Kira baru saja terbangun dari tidurnya.Matanya masihlah sangat berat.Tangannya memegang-megang kasur yang terasa empuk.Tanpa sadar tangan Kira seperti mempunyai pikirnnya sendiri.Tangannya meremas-remas kasur yang empuk.Setelah meremas dengan lama dia akhirnya sadar.
{Apa ini?}
Kira melihat ke arah tangannya.Matanya menjadi lebar dia meraba dada wanita yang dia pegang.Kira segera menyingkirkan tangannya dari sana.
"Tidak apa-apa jika kau mau lagi."Wanita itu berbicara dengan malu-malu.
"Tidak,tidak maaf."
Sejak dia pergi ke distrik merah,Chors sudah mengajarkan Kira tentang wanita.Jika itu dirinya yang dulu dia tidak akan malu.Tapi sekarang wajah Kira menjadi memerah.Kira tidak bisa menatap wajah wanita itu.Wanita itu bangun dari kasur dan berjalan ke pintu.
"Tunggu."
"Iya?"
"Kemari."kira menyuruh perempuan itu duduk di sampingnya.
"Ada apa?"
"Aku ingin bertanya bagaimana rasanya menjadi budak?"
"Menjadi budak menurutku adalah hal yang tidak bisa dijelaskan.Sekali menjadi budak rasanya hidupmu benar-benar hancur.Awalnya aku benar-benar tidak bisa hidup seperti ini.Rasanya aku hanya ingin mati saja."Air mata berlinang dari matanya."Bahkan saat menjadi budakpun tidak ada yang menginginkanku..Hidupku benar-benar sudah tidak ada harapan.Tapi kau tahu berkatmu walau hanya sebuah kata-kata saja rasanya harapan menyinariku."Dia mengusap air matanya dan tersenyum ke Kira."Sepertinya aku terlalu banyak bicara ya."Kira memegang kepalanya dan mengusapnya.
"Kata-kata itu akan menjadi kenyataan.Kau tidak perlu takut.Aku akan menghancurkan tempat ini dan membebaskan kalian semua."
"Terima kasih."Wanita itu tersenyum dan meninggalkan Kira.
Setelah wanita itu pergi,Kira semakin membulatkan tekadnya.Kira membuka pintu kamarnya.Saat dia keluar dari kamarnya dia ditabrak oleh seseorang.
"Maaf."Setelah meminta maaf dia berlari meninggalkan Kira.
"Hei kau anggota baru?"Seseorang menghampiri Kira.
"Iya."
"Cepat berkumpul."
Kira segera berjalan ke tempat berkumpul para anggota.Saat dia sampai dia melihat para anggota yang sudah berkumpul semua.Dia juga melihat Chors yang sedang bersandar di dinding.Kira berjalan menghampiri Chors.
"Aku kira aku yang pertama."
"Para anggota semua sudah berkumpul sejak tadi.Sepertinya kau menikmati waktumu dengan wanita itu."
Kira hanya diam saja dan tidak menjawab Chors.Chors melihat ke arah Kira.Chors terkejut melihat wajahnya yang memerah.
"Jangan bilang kau."Chors memehang kedua bahu Kira.
"Tidak."Kira memalingkan wajahnya.
"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa kalian semua dikumpulkan disini?"Seperti biasa orang itu selalu muncul dan berbicara dengan tiba-tiba."Ketua cabang akan segera kembali kesini.Karena itu kita harus membuat beliau bangga pada diri kita.Apa kalian ingin beliau membanggakan kita?"
"YAAA!!"Semua anggota berteriak dengan semangat.
"Sepertinya mereka semua sangat mengagumi ketua cabang.Menurutmu seperti apa orangnya?"Chors berbicara dengan Kira.
"Aku tidak tahu yang jelas dia pasti hebat karena bisa membuat semua orang ini begitu setia padanya."
"Kita akan pergi ke desa yang ada dibawah kaki gunung.Ingat bantai semua pria yang ada.Sisakan wanita-wanita dan anak-anak saja."
"Woaaa!"
Chors dan Kira saling menatap satu sama lain.Mereka memberikan tatapan yang penuh keraguan.
"Bagaimana ini?"Kira bertanya dengan gelisah.
"Kita tidak punya pilihan,kita hanya bisa mengikuti mereka."
"Apa kau serius akan melakukan ini?"
"Tentu saja tidak..Sebisa mungkin kita hindari mereka nanti.Aku tidak ingin melakukan hal seperti itu.Itu sama saja aku menjadi orang yang aku benci."
