruang penyiksaan milik kediaman yang berada di bawah tanah.
Dulunya ruangan penyiksaan ini di khususkan untuk para pengawal dan pelayan yang membelot dari kediaman Lu.
"Nona, maaf nona tidak diizinkan masuk"ucap seorang pengawal yang berjaga di depan pintu ruang penyiksaan itu dengan takut dan rasa cemas.
"Kau berani menghalangi wangfei ini ??!! Dan kau berani memanggilku Nona ?!!"kata Yu Xe emosi.
"Tii...tidak wangfei maafkan yang rendahan ini"ucap pengawal itu ketakutan dan mulai bersujud meminta ampun.
"Cepat buka pintunya"kata Yu xe memerintah.
Pengawal itu langsung cepat-cepat membuka pintu ruang penyiksaan itu. Yu xe dengan santai menuruni tangga yang menghubungkan seluruh lorong-lorong di ruang penyiksaan bawah tanah ini.
Mengernyit jijik ketika kakinya menginjak lantai lembab dan bau apalagi ketika dirinya temui beberapa tikus-tikus busuk dan berlarian kesana kemari rasanya ia ingin muntah , Yu Xe cepat-cepat mengangkat bajunya dan langsung terus berjalan.
Sampai diujung ruangan, samar-samar ia mendengar suara-suara seperti cambukkan dan teriakan yang menyedihkan tanpa sadar hatinya menggidik ngeri dan mulai ketakutan.
Keringat dingin mulai merembes keluar dari sekujur tubuhnya, muka Yu Xe pucat pasi melihat hal yang sepatutnya tak ia lihat dari orang yang memanjakkannya ketika kecil dulu.