Chereads / Princess Escape / Chapter 13 - Princess Escape - 12

Chapter 13 - Princess Escape - 12

Back in now...

"Oke, aku sudah masuk." Ucap Eva pada Allan melalui earphone kecil yang berada di telinganya.

"Tetap pada posisi, lihat sekeliling mu. Aku akan tetap berada di lantai atas."

Eva memandang ke lantai atas, berusaha mencari keberadaan Allan dengan gerakan yang tidak mencurigakan.

"Aku berada tepat di arah jam 9."

Eva otomatis langsung menoleh. Ia melihat keberadaan Allan disana dengan topeng hitam emas miliknya. Allan sengaja tidak menatap dirinya. Pria itu menyandar di tiang peyangga sambil minum wine.

"Oke. Jika ada gerakan mencurigakan, beritahu aku. Aku akan berusaha menuju ke barisan pejabat penting."

"Be carefull."

Eva dengan perlahan berjalan menuju kursi dan meja tamu khusus untuk para pejabat penting.

"Permisi, Miss. Maaf, di sana adalah kursi untuk tamu penting. Kalau boleh tahu, Anda siapa??"

Eva sedikit terkejut ketika salah satu pelayan lelaki menghampirinya sambil berusaha tersenyum ramah.

"Elora. Pakai nama itu."

Eva tersenyum manis.

"Aku Elora. Apakah kau bisa menunjukkan di mana tempat ku??"

Pelayan itu segera membungkuk.

"Maaf, Ms. Xavier. Saya tidak mengenali Anda! Tempat duduk Anda berada di antara tamu khusus, Miss. Mari saya antarkan."

Pelayan itu berjalan di depan, sementara Eva mengekor di belakangnya.

"Bagaimana kau bisa memakai nama itu?" Bisik Eva pada Allan. Beruntung suasana ricuh pesta saat itu membantunya untuk berkomunikasi tanpa menimbulkan kecurigaan orang lain.

"Aku sudah merencanakan segalanya. Sekedar informasi untukmu, Elora adalah anak dari Gwen Xavier dan Viola Xavier. Jika kau mengikuti berita dunia bisnis, kau pasti tau siapa mereka."

Eva mengangguk mengerti, walaupun dirinya tau, Allan tak akan melihat hal itu.

"Elora seharusnya datang mewakili Ayahnya ke pesta ini. Namun, ada hal penting yang membuatnya tidak bisa hadir."

Tepat setelah Allan selesai berbicara, pelayan itu mempersilahkan Eva duduk di kursi yang bertuliskan nama Elora. Eva segera duduk, sambil mengucapkan terimakasih sebelum pelayan itu pergi.

"Aku melihat Marello di barisan tamu khusus. Arah jam 4."

Eva segera melirik ke arah yang di tunjukkan Allan, sambil menyesap minuman yang sudah tersedia di meja.

"Jangan bilang kau juga menyamar menjadi salah satu dari seseorang yang diundang disini."

Allan yang berada di atas sana tersenyum miring.

"Well done, Miss. Kau belajar banyak hari ini."

Eva hanya mendengus geli.

"Pasti kau di balik semua ketidakhadiran mereka." Gumamnya.

"Absolutely....Fokus. Ada sekitar 10 bodygurad miliknya yang tersebar di sekitarmu."

"Sebutkan ciri cirinya."

"Tinggi badan anak buahnya rata rata 180 cm. Badannya terlihat kekar dan besar. Kau bisa melihat di leher mereka ada tato berbentuk bintang."

Eva terdiam memandai sekelilingnya.

"Bagaimana dengan posisi mu?"

"Ada sekitar 5 orang di atas sini."

Eva memutar kedua bola matanya kesal.

"Yang benar saja! Kau menaruh seorang wanita dalam bahaya dude! Pria macam apa kau??"

"Bisa jadi akan lebih banyak lagi. Tetap waspada. Aku yakin ia menambahkan beberapa lagi diluar."

Eva terdiam. Ia tetap memperhatikan Marello yang sedang tertawa bersama teman teman sebayanya.

"What's next?"

"Pancing Marello menuju ke ballroom belakang."

