Chereads / Demon Become Hero / Chapter 39 - Chapter 39

Chapter 39 - Chapter 39

Mereka melihat sebuah desa.Setelah melihat desa itu Ema memberikan sebuah usulan.

"Bagaimana jika kita menginap di desa ini dulu?Besok baru kita lanjutkan perjalanan lagi."

"Aku tidak keberatan.Bagaimana dengamu Kira?"

"Aku juga tidak."

Mereka memasuki desa itu.Tidak seperti di kota,di desa ini tidak memiliki penjaga gerbang.Bahkan desa ini tidak memiliki gerbang seperti kota-kota yang mereka masuki.Desa ini hanya dilengkapi dengan pagar kayu yang mengelilingi mereka.

"Ini benar-benar berberda ya dari kota.Bahkan aku tidak melihat gerbang besar."

"Tentu saja berbeda.Secara keuangan kota dan desa sangatlah berbeda.Jadi kalian jangan kaget jika kita menginap di tempat yang tidak nyaman."

Selama mereka berjalan,mereka merasakan suasana yang berbeda dari desa ini.Tidak seperti di kota Eroe hanya dengan berjalan di kota saja sudah membuat mereka merasakan tatapan sinis.Namun di desa ini mereka tidak merasakan tatapan sinis sama sekali.Akan tetapi mereka mendapatkan senyuman dari orang-orang sekitar.Chors merasakan ada sesuatu yang salah dengan desa ini.

"Apa kalian tidak merasa aneh?"Chors berbisik ke Kira dan Ema.

"Aneh?Apa maksudmu?"

Tidak seperti Chors,Ema tidak merasakan sesuatu yang aneh.Dibandingkan aneh,Ema merasa desa ini sangat nyaman.Karena Ema sangatlah senang saat menemukan sebuah tempat yang menerima demi human.Karema itulah Ema tidak merasakan aneh sama sekali.

"Aku hanya merasa aneh.Bukankah kita seharusnya di tatap dengan sinis?Atau di tatap dengan kebencian?"

"Sepertinya kau sangat suka dipandang dengan sinis ya?Jika kau ingin ditatap dengan sinis katakan saja,aku bisa membantumu.Lagi pula bukankah lebih bagus kita tidak ditatap sinis."

"Bukan itu maksudku,hanya saja bukankah warga Kardia sudah di doktrin benci kepada demi human?Tapi di desa ini kita bahkan diberikan senyuman oleh warga sekitar."

Setelah Chors berbicara seperti itu.Ema menjadi terdiam dan berpikir.Ema menjadi menaruh rasa curiganya dengan desa ini.

"Kau benar...Ini ada yang aneh."Ema menjadi curiga.

"Bisa jadi doktrin itu tidak sampai ke desa-desa?"

"Itu juga sebuah kemungkinan."Chors berpikir dengan serius.

"Tunggu dulu!Kira bukankah di desamu mereka juga membencimu?"

"Ya mereka membenciku,kenapa memangnya?"

Chors baru pertama kali mendengar tentang ini.

"Jika di desamu saja membencimu.Bukankah seharusnya di desa ini juga mendapatkan doktrin."

"Sebaiknya kita pikirkan nanti saja.Kita cukup lihat situasi saja."

Setelah pembicaraan itu,mereka kembali berjalan.Saat mereka tengah berjalan seorang pria menghampiri mereka.

"Apakah kalian petualang?"

"Ya."Ema menjawab dengan tegas.

"Aku punya saran jika kalian mencari penginapan.Cobalah penginapan yang disana."Pria itu menunjuk sebuah penginapan.

"Baiklah terima kasih."Kira membalas dengan hangat

"Sampai jumpa."Pria itu melambaikan tangan.

Semakin orang-orang bersikap baik,Chors menjadi semakin curiga.Namun saat ini Chors hanya dapat melihat situasi saja.Sepanjang mereka berjalan orang-orang selalu memberikan senyuman.Mereka mengikuti arahan dari pria itu dan pergi ke penginapan.

Mereka tiba di penginapan dan membuka pintunya.Penginapan ini bukan hanya penginapan melainkan juga bar.Penginapan ini memiliki pelanggan yang cukup banyak.Mereka semua sedang duduk dan menikmati minuman mereka.Seorang pria besar yang sedang duduk di meja melihat Kira dan yang lainnya.Dia segera memanggil pemilik penginapan.

"Hera!"

"Stam kau berisik!Sudah aku bilang tidak usah berteriak!"

"Aku ingin mengatakan kau punya pelanggan baru."

"Oh kenapa kau tidak bilang.Halo semuanya kalian ingin apa?Menginap?Bir?"Hera menunjukan perubahan sikap yang sangat drastis.

Mereka semua terkejut dengan prilaku pemilik penginapan.Pemilik penginapan ini benar-benar berbeda dari Grace.

"Kami ingin menginap untuk 1 malam."Ema memulai pembicaraan.

