Sejak kejadian di kantin , sekolah dihebohkan dengan muka asli Fay yang begitu memukau. Banyak siswi yang membicarakan Faysa karena ketampanan nya .
"Gilaaa ternyata asli lo begini Fay?" Pekik Cloe masih tak percaya.
"Pantes aja degem gue sukanya elooo," sambungnya sambil berteriak.
"Berisik banget sih lo."
"Apasih... terserah gue dong"
"Kenapa?" Batin seseorang seraya melihat kembali wajah Fay dengan teliti.
"Kenapa jadi berbeda?? Apa dia orang yang sama atau ??"
"Heh.. lo kenapa ngelamun sih??" Tanya rio pada morgan karena sedari tadi diam saja.
"Ga, gak papa."
"Cabut !" Perintah Fay.
"Kemana woyyy?? Tungguin gue elahhh... " teriak Cloe karena ia tadi sedang membenarkan tali sepatunya
Mereka berempat pergi ke rooftop sekolah. Di sana tersedia sofa yang sudah lama tak terpakai. Maka dari itu , mereka menjadikannya tempat untuk kumpul.
"Gue mau bikin markas disini."
"Setuju."
"Oke!"
"...."
"Elo, Fay??"
"Hm."
"Astsggbdbdjdj... kesel gue lama lama ngomong sama ni anak."
"Iya."
"Iya apa onta arab??" Kesal Cloe merasa habis kesabaran nya menghadapi sikap Faysa.
Karena hanya Cloe diantara mereka yang selalu melawan Fay karena sikap dinginnya , kalau Morgan dan Rio hanya sekedar terima saja. Beda dengan Cloe yang selalu ingin jawaban pasti.
"Setuju."
"Nah gitu dong lo, yang jelas kalo ngomong. Lo kira kita kamus berjalan yang selalu ngerti ucapan lo."
"Makin berisik lo!"
"Udah udah... sabar Cloe, kaya yang gatau Fay aja."
"Hm"
"Eh Fay , lo kenapa masih pake tu hoodie?"
"Mau aja."
"Padahal muka lo cakep , gue kira lo jerawatan atau muka lo kurang ganteng sampe ditutup hoodie terus karena malu."
"Gue ganteng."
"Anjirrrrr dia udah bisa sombong." Pekik Rio tak kalah hebohnya saat mendengar pernyataan Faysa.
Mungkin Rio terkejut karena biasanya fay hanya bicara seperlunya. Tapi ini? Memuji diri sendiri? Itu adalah ke ajaiban.
"Gue mah udah pernah denger sebelumnya."
"Asli lo? Kapan?"
"Waktu kemarin di kantin."
"Sialan , lo bener bener ya Fay dingin dingin menghanyutkan."
"Hm"
"Aanjjiirrrrrr...." Pekik Rio dan Cloe bersamaan merasa kesal dengan jawaban Faysa.
"Jadi kenapa masih pake hoodie?"
"Setiap hoodie yang gue pake , itu pemberian kakak gue , gue selalu rindu karena dia di USA. Makanya gue selalu pake hoodie."
"Berapa kata yo?"
"21 kata!!!! Peningkatan Cloe."
"Elo berdua ya lagi serius juga." Ucap Morgan yang tak habis pikir melihat tingkah laku para sahabatnya.
"Iya iya."
"Terus??"
"Apa?"
"Terusin ceritanya."
"Ohh"
"Jangan tahan gue jangan tahan gue, pengen gue sumpel tu mulutnya pake kaos kaki gue."
"Siapa yang nahan lu coba?"
"Oh ga ada ya?" Hihihi sarap Cloe.
"Hmm, hoodie itu juga gue gunain untuk penyamaran agar identitas gue gak ketauan."
"Maksudnya?"
"Kalian udah tau siapa gue sebenarnya kan?"
Mereka semua mengangguk mengiyakan.
"Karena sebenarnya itu rahasia keluarga kami. Tidak boleh ada yang tau identitas kami."
"Ohh gitu, terus kenapa lo bisa jujur ke kita kita masalah identitas lo?"
"Gue coba untuk percaya pada TEMAN, Karena selama ini gue sendiri."
"Tenang Fay , kita akan selalu bersama. " Moragan pun memeluk Faysa dengan erat.
A
Di ikuti rio dan juga Cloe , mereka saling berpelukan.
Setelahnya mereka turun ke bawah , ternyata proses belajar masih berlangsung.
Saat para most wanted berjalan melalui koridor , tiba-tiba....
"Heyyyyy kalian ber empat, bukannya masuk kelas malah keluyuran, kalian mau jadi anak bangsa yang kurang pendidikan ? Kelas mana kalian? Pelajaran apa sekarang kalian? Mau saya hukum hah?"
"Udah, Bu?" Tanya Cloe.
"Kamu lagi, malah bertanya bukannya menjawab. Saya hukum kalian lari lapangan upacara 25 kali."
"Eh buset."
"Serius, Bu?" Tanya rio karena takut salah bicara lagi.
"Mau saya tambah jadi 50?"
"Engga bu engga, makasih."
"Cepat ke lapangan."
Mereka ber-empat pun mulai berlari memutari lapangan. Ternyata bel istirahat ke 2 berbunyi, tapi para most wanted tetap bertanggung jawab pada hukuman mereka.
Aaahhhh gantengnya
Cool banget mereka itu
Amazing boys
Elaina baru saja keluar dari kelas nya bersama dengan Gabby.
"Ehh ada apaan sih?"
"Ohh itu tuh bukannya pacar kamu ya El? Kak Faysa lagi di hukum sama teman-temannya. "
"Apaa????"
Elaina langsung berlari ke kantin membeli empat minuman untuk mereka, setelahnya Elaina mendekati mereka semua.
"Kakak... kenapa bisa dihukum sih?" Tanya Elaina sambil menyodorkan minumnya pada Fay.
"Tadi kakak bolos pelajaran," Ucapnya yang di akhiri cengiran khas sang kakak dengan dua lesung pipi nya.
"Aku khawatir." Elaina menghambur ke pelukan Fay.
"Tenang aja, kakak gapapa kok, lepas dulu ya, kakak gerah sayang."
"Kenapa ga di buka aja kak?"
"Hmm iya."
Faysa pun membuka hoodie nya dan di berikan pada sang adik.
Para perempuan yang melihat langsung wajah Faysa langsung di potret dan dijadikan trending topic di group sekolah.
Banyak pula yang iri kepada Elaina karena bisa dekat dengan mereka bahkan memiliki salah satu di antara mereka.
GEMPAR satu kata untuk mengartikan situasi sekolah saat ini.
"Gue akan rebut dia dari lo." Batin seseorang yang melihat kejadian itu.
Siapakah dia???
Siapa??