Eva melirik sekelilingnya. 1...2...3...4...5. Ia sudah menemukan lima posisi anak buah milik Marello. 3 lainnya ia temukan di sudut sudut ruangan. Salah satunya berada di stan makanan. Ia yakin yang 2 lainnya berpatroli di sekitarnya.

"Adakah hubungan antara Xavier dengan Degrand?"

"Tentu saja ada. Mereka teman bisnis. Baru baru ini mereka menjalin kerja sama."

Eva mengerutkan keningnya.

"Apa dia meretas sistem perusahaan mu??"

"You right, girl. Di balik senyumnya yang manis itu, perlahan lahan ia ingin meruntuhkan perusahaan ku."

"Baiklah. Perhatikan aku."

Eva perlahan maju menuju Marello.

"Permisi. Sir Marello??"

Seketika kelompok orang yang berbincang dengan Marello tadi terdiam dan menatap Eva bertanya tanya.

"Ya? Kalau boleh tahu, siapa Anda??" Ucap pria paruh baya yang tak lain Marello itu.

Eva tersenyum manis.

"Saya Elora Xavier, Sir. Saya yang menggantikan Ayah saya untuk datang kesini."

"Tentu saja, Darling. Senang berkenalan denganmu." Ujar Marello tersenyum ramah. Walaupun matanya tidak menyiratkan hal demikian.

"Ada hal yang ingin aku sampaikan terkait perusahaan, Sir."

"Sure. Katakan."

Eva berusaha menampilkan gerakan tidak nyaman.

"Jika boleh, hanya kita berdua saja, Sir. Ini sedikit privasi." Ucap Eva menampilkan raut tak enak pada seluruh teman bicara pria itu.

"Baiklah. Dimana?"

"Mari ikut saya, Sir."

Eva berjalan terlebih dahulu, sedang kan Marello pamit pada temannya, sebelum mengikuti Eva.

"Bagus. Arahkan ia sampai menuju air mancur. Hati hati. Seluruh bodyguard yang ada di lantai bawah diam diam mengikutimu."

'Sialan!'

Eva berusaha memasang wajah tenang. Ia kemudian mempersilahkan Marello duduk di bangku taman, tepat di hadapan air mancur. Ballroom belakang hanya menyalakan lampu remang remang, sebagai pertanda jika ruang tersebut tidak di gunakan untuk pesta. Sebaliknya, lorong lorong yang berada di kiri dan kanannya terlihat lebih gelap lagi.

Eva menyadari bodyguard bodyguard tersebut bersembunyi di balik kegelapan itu.

"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"

Eva menatap Marello.

"Tentang kerja sama yang Ayah lakukan kemarin. Ayah memintaku agar pertemuan kita di majukan."

Marello menaruh wajah curiga.

"Di majukan?? Tapi Gwen tidak mengabari aku tentang hal itu."

"Tahan. Aku berada di belakangmu. Di lantai atas. Sebentar lagi, bantuan akan datang."

"Um... maaf sebelumnya, Sir. Alasan pertemuan ini di majukan sebenarnya karena aku sendiri yang memutuskan. Ayah memintaku untuk menghadiri pertemuan itu, tetapi untuk jadwal yang telah Ayah tentukan, aku tak bisa memenuhinya. Aku ada pekerjaan lain di waktu itu."

"Tunggu aba abaku."

"Benarkah?? Elora...bukankah kau seorang model? Dan yang kutahu, kau memiliki jadwal pemotretran di Barcelona saat ini." Terang Marello tersenyum sinis.

"3....2...."

Eva tersenyum sinis.

"Tentu saja. Kau sangat pintar Tuan Degrand."

Marello tersenyum sinis.

"Apa kau ingin mati di tanganku, gadis manis??"

"Sekarang."

Eva tersenyum.

"Sayang sekali, belum saatnya aku mati, Tuan Marello."

DOR!! DOR!! DOR!!

-PrincessEscape-

——————————————————

-I'm strong than you think-

——————————————————

I HOPE YOU LIKE IT!!

Thank you for always suport me!!

See you in next chapter!!

XoXo!

@deerouxx

@FranklinPrincess

Inst : @Qiqi_rz