Hera terlihat seperti terkejut.

"Oh ada demi human rupanya."

Hanya dengan mendengar itu saja.Ema merasa dia akan mendengarkan diskriminasi.Selain itu Ema sudah merasa sepertinya dia akan membayar lebih mahal dibanding harga normal.

"Bolehkah aku tahu berapa harga penginapannya?"

"50 perunggu untuk setiap kamar."

"Eh!"Ema terkejut dengan harganya.

"Apa!Kau tidak punya uang?!Pergi dari sini jika tidak ada uang!"Hera menunjukan wajah yang mengancam.

"Tidak bukan begitu.Hanya saja bukankah ini terlalu murah?"

"Tentu saja ini murah,lagi pula kalian sedang di desa.Tidak mungkin aku membuat penginapanku mahal."

"Bukan!Aku adalah demi human."

"Lalu?"

"Kau tidak akan memberikan harga yang lebih mahal."

"Aku tidak peduli dengan rasmu.Selama kau bisa membayar maka kau boleh menginap."

"Baiklah ini 3 perak."Ema menunjukan senyumnya.

"Eh?Ini terlalu banyak."Hera terkejut dengan uang Ema.

"Ambil saja."

Ema memberikan dalam jumlah banyak karena dia senang mengetahui ada orang lain yang menerima demi human.Mereka memasuki kamar mereka.Setelah masuk ke dalam kamar,mereka semua berkumpul di dalam kamar Kira.

"Aku masih merasa ada sesuatu yang aneh."

"Itu hanya perasaanmu saja topeng aneh."

"Ya mungkin ini hanya perasaanku.Tapi tetap saja aku tidak tahu alasan kenapa mereka begitu baik."

"Kenapa tidak tanyakan saja?"Kira memberikan saran.

"Aku akan bertanya kepada mereka nanti."

Mereka bertiga berdiskusi tentang desa ini.Selama mereka berdiskusi mereka tidak menyadari matahari sudah tenggelam dan menjadi gelap.Setelah mengetahui langit menjadi gelap,mereka memutuskan untuk makan malam.Mereka duduk di meja bar dan Hera menghampiri mereka.

"Apa disini kalian menjual makanan?"

"Tentu saja.Tapi kalian akan mendapatkan biaya tambahan.Namun kalian sudah memberikan aku lebih aku bisa memberikan gratis."

"Tidak,tidak perlu kami akan membayar."

"Baiklah,terima kasih nona kucing."Hera menunjukannya semyumnya kepada Ema.

Sesaat kemudian Hera membawa makanan yang dia punya.

"Jika tidak ada tambahan aku akan kembali."

"Hera bisakah aku bertanya?"

"Tentu saja,kenapa?Kau ingin bertanya apa?"

"Kenapa di desa ini baik kepadaku?"

"Memang kenapa?Apakah itu aneh?"

"Tidak hanya saja.."

"Jika kau ingin tahu kenapa.Mungkin itu karena kami semua pernah diselamatkan oleh seorang demi human.Saat itu aku masih seorang anak-anak.Dan desa ini diserang oleh pasukan Iblis Timur.Saat kami diserang oleh pasukan Iblis Timur.Muncul seorang demi human dia menghabisi seuluruh pasukan Iblis Timur sendirian.Saat kami melihat itu kami terpana.Setelah mengalahlan seluruh pasukan Iblis Timur dia lamgsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.Berkat kejadian itu kami memutuskan untuk menerima demi human."

"Lalu apakah kalian mengetahui gereja malaikat?"

"Tentu saja kami tahu.Gereja yang menganggap diri mereka adalah dewa.Aku muak dengan orang-orang itu.Mereka mengatakan kalau demi human adalah iblis.Namun kami semua tidak setuju dengan itu semua!"Hera menunjukan wajah kesalnya saat berbicara.

Dengan hanya melihat Hera bicara mereka semua menjadi yakin.Mereka yakin kalau desa ini tidak memiliki sesuatu yang aneh.

"Itu saja?Aku akan kembali kalau begitu."

Hera kembali ke barnya.Mereka memakan dengan lahap makanan mereka.Walau tidak seenak milik Grace.Namun mereka sudah cukup puas.Merekapun memutuskan untuk pergi ke tempat tidur mereka.Saat mereka tengah berjalan,Hera memanggil mereka.

"Hei!Aku sudah menyalakan lilin aroma terapi untuk kalian.Anggap saja itu pelayanan tambahan."

"Terima kasih."Ema menunjukan sneyumnya ke Hera.

Mereka semua kembali ke kamar.Saat mereka tiba mereka langsung tidur di ranjang.Hanya dalam beberapa saat saja mereka sudah merasa mengantuk.Sepertinya lilin ini benar-benar lilin aroma terapi.Chors membuka topengnya dan mencium bau yang tidak asing dari lilin.Namun dia tidak menghiraukannya dan memutuskan untuk tidur.