Pada hari yang cerah,terik matahari menyorot ibukota.Hari itu menjadi hari yang sangat panas.Orang-orang yang sedang berjalan dengan dibanjiri keringat di tubuh mereka.Begitu pula Kira,dia sangatlah kepanasan bahkan setelah dia hanya memakai jubah saja.Kira berjalan seorang diri ke penempa besi yang sering dia datangi.Dia menarik pintu bangunan.Dia mihat ke dalam dan tidak ada siapapun.
*clank..clank..clank*
Suara hantaman palu terdengar sangat keras.Kira berjalan ke arah suara hantaman palu.Kakek penempa besi sedang menempa besi dengan sangat serius.Kira melihat kakek penempa besi itupun juga dibanjiri keringat.
"Haah...hari yang panas ya."Kira berbicara sambil bersandar pada tembok.
*pryaang*
Kakek itu menjatuhkan besi yang dia tempa,dia tampak terkejut.
"Kau mengagetkanku!"Dia menghela nafas dengan kesal"Aku harus mengulang lagi,apa yang kau mau?!"Dia bertanya dengan kesal.
"Bagaimana dengan bajuku?"
*sigh*
Kakek itu berjalan ke lemari yang ada di sudut.Dia membuka lemari dengan kedua tangannya.Dia menunjukan wajah yang sedikit sombong.
"Kau lihat aku sudah membuat beberapa untukmu."
"Woah..Kau benar-benar hebat paman.Aku memang tidak salah membeli baju disini."
"Tentu saja."Dia tersenyum dengan bangga."Apa-apaan kau!Aku penempa besi bukan penjahit!Pokoknya jangan memesan baju lagi disini."
"Iya,iya..Haah akhirnya aku pakai baju."Kira mengganti baju tepat di depan kakek penempa besi.
"Hei kau kenapa mengganti baju disini!Jangan beri aku pandangan menjijikan!"
Setelah mengganti bajunya Kira meninggalkan tempat penempa.Dia berjalan ke guild petualang.Saat dia membuka pintunya,Lilia sudah menyapa dengan senyuman.Lilia langsung mengantar Kira ke ruangan master guild.Di dalam ruangan Chors sedang duduk bersama dengan Agust.
"Kau lama sekali."Agust mengeluh kepada Kira.
"Aku harus mencari baju dulu."
"Lalu bagaimana kami akan ke tempat Schavio."
"Aku akan sudah menyewakan sebuah kereta kuda.Kalian bisa menggunakan kereta itu.Tapi kalian tidak akan diantarkan hingga ke tempatnya.Kalian akan diturunkan di hutan.Chors sudah tahu dimana tempatnya."
"Jadi kapan kami berangkat?"
"Aku sarankan kalian berangkat sekarang.Jarak tempat itu dengan ibukota cukup jauh.Mungkin hampir satu hari dengan kereta kuda."
"Haah kita akan lama di kereta."Kira menghela nafasnya.
"Ini lebih baik daripada berjalan.Dimana kereta kami?"
"Kusir kereta sudah menunggu kalian dibawah."
Mereka bangun dari tempat duduk dan melangkah ke pintu.
"Tunggu."Agust melempar sesuatu ke arah Kira.
Kira yang menangkapnya langsung melihatnya.Dalam genggamannya terdapat sebuah peluit.Wajahnya menjadi kebingungan.
"Itu peluit yang terhubung dengan elangku.Sejauh apapun jaraknya dia dapat mendengarnya.Sering-seringlah berbagi informasi denganku.Tiup peluit itu jika kau sendirian.Tapi sebelum menggunakan peluit itu pastikan kau sudah masuk ke dalam Schavio."
"Itu mudah."
Mereka berjalan keluar ruangan dan mencari kusir kereta.Setelah menemukan kusir mereka segera meninggalkan ibukota dengan kereta kuda.Agust yang melihat kereta mereka memasang matanya pada kereta itu hingga mereka keluar gerbang.
"Aku tidak sabar melawan mereka lagi."
"Apa mereka kuat master?"
"Hmm kuat ya..Masih jauh dari kata kuat tapi mereka akan terus berkembang."
"Jika mereka melawan petualang peringkat B bagaimana?"
"Jika satu lawan satu aku tidak begitu yakin.Tapi jika mereka bersatu tentu mereka akan menang.Jika lawan mereka petualang peringkat A mereka harus lari."
Terik matahari yang menyengat mulai sirna.Hari sudah semakin sore dan mereka masih berada di dalam kereta.
"Haah..Rupanya tempatnya benar-benar jauh."
"Tunggu saja kau akan tiba tanpa kau sadari."
"Kau sudah berbicara seperti itu dan aku masih saar kita belum sampai."
"Dan kau sudah mengeluh sejak kita berangkat."
"Menurutmu tes apa yang akan kita lakukan disana?"
"Aku juga tidak tahu tapi aku harap kita hanya perlu bertarung saja."
"Kau benar pasti akan mudah jika hanya bertarung."
Setelah helaan nafas Kira,kereta berhenti.
"Kita sudah sampai turunlah.Sesuai janji aku akan menurunkan kalian disini saja."Kusir berbicara dari depan.
Kira dan Chors turun dari kereta.
"Terima kasih paman!"Kereta kuda meninggalkan mereka berdua di pinghir hutan."Sekarang kemana tujuan kita?"
"Kesana."Chors menunjuk sebuah gunung.
Gunung itu tampak masih jauh.Karena bisa dilihat ukuran gunung masih nampak kecil.Chors berjalan ke arah gunung yang dia tunjuk dan Kira mengikuti dari belakang.Hari sudah menjadi sore sekarang menjadi malam.Semakin mereka berjalan tanah menjadi semakin menanjak.
"Woah gunung ini benar-benar jauh ya."Kira mengeluh dengan nafas yang terengah-engah.
Saat Kira sedang meneluh,Chors berhenti di tempat.Dia menaikan satu tangannya dan mengisyaratkan untuk berhenti disana.
"Ada seseorang."Dengan hidung yang tajam Chors mencium bau seseorang.
*srek,srek,srek*
Suara semak-semak yang terdengar semakin jelas.Dari dalam bayang-bayang pohon seseorang keluar.Dia mempunyai sebuah tato rantai di bahu kirinya.
"Siapa kalian?!"Bertanya dengan nada yang membentak.
Chors meraba-raba kantung bajunya.Dia mengeluarkan selembar kertas dan menyerahkan kepada orang itu.Orang itu melihat isi kertas dengan seksama.Saat selesai melihat dia kembali melihat mereka berdua.
"Ikuti aku."
Mereka berjalan ke dalam hutan.Saat mereka mengikuti orang itu Kira berbisik-bisik dengan Chors.
"Apa itu tadi?"
"Kertas untuk mendaftar Schavio."
"Woah aku pikir kita bisa ikut sesuka hati kita."
Mereka semua keluar dari area yang penuh pohon.Saat mereka keluar mereka dapat melihat dengan jelas kaki gunung.Kaki gunung itu seperti mempunyai pintu masuk.Pintu masuk berbentuk seperti sebuah tempat penambangan.Mereka berjalan ke dalam kaki gunung.Terdapat lorong yang panjang dengan pencahayaan yang minim.Saat mereka sampai di ujung lorong mata mereka menjadi silau.Di dalam kaki gunung terdapat sebuah ruangan yang sangat luas.Tidak hanya luas ruangan itu juga penuh dengan orang.Jumlah orang-orang itu mungkin sampai 200 orang.
"Tunggulah disini."Orang itu berjalan meninggalkan Kira dan Chors.
"Banyak sekali orang disini."Kira melihat ke sekelilingnya.
"Kau benar,selain itu tatapan mereka tidak menyenangkan."
Semua orang di dalam saling menatap satu sama lain.Mereka menatap dengan tajam kepada orang-orang disana.Tidak hanya menatap dengan tajam bahkan beberapa dari mereka ada yang mengeluarkan aura membunuh.Saat mereka semua saling menatap tajam,tiba-tiba pencahayaan di ruangan mati.
"Tes,tes,tes."
Semua pencahayaan menyorot pria yang berdiri di atas.Pria itu membawa sebuah tongkat dengan berisi batu mana dan dia berbicara melalui tongkat tersebut.
"Sepertinya kalian semua sangat ingin menjadi kriminal.Setiap tahun semakin banyak saja ingin bergabung.Bahkan sekarang hampir dua kali lipat dari tahun kemarin.Baiklah aku akan berhenti mengeluh..."Pria itu terdiam sejenak,aura ceria yang sebelumnya tampak jelas menghilang."Aku hanya akan membuat mudah.Karena kalian terlalu banyak kalian cukup mengalahkan satu sama lain.20 orang terakhir akan menjadi anggota.Sebelum aku mulai aku beri tahu kalain boleh membunuh loo..."
Cahaya yang menyorot pria itu menghilang dan ruangan kembali gelap.Cahaya kembali menerangi ruangan.Semua orang terdiam sejenak dan tidak bergerak.
"Apa yang kalian tunggu bertarunglah!"Pria itu berteriak dengan kencang.