Dengan penuh keraguan mereka mengambil langkah untuk keluar dari markas.Mereka menuruni kaki gunung.Tampak dari jauh mereka bisa melihat sebuah desa kecil.Anggota Schavio yang melihat desa kecil itu menjadi semakin bersemangat.Mereka semua berlarian pergi ke desa.Sejak melihat desa itu Kira dan Chors tidak bisa melanjutkan langkah mereka.Mereka hanya bisa melihat sekeliling mereka.
"Apa yang kau tunggu?"Orang yang membukakan kurungan budak berbicara pada Kira.
Kira menatap ke arah Chors.Kira menunjukan ekspresi kebingungan.Dia tidak dapat membuka mulutnya karena tidak tahu harus menjawab apa.
"Kami membiarkan yang lain bersenang-senang dulu."Chors mengalihkan perhatian pria itu.
"Tidak biasanya anggota baru seperti kalian."
"Kami hanya membiarkan yang lain bersenang-senang.Sekarang giliran kami bersenang-senang."Chors menepuk-nepuk punggung Kira.
Untuk menghindari pria itu mereka berlari ke arah desa.Saat mereka semakin dekat dengan desa asap hitam muncul dari arah desa.Mereka yang merasa tidak tenang berlari semakin cepat.Hingga mereka tiba di desa.Pemandangan yang sangat ingin Chors lupakan kembali dia lihat.Api yang menyelimuti setiap rumah.Darah yang bercipratan kemana-mana.Suara tangisan anak kecil yang nyaringpun dia bisa dengar.
Melihat pemandangan ini Chors menjadi semakin kesal dengan Schavio.Melihat pemandangan membuat Chors sangat tidak tahan.Dia sangat ingin menghajar Schavio.Tanganya sudah mengepal dengan kuat.Dengan nalurinya tangan kanannya mencoba meraih pedangnya.Tapi saat tangannya dekat dengan pedangnya Kira menghentikannya.
"Kita tidak bisa berbuat apa-apa.Kita pasti kewalahan melawan mereka semua."
"Tapi!"Chors berteriak dan melihat ke arah Kira.Chors melihat wajah Kira yang sangat kesal.Kedua alisnya berkerut dan matanya menatap dengan tajam.Melihat Kira yang bisa menahan amarahnya,Chors kembali menjadi tenang.
"Tangkap mereka!"
Mereka berdua melihat ke arah suara.Mereka dapat melihat dengan jelas,seorang pria yang meggendong anak perempuannya sedang berlari.Pria itu berlari melewati Kira dan Chors.
"Tangkap mereka!"Kira melihat ke arah Chors dan menganggukan kepalanya.
Kira menembakan [Fire Spear]nya ke arah pria itu.Dan ledakan terjadi tepat di tempat pria itu.
"Kenapa kau membunuh mereka berdua?"Pria yang mengejar mereka mengeluh kepada Kira.
"Itu reflek,tanpa sadar aku melakukannya."
"Seharusnya kau bisa biarkan anaknya hidup."Pria itu mengeluh dan meninggalkan Kira.
Disaat Kira sedang berbicara dengan orang yang mengejar pria itu.Chors bersembunyi di belakang pohon bersama pria itu.Saat Kira mengeluarkan sihirnya,Chors bergerak dan menghadang serangannya dengan pedangnya.Diapun berhasil untuk menyelamatkan ayah dan anak itu.
"Larilah."
"Kenapa kau?"
"Tidak usah banyak tanya cepat lari!"
"I-Iya."Berkat bentakan itu pria itu berlari meninggalkan Chors.
Api yang menyelimuti desa sudah padam.Sekarang para anggota mengumpulkan calon-calon budak yang mereka dapatkan.Mereka mengikat orang-orang itu dengan tali.Tangisan anak-anak dapat terdengar dengan jelas.Tangisan itu sangatlah keras bahkan seperti menusuk kuping.
*brakk*
"Berisik,berhenti menangis atau kubunuh kau!"Salah satu anggota Schavio menendang anak yang sedang menangis.Dia yang tidak dapat berbuat apa-apa hanya dapat menahan tangisannya dan rasa sakitnya.
Chors hanya bisa melihat kejadian itu.Lalu Kira menepuk punggung Chors.
"Kau sudah menyelamatkan seseorang."
"Aku tahu,tapi itu masih belum cukup."Chors mengepal tangannya.
Setelah mereka mengikat semua warga desa.Mereka berjalan kembali ke markas mereka.Semua merasa senang karena mendapatkan banyak budak.Sedang Kira dan Chors hanya bisa memendam kekesalan mereka.