Belva's apartment
07.09 am.
Triiiinggggg!
Suara jam beker di meja nakas membuat mimpi indah Eva terganggu. Setelah mematikan jam tersebut, Eva mengerjapkan matanya perlahan sebelum membukanya dengan lebar.
Haaahh. Padahal ia sedang bermimpi indah tadi. Semua kejadian buruk yang terjadi semenjak ia bertemu Allan, awalnya ia kira hanya mimpi. Namun, setelah matanya terbuka lebar, dirinya tau, hal itu bukanlah mimpi. Semuanya nyata. Benar benar nyata.
Kemudian, ia menatap langit langit kamar sambil merenungkan segalanya. Dulu, setelah jam beker berbunyi, dengan semangat ia menjalani hari harinya sebagai pemilik Diamond Cafe. Tapi sekarang, lihatlah. Dirinya tak lebih dari sekedar pengangguran. Ingatkan dia untuk berterimakasih kepada Allan f**king Bergin itu nanti.
Ting! Tong!
Aneh. Siapa yang memencet tombol apartement pagi pagi begini?? Jane?? Tidak mungkin. Jane sedang pergi keluar kota untuk meliput bersama timnya. Lalu siapa??
Ting! Tong! Ting! Tong!! Tiiiiinggg!! Tooooongg!!
Menyebalkan! Mengapa si pemencet tidak juga pergi??
Dengan kesal, Eva mengenakan sandal berbulunya, mencepol rambutnya asal.
"Wait a minutee!!" Teriaknya.
Ceklek!
"Ya ada ap—"
Di sana, di hadapannya saat ini, berdiri sesosok yang ingin ia hindari sejak dulu.
"Pa."
"Mau apa kau kesini??" Lanjut Eva menahan kesal.
"Bersiaplah menjalankan tugas pertamamu." Ucap Allan dengan wajah datar yang ingin Eva hancurkan itu.
Eva memutar kedua bola matanya malas sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Kau menganggu waktu istirahat ku, Tuan. Tidak bisakah lain kali??"
"Tidak. 15 menit, ku beri kau waktu untuk bersiap." Ucap Allan tegas dan membalikkan badannya hendak melangkah dari sana.
"Kau gilaa?!!! Bagaimana bisa aku bersiap dengan waktu sesingkat itu?!! Aku baru saja bangun tidur!!!"
Allan kembali membalikkan badannya menghadap Eva.
"15 menit atau kau...akan menerima hukuman."
Raut wajah Eva terlihat marah. Terlihat dari sebagian pipinya yang memerah.
"Terserah apa kata mu!! Aku tidak peduli! Pergi saja sendiri!!"
Ketika Eva hendak berjalan menjauh, sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangannya. Keduanya saling melemparkan tatapan membunuh, sedangkan wajah mereka hanya berjarak 10 cm.
Tiba tiba, Allan tersenyum miring.
"Kau ingin aku melakukannya dengan cara kasar atau halus?"
"Apa?!"
"Oke. Aku sudah tahu pilihanmu."
"Akh!"
Eva merasakan sakit di tengkuknya, dan perlahan matanya menutup. Sebelum matanya tertutup sempurna, Eva masih sempat melihat senyum miring Allan, serta merasakan badannya mulai melayang.
'Bajingan kau Allan!!' Umpat Eva dalam hati.
***
Sinar matahari yang menyengat membuat Eva berusaha membuka kedua matanya. Kasur empuk serta nyaman malah memperparah situasi. Matanya sedikit sulit untuk terbuka.
Saat sudah bisa melihat, ia merasakan tengkuknya nyeri. Seketika, semua kejadian beberapa saat lalu kembali terlintas di pikirannya, membuatnya tiba tiba merasa sangat kesal. Di tambah lagi, nyeri masih terasa pada tengkuknya.
Lelaki itu, perlu di beri peringatan. Tak lama setelah mengumpati pria itu dalam hati, wujud yang Eva umpat, muncul di balik pintu.
"Kau sudah bangun?? Kalau begitu, sarapanlah terlebuh dahulu." Ucap Allan sambil meletakkan nampan yang berisi sarapan pagi itu.
"Apa yang kau inginkan, Tuan pemaksa??" Ucap Eva sarkas.
Allan hanya menatapnya datar.
"Aku hanya meminta mu untuk bersiap mengikuti ku ke suatu tempat. Hanya itu saja, mengapa kau lelet sekali??" Jawab Allan sambil mendengus geli.
"Aku bukan boneka mu, Tuan. Jadi tolong, jangan perlakukan aku sesukamu. Aku tau hutang ku padamu begitu banyak. Tapi tidak seharusnya kau memperlakukan aku seperti itu bukan?? Dimana hati nurani mu??"
Allan memutar kedua bola matanya malas.
"Yaahh... itu terserah padamu. Jika kau tidak mau, bilang dari awal. Agar Jane bisa menggantikan—"
"Jangan macam macam!!" Potong Eva kemudian.
Allan mengangkat kedua bahunya acuh. Sedangkan Eva?? Gadis itu kemudian tersadar dan melihat sekeliling. Ini seperti....
Dengan gerakan tergesa gesa, ia membuka tirai jendela yang berada tepat di sebelah tempat tidurnya saat ini. Awan!!
Eva ternganga. Pria itu...positif gila!!
"Kita akan kemana??!! Kemana kau akan membawaku?!! Astaga!! Bahkan aku masih memakai piyama!! Kauu!!!!"
Allan tersenyum miring.
"Hah... kau benar benar lelet ternyata." Allan beranjak hendak keluar dari ruang tersebut.
Sebelumnya, ia berbalik menatap Eva datar.
"Bersiaplah. 5 jam lagi kita akan mendarat. Mandi dan ganti bajumu dengan baju yang sudah aku siapkan."
Eva memijat pangkal hidungbya pelan sambil menggembuskan nafasnya kasar.
'Aku bisa gila jika bersamanya.'
-PrincessEscape-
——————————————————
-You are the crazy guy I've ever meet-
——————————————————
I HOPE YOU LIKE IT!!
Thank you for always suport me!!
See you in next chapter!!
XoXo!
@deerouxx
@FranklinPrincess
Inst : @Qiqi